LATAR BELAKANG KESIMPULAN DAN SARAN 41

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Komposit adalah suatu sistem bahan meterial yang tersusun dari campuran atau kombinasi dari dua atau lebih konstituen makro yang berbeda dalam bentuk atau komposisi bahan dan tidak larut satu dengan yang lainnya Rowell, 1997. Unsur penyusun suatu bahan komposit terdiri dari matriks dan penguat reinforcement. Bagian dominan yang mengisi komposit disebut dengan matriks sedangkan bagian yang tidak dominan disebut dangan penguat Humaidi, 1998. Dewasa ini komposit kayu plastik Wood-Plastic Composite adalah salah satu sektor yang paling dinamis dari industri plastik. Material ini terdiri dari campuran serat kayu atau sejenisnya dengan polimer yang bersifat termoplastik seperti polietilena PE, polipropilena PP dan sebagainya. Polimer termoplastik akan lunak bila dipanaskan dan akan mengeras setelah dingin. Sifat-sifat ini memungkinkan material lain seperti partikel kayu atau sejenisnya dapat bercampur dengan plastik jenis ini membentuk suatu material komposit. Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data dari BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan sisa olahan plastikpun tidak terelakkan. Menurut Hartono 1998 empat jenis sampah plastik yang populer dan banyak di produksi yaitu polietilena PE, polietilena kerapatan tinggi High Density Polyethylene selanjutnya disingkat HDPE , polipropilena PP, dan asoi. HDPE termasuk salah satu jenis bahan yang memiliki sifat padat, keras, kuat dan kedap Universitas Sumatera Utara 2 air, yang sukar terdegradasi secara alamiah, sehingga merupakan penyebab pencemaran lingkungan yang potensial. Pemanfaatan sampah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan sisa olahan plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali reuse maupun daur ulang recycle. Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis sisa olahan plastik 80 dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitasnya Syafitrie, 2001. Disamping itu, bahan baku pembuatan papan partikel yang selama ini adalah serat kayu hutan yang semakin hari semakin sulit didapatkan akibat daya dukung hutan kita yang semakin sedikit. Beranjak dari kondisi tersebut, telah banyak upaya meningkatkan penggunaan bahan berlignoselulosa non kayu, dan pengembangan produk-produk inovatif sebagai bahan baku furniture pengganti kayu. Salah satu bahan lignoselulosa yang tersedia melimpah yang merupakan sisa olahan pabrik kelapa sawit adalah tandan kosong kelapa sawit TKKS. Untuk daerah Sumatera Utara, produksi tandan buah segar TBS kelapa sawit mencapai 780.678,80 ton dari areal lahan perkebunan seluas 68.845,87 Ha. Disbun - Propinsi Sumatera Utara, 2004. Sementara itu, dari berbagai jenis sisa olahan pabrik kelapa sawit, TKKS merupakan sisa olahan terbesar yaitu sekitar 23 dari tandan buah segar Witjaksana, 2006. Dari data diatas dapat diperkirakan untuk daerah Sumatera Utara Saja, produksi sisa olahan TKKS untuk tahun 2004 mencapai 179.556,12 ton. Semakin luas perkebunan kelapa sawit akan diikuti dengan peningkatan produksi dan jumlah sisa olahan kelapa sawit. Jumlah ini merupakan bahan baku yang sangat potensial untuk pembuatan papan partikel komposit. Pemakaian papan partikel komposit terutama untuk perabotan rumah furniture yang banyak digunakan masyarakat kita seperti produk Olympic, Ligna dan yang lainya, pada umumnya merupakan papan partikel dari serat kayu dan sejenisnya dengan perekat yang larut dalam air, sehingga untuk masyarakat yang tinggal didaerah pesisir, daerah Universitas Sumatera Utara 3 yang rawan banjir atau di daerah dengan kelembaban yang tinggi, produk tersebut mudah rusak kerena daya resap air yang tinggi. Pembuatan papan partikel komposit dengan menggunakan matriks dari plastik yang telah didaur ulang, selain dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan kayu kerana dapat digantikan serat lain, juga dapat mengurangi pembebanan lingkungan terhadap sisa olahan plastik disamping menghasilkan produk inovatif sebagai bahan perabot pengganti kayu. Keunggulan produk ini antara lain : biaya produksi lebih murah, bahan bakunya melimpah, fleksibel dalam proses pembuatannya, kerapatannya rendah, lebih bersifat biodegradable dibanding plastik, memiliki sifat-sifat yang lebih baik dibandingkan bahan baku asalnya, dapat diaplikasikan untuk berbagai keperluan, serta bersifat dapat didaur ulang Febrianto, 1999. Papan partikel komposit yang terbuat dari bahan kayu serat dan plastik terutama digunakan pada pemakaian luar ruangan out door seperti kursi taman, dek geladak kapal dan juga dapat digunakan pada pemakaian dalam ruangan in door seperti produk mebel lemari, meja, kursi. Keuntungan dari komposit kayu plastik dibanding dengan kayu alam adalah konsisten dan bentuknya seragam, tidak lapuk dan tidak dimakan serangga, tidak menyerap air dan tidak memerlukan pengecatan secara periodik Wichsler A., dkk, 2007. Dari semua persoalan diatas maka dicari suatu alternatif pembuatan papan partikel komposit kayu plastik yang memiliki kekuatan mekanik baik, tidak menyerap air, bahan baku berlimpah dan mudah didapatkan, tidak mahal serta ramah lingkungan. Pemilihan serat TKKS karena dibanding filler anorganik yang biasa CaCO 3 harganya lebih murah, tidak menggunakan perekat. Hanya saja yang menjadi persoalan, percampuran HDPE hasil daur ulang dengan serat TKKS memiliki daya adhesi yang lemah, disebabkan karena serat TKKS tidak bercampur baik dengan HDPE hasil daur ulang, karena sifatnya yang bertolak belakang dimana, serat TKKS bersifat hidrofilik menyarap air sedangkan HDPE bersifat hidrofobik menolak air. Sehingga untuk meningkatkan daya adhesinya diperlukan suatu zat aditif tambahan yang berfungsi sebagai compatibilizer, Universitas Sumatera Utara 4 dalam hal ini dapat digunakan bahan seperti maleat anhidrida – HDPE dan benzoil peroksida.

1.2 PERUMUSAN MASALAH