yang signifikan antara peran petugas kesehatan dengan pemberain MP-ASI yaitu nilai p 0,011 p 0,05.
4.15. Hubungan Sosial Budaya Responden dengan Pemberian MP-ASI
Hasil analisis bivariat setelah dilakukan tabulasi silang dan uji statistic chi- square dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.15 Tabulasi Silang Sosial Budaya Responden dengan Pemberian MP- ASI
Pemberian MP-ASI Tidak Baik
Baik Jumlah
Sosial Budaya
N N N P sig.
Baik 31 95,7
6 4,3
37 100
Tidak Baik 116 49,8 117 50,8 233 100
14,880 0,000
Berdasarkan tabel 4.15 di atas, di ketahui untuk kategori sosial budaya dari 37 ibu pada kategori baik diketahui sebanyak 31 ibu 95,7 dengan kategori “tidak
baik” pada pemberian MP-ASI, selebihnya 6 ibu 4,3 dengan kategori “baik” pada pemberian MP-ASI. Hasil analisis bivariat chi-square test bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara sosial budaya dengan pemberian MP-ASI yaitu nilai p 0,000 p 0,05.
Universitas Sumatera Utara
4.16. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Pemberian MP-ASI
Analisis multivariat dilakukan untuk menentukan variabel independen yang paling berpengaruh baik faktor internal maupun eksternal terhadap pemberian MP-
ASI pada anak usia 0-6 bulan di Kota Langsa. Dalam uji ini semua variabel yang berhubungan signifikan pada uji bivariat
α = 5 0,05 akan dimasukkan secara bersama-sama ke dalam uji multivariat. Uji yang digunakan dalam analisis
multivariat ini adalah Uji Regresi Logistik. Namun sebelum uji multivariat dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pemilihan variabel yang memenuhi syarat untuk
dimasukkan ke dalam uji multivariat. Uji yang dilakukan untuk memilih variabel ini adalah uji bivariat dengan menggunakan Uji Regresi Logistik.
Dalam penelitian ini terdapat enam variabel independen yaitu pengetahuan, sikap, motivasi, dukungan keluarga, peran petugas kesehatan dan sosial budaya.
Variabel dependen dalam peneitian ini adalah pemberian MP-ASI. Variabel yang terpilihmemenuhi syarat untuk dimasukkan ke dalam uji multivariat, ditentukan dari
hasil analisis uji bivariat dimana bila hasil analisis bivariat didapat nilai p value 0,25 maka variabel tersebut akan dimasukkan ke dalam uji multivariat dan sebaliknya
bila nilai p value 0,25 maka variabel itu tidak dimasukkan atau dikeluarkan dari uji multivariat. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
4.16 dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal dalam Pemberian MP-ASI No. Variabel
B P-Value
Konstanta 1,810
0,23 1 Pengetahuan
-0,873 0,002
2 Motivasi -0,830
0,008 3
Dukungan Keluarga 0,942
0,007 4
Peran Petugas Kesehatan -1,480
0,032 5 Sosial
Budaya -1,217
0,013
Dari hasil analisis multivariat pada tabel 4.16. di atas diketahui bahwa 5 variabel yang menunjukkan pengaruh terhadap pemberian MP-ASI. Variabel tersebut
yaitu pengetahuan p0,002 0,05, motivasi p0,008 0,05, dukungan keluarga p0,007 0,05, peran petugas kesehatan p0,032 0,05, dan sosial budaya p0,013
0,05. Sedangkan dari kelima variabel tersebut yang menjadi variabel yang paling dominan yaitu dukungan keluarga dengan nilai
β 0,942. Berdasarkan tabel 4.16. dapat di peroleh model regresi logistik adalah sebagai
berikut : 1+e 1,810 - 0,873 Pengetahuan - 0,830 Motivasi + 0,942 Dukungan
Keluarga - 1,480 Petugas Kesehatan – 1,217 Sosial Budaya 1
F z = Ket :
F z = Variabel Dependen pemberian Makanan Pendamping ASI α
= Konstanta regresi Logistik β
1
- β
2
= Koefisien regresi logistik variabel penelitian
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Faktor Internal
5.1.1. Pengaruh Pengetahuan Ibu terhadap Pemberian MP-ASI
Pengetahuan merupakan hasil tahu terhadap sesuatu. Dari hasil penelitian diketahui pengetahuan responden terhadap pemberian MP-ASI mayoritas adalah baik.
Hasil analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa pengetahuan ibu berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI
dengan p= 0,002, artinya pengetahuan ibu yang baik akan mendorong ibu untuk memberikan ASI Eksklusif sampai anak berusia 6 bulan.
Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Loanita di Kabupaten Tangerang 2002 dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemberian MP-ASI. Notoatmodjo 2003 menjelaskan, dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama dari pada yang tidak didasari oleh pengetahuan. Rogers 1974 menguraikan, seseorang yang
berperilaku baru melalui tahapan-tahapan kesadaran, tertarik, menilai, mencoba, dan mengadopsi perilaku tersebut sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah proses pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting
untuk terbentuknya perilaku tindakan individu atau masyarakat. Pengetahuan itu
Universitas Sumatera Utara