pernafasan yang tersusun atas tulang keras dan tulang rawan, yang berfungsi untuk melindungi organ
– organ yang berada dalam rongga thorax yang berfungsi dalam sistim pernafasan, seperti paru - paru, jantung, treachea, bronchus dan
organ – organ lainnya. Setiap organ dalam thorax, baik itu tulang, muculus, dan
jaringan lunak memiliki kerapatan jaringan yang berbeda – beda. Sehingga dalam
citra CT Scan thorax ditunjukkan dalam rentang warna hitam dan putih, tergantung pada daya serap dan daya atenuasi dari tiap organ thorax. Beberapa
penelitiaan sebelumnya tentang windowing pada CT Thorax yaitu menurut Paul Batler dkk, 2007, bahwa untuk bone window, window width yang digunakan
adalah 1500 dan window level 500 dan penelitian yang lain menyatakan bahwa untuk lung window dengan hasil lung window yang optimal pada nilai window
level -450, pada citra anatomis dari CT Scan thorax. Dalam penelitian ini akan dikaji tentang pengaruh Window Level dan window Width Pada Lung Window dan
Mediastinum Window terhadap kualitas citra CT-Scan Thorax.
1.2. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Bagaimana pengaruh window level dan window width pada Lung Window Dan Mediastinum Window terhadap kualitas citra CT-Scan thorax.
2. Apakah ada perbedaan citra anatomis dengan perubahan window level dan
pada mediastinum window thorax?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui pengaruh window level dan window width terhadap kualitas citra CT-Scan thorax.
2. Untuk memperoleh kualitas citra CT-Scan thorax yang optimal sehingga
diagnosa lebih akurat dengan mengetahui nilai-nilai window level dan window width yang tepat.
1.4. Batasan Masalah
Banyaknya fungsi maupun kegunaan pesawat CT-SCAN dalam hal mendiagnosa jenis pemeriksaan, penulis membatasi masalah dalam penulisan
judul skripsi ini yaitu : hanya pada pengaruh Window Level dan Window Width terhadap kualitas citra CT-Scan thorax.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah : 1.
Sebagai acuan pengaturan window level dan window width pada CT-Scan Thorax sehingga menghasilkan diagnosa yang lebih akurat.
2. Menambah pemahaman tentang pentingnya pengaturan nilai- nilai window
level dan window width terhadap kualitas citra CT-Scan thorax.
5 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 CT SCANNER
Computer Tomography CT Scanner merupakan alat diagnostik dengan teknik radiografi yang menghasilkan gambar potongan tubuh secara melintang
berdasarkan penyerapan sinar-x pada irisan tubuh yang ditampilkan pada layar monitor. CT-Scan merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi
yang universal untuk pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti sususan saraf pusat, otot dan tulang, tenggorokan, hingga rongga perut. Pada tahun 1972,
Godfrey N. Hounsfield dan J. Ambrose yang bekerja di Central Research Lab of EMI, di Inggris menghasilkan Gambar klinis pertama dengan CT-Scan
Computed Tomography Scan. Dan merupakan tanda awal perkembangan diagnostic imajing. Dua tahun kemudian, enam puluh unit CT terpasang, yang
digunakan hanya terbatas pada pemeriksaan CT kepala saja, namun pada tahun 1975 digunakan untuk CT-Scan seluruh tubuh atau Whole Body scanner untuk
pertama kalinya, sehingga tahun 1979, Hounsfield dan Cormack dianugerahi hadiah nobel. Sepuluh tahun kemudian, W.A. Kalender dan P. Vock melakukan
pemeriksaan klinis pertama dengan menggunakan Spiral CT. Dan pada tahun 1998 awal Multi Slice CT MSCT dengan 4 slice diperkenalkan. Pada tahun
2000 dikembangkan PETCT system, kemudian di tahun 2001 telah dikembangkan CT Scan 16 slice. Pada tahun 2004 dikembangkan teknik CT Scan
64 slice untuk aplikasi klinik, seperti pemeriksaan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu kelainan, yaitu : Gambaran lesi dari tumor,
hematoma dan abses, Perubahan vaskuler: malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark, Braincontusion, Brainatrofi, Hydrocephalus, dan
Inflamasi.
2.2 Dasar-dasar Dan Komponen Computed Tomography CT Scan.