tidak hanya pada para ibu yang mempunyai bayi, tetapi juga keluarga dan komunitas. Dengan demikian cita-cita untuk melahirkan generasi yang berkualitas melalui
penanganan pemberian MP-ASI yang baik dapat diwujudkan.
5.2.2. Pengaruh Peran petugas Kesehatan terhadap Pemberian MP-ASI
Petugas kesehatan adalah mitra masyarakat khususnya ibu dalam mengenalkan dan menguatkan ibu untuk melakukan tindakan yang aman dan sehat
untuk dirinya dan keluarganya, terutama anaknya. Petugas kesehatan menjadi sumber informasi bagi ibu-ibu yang memiliki bayi usia kurang dari 6 bulan tentang dampak
pemberian makanan tambahan pada bayi usia kurang dari 6 bulan. Perilaku tenaga kesehatan biasanya ditiru masyarakat dalam mempraktikkan perilaku hidup sehat.
Promosi pemberian makanan bayi yang optimal dalam setiap tahap tumbuh kembangnya sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan ibu dalam menyusui
bayinya. Selain itu menggalakkan kembali Rumah Sakit Sayang Bayi the Baby Friendly Hospital InitiativeBFHI diinisiasi oleh WHO dan UNICEF saat ini
sangatlah tepat. Pada Rumah Sakit Sayang Bayi, ibu dan bayi menjalani rawat gabung dimana ibu dan bayi berada dalam satu ruangan sehingga bayi mudah untuk
disusui ibunya. Hasil analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi
logistik menunjukkan bahwa peran petugas kesehatan berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI dengan p = 0,032.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Siregar 2008 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara petugas kesehatan dengan
pemberian makanan tambahan pada bayi usia kurang dari 6 bulan. Berdasarkan tabel 4.7. diketahui bahwa lebih dari 50 ibu menanggapi bahwa
peran petugas kesehatan disini baik, sebagian ibu beranggapan petugas tiada henti- hentinya telah melakukan berbagai upaya preventif terhadap pemberian makanan
tambahan baik mulai dari mengkampanyekan sampai dengan melakukan kunjungan kerumah-rumah ibu yang baru melahirkan guna menginformasikan mengenai ASI.
5.2.3. Pengaruh Sosial Budaya terhadap Pemberian MP-ASI
Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Hasil analisis
multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa sosial budaya berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI dengan p = 0,013.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat Arifin 2008 yang menyatakan bahwa perubahan sosial budaya mempengaruhi pemberian MP-ASI kurang dari 6 bulan
diantaranya pengaruh ibu-ibu bekerjakesibukan sosial lainnya, meniru temantetangga yang memberikan susu botol dan merasa ketinggalan zaman jika
menyusui bayinya. Budaya modern dan perilaku masyarakat yang meniru negara barat mendesak para ibu untuk segera menyapih anaknya dan memilih air susu buatan
sebagai jalan keluarnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Sikap ibu tidak berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI pada anak usia 0-6 bulan.
2. Pengetahuan, motivasi, dukungan keluarga, peran petugas kesehatan dan
sosial budaya ibu berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI pada anak usia 0- 6 bulan.
6.2. Saran
Beberapa hal yang perlu disarankan sesuai dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan sosialisasi ASI eksklusif kepada ibu, keluarga dan masyarakat.
2. Diharapkan dukungan anggota keluarga terutama suami dapat berperan aktif
dalam keberhasilan pemberian ASI secara eksklusif. 3.
Melakukan pendataan, pemantauan, pengawasan serta kerja sama petugas kesehatan dengan kader, tokoh masyarakat, lintas sektor dan lintas program
terhadap pencapaian target cakupan ASI eksklusif.
Universitas Sumatera Utara