mendidik kebiasaan yang baik tentang makanan dan memperkenalkan bermacam- macam bahan makanan yang sesuai dengan keadaan fisiologis bayi Husaini, 2001.
Pemberian makanan tambahan merupakan suatu proses pendidikan. Bayi diajar mengunyah dan menelan makanan padat, makanan tidak diberi pada saat
kepandaian mengunyah sedang muncul, pengenalan pemberian makanan lebih mudah sebelum gigi keluar, gusi bayi bengkak dan sakit maka akan sulit memberikan
makanan tambahan Suhardjo, 1999. Indikator bahwa bayi siap untuk menerima makanan padat, kemampuan bayi
untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa disangga, menghilangnya refleks menjulurkan lidah, bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan
dengan cara membuka mulut, lalu memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk menunjukkan rasa lapar, dan menarik tubuh ke belakang atau membuang muka untuk
menunjukkan ketidak tertarikan pada makanan Ariani, 2008.
2.2. Pola Konsumsi Makanan Pada Bayi
Tahun pertama, khususnya enam bulan pertama, adalah masa yang sangat kritis dalam kehidupan bayi, pertumbuhan fisik yang berlangsung dengan cepat,
tetapi juga pembentukan psikomotor dan akulturasi terjadi dengan cepat. ASI harus merupakan makanan utama pada masa ini. Biasanya makanan tambahan terhadap
bayi diperlukan pada semester kedua untuk mempertahankan pertumbuhan anak pada kecepatan yang sama, umumnya ini berarti antara umur empat sampai enam bulan.
Universitas Sumatera Utara
Memperkenalkan makanan tambahan pada umur empat sampai enam bulan ini
disebabkan karena alasan psikologis dan psikososial.
ASI harus merupakan makanan satu-satunya eksklusif untuk bulan-bulan pertama kehidupan bayi. Makanan tambahan pertama diberikan adalah terutama
untuk memberikan tambahan energi serta untuk memulai proses pendidikan dan akulturasi, kebutuhan makanan tambahan yang meningkatkan agar campuran ASI dan
makanan tersebut dapat memberikan energi dan protein yang diperlukan anak. Pada suatu saat makanan tambahan secara keseluruhan menggantikan peran ASI, dalam hal
ini berarti si bayi disapih atau tidak menyusui lagi pada ibunya sebaiknya hal ini dilakukan bila bayi telah berumur dua tahun.
Selama proses penyapihan tersebut, makanan tambahan yang diberikan harus mengandung nilai kalori dan kadar protein yang cukup tinggi serta mengandung
vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh bayi. Pada masa kini makanan tambahan untuk bayi tersebut banyak diproduksi oleh industri dan mudah diperoleh di
pasaran. Masaalah ekonomi untuk memperoleh produk tersebut, makanan orang dewasa yang terdiri dari serealia, umbi-umbian dan kacang-kacangan serta sayuran
dan buah-buahan dapat diformulasikan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan bayi akan zat-zat gizi.
2.3. Prasyarat Pemberian Makanan Pendamping ASI
Pemberian makanan pendamping ASI MP-ASI akan berkontribusi pada perkembangan optimal seorang anak bila dilakukan secara tepat. Sebagai panduan
Universitas Sumatera Utara
pemberian MP-ASI Organisasi Kesehatan Dunia WHO mensyaratkan empat hal berikut diantaranya: a saat yang tepat pemberian makanan pada bayi merupakan
upaya pengenalan bertahap, mulai dari makanan murni cair ASI, makanan lunak bubur susu, kemudian makanan lembek tim saring, makanan agak kasar, hingga
makanan padat makanan orang dewasa pada usia diatas 12 bulan. Pemberian yang terlalu dini akan mengganggu penyerapan zat gizi, sebaliknya, pengenalan yang
terlambat akan meningkatkan resiko kesulitan makan pada anak di fase berikutnya. Informasi mengenai waktu pengenalan makanan yang dianjurkan biasanya diperoleh
tidak hanya dari tenaga kesehatan, tetapi juga internet, majalah dan buku mengenai pemberian makan pada anak, serta informasi yang tercantum pada KMS, b adekuat
mencukupi. Makanan yang diberikan harus mengandung kalori, protein, dan mikronutrien zat besi, vitamin A, dan lain-lain yang cukup. Secara sederhana, ini
berarti memberikan makanan yang tidak hanya sekedar menyenangkan anak, tetapi secara seimbang juga memberikan kecukupan zat gizi lain untuk pertumbuhan dan
perkembangannya misalnya pemberian nasi dan kerupuk saja, walaupun secara kalori tidak kekurangan dan tidak akan membuat seseorang lapar, namun nilai gizinya perlu
dipertanyakan karena asupan protein dan mikronutrien terabaikan, c bersih dan aman. Pemilihan bahan makanan maupun cara pengolahannya penting untuk
menjamin nutrisi yang baik bagi anak.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Faktor yang Memengaruhi Pemberian MP-ASI