klasifikasi epilepsi berdasarkan jenis bangkitan tipe serangan epilepsi:
Tabel 2.2.1. : Klasifikasi Epilepsi Tipe Epilepsi
Pembahagian
Serangan parsial a. Serangan parsial sederhana kesadaran baik
- Dengan gejala motorik - Dengan gejala sensorik
- Dengan gejala otonom - Dengan gejala psikis
b. Serangan parsial kompleks kesadaran terganggu - Serangan parsial sederhana diikuti
dengan gangguan kesadaran - Gangguan kesadaran saat awal serangan
c. Serangan parsial dengan kejang umum - Parsial sederhana menjadi tonik-klonik
- Parsial kompleks menjadi tonik-klonik - Parsial sederhana menjadi parsial tonik-
klonik Serangan umum
a. Absens Lena b.Mioklonik
c. Klonik d.Tonik
e. Atonik Astatik f. Tonik-klonik
Serangan yang tidak terklasifikasi
-
2.3. Kejang
Universitas Sumatera Utara
Kejang adalah kejadian paroxysmal atau sawan yang disebabkan oleh pelepasan yang abnormal, berlebihan dan hypersynchronous oleh agregasi neuron
pada sistem syaraf pusat. Kejang atau perkataan Seizure dalam Bahasa Ingris datangnya dari bahasa latin Sacire yang bermaksud dikuasai atau possessed
Harrison, 2008. Menentukan tipe kejang yang telah terjadi pada pasien yang mengalami epilepsi adalah penting supaya dapat membantu diagnosa jenis epilepsi,
mencari etiologi, untuk menentukan intervensi dan penatalaksanaan yang perlu dilakukan dan memberikan informasi yang penting sehubungan dengan prognosis.
Pada 1981, International League against Epilepsy ILAE telah mempublikasi klasifikasi untuk kejang yang telah dimodifikasi daripada International
Classification of Epileptic Seizures. Sistem ini adalah berdasarkan ciri-ciri klinis kejang yang dialami oleh pasien dan gambaran EEG.
Universitas Sumatera Utara
Klasifikasi kejang menurut International League against Epilepsy ILAE, Harrison, 2008:
Tabel 2.3. : Klasifikasi kejang Tipe kejang
1. Kejang parsial • Kejang parsial sederhana
• Kejang parsial kompleks • Kejang parsial dengan kejang umum
sekunder
2. Kejang primer umum • Absens petit mal
• Tonik-klonik • Tonik
• Atonik • Myoklonik
3. Kejang yang tidak terklasifikasi
• Kejang neonatus • Spasme infantil
Universitas Sumatera Utara
Kejang parsial Kejang parsial berlaku pada sebahagian kecil otak. Jika seseorang itu sadar
sewaktu kejang itu terjadi maka, manifestasi klinisnya adalah sederhana dan jenis kejang ini diistilah sebagai kejang parsial yang umum. Jika kesadaran pasien
terganggu sewaktu terjadi kejang ini, kejang jenis ini diistilah sebagai kejang parsial yang kompleks, Selain dua tipe tersebut, terdapat satu lagi sub-kelompok yaitu
kejang parsial dengan kejang umum yang sekunder. Mula-mulanya pada kejang ini terjadi kejang parsial yang hanya berlaku pada sebahagian kecil otak dan kemudian
ia akan menyebar ke bahagian korteks secara difus. a Kejang parsial yang sederhana
Kejang jenis ini menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem motorik, sensorik, otonom dan psikik. Kejang jenis ini, biasanya menunjukkan pergerakkan
jenis klonik yaitu pergerakkan fleksiekstensi yang berulang pada frekuensi 2-3 Hertz. Pergerakkan jenis tonik juga dapat berlaku pada kejang jenis ini. Disebabkan
bagian otak yang mengawal pergerakkan tangan adalah berhampiran dengan pengawalan ekspresi wajah, kejang jenis ini dapat menyebabkan pergerakkan yang
tidak normal pada muka yang berlaku bersamaan dengan pergerakkan tangan. Selain itu, terdapat gangguan motorik lain yang akan dialami oleh pasien yang mengalami
kejang ini. Pertama adalah Jacksonian March. Pada gangguan ini, pasien tersebut akan mengalami pergerakan motor yang tidak normal mulai di jarinya, beberapa saat
atau menit kemudian, gangguan motor ini akan menyebar ke bagian ekstremitas yang lebih luas seperti lengan atas. Ini terjadi akibat daripada penyebaran aktifitas
kejang secara progresif pada bahagian yang luas pada korteks motorik. Kedua, pasien akan mengalami paresis yang terlokalisasi Todd’s Paresis selama beberapa
menit hingga beberapa jam. Ada keadaan dimana kejang ini akan berlanjutan selama berjam-jam atau beberapa hari. Ini dinama sebagai Epilepsia Partialis Continua.
Pasien untuk kejang ini dapat mengalami perubahan pada sensasi somatik seperti parestesia, gangguan penglihatan halusinasi atau terlihat cahaya, gangguan
keseimbangan sensasi terjatuh atau vertigo, dan gangguan fungsi otonom. Kejang
Universitas Sumatera Utara
umum yang terjadi akibat gangguan di lobus temporalis dan frontalis akan menyebabkan terjadi gangguan fungsi kortikal bahagian atas.
b Kejang Partial yang kompleks Kejang ini diciri sebagai kejang yang mempunyai aktifitas fokal. Harrison ,
2008 Pasien kejang ini tidak dapat respons secara normal apabila diberi arahan secara verbal atau visual sewaktu kejang ini terjadi. Pasien juga tidak dapat
mengiingati apa yang terjadi pada fase iktal. Kejang ini sering diawali dengan aura. Pada permulaan fase iktal pasien ini sering mengalami behavioural arrest atau
motionless stare. Sewaktu ini, pasien tidak dapat mengingati apa yang terjadi. Gejala ini sering diikuti dengan automatisms, yang berlaku secara diluar kawalan, dan
otomatis.Contoh gejala automatisms adalah pasien akan ternampak seperti mengunyah, menelan , menggerakkan bibirnya, pergerakkan tangan seperti
mengutip sesuatu, dan memperlihatkan emosi. Setelah kejang ini terjadi pasien akan berasa bingung. Transisi daripada kesembuhan total selepas kejang dapat mengambil
masa selama beberapa saat sehingga 1 jam. Pada pemeriksaan, pasien menunjukkan amnesia anterograde yang melibatkan hemisfer dominan, yang dinama sebagai
amnesia posiktal. EEG pasien yang mempunyai kejang ini sering normal atau menunjukkan epileptiform spikes, atau sharp waves. Kejang jenis ini sering
bermulanya di lobus temporalis medial atau lobus frontalis inferior. Kejang ini biasanya dideteksi menggunakan elektroda jenis sphenoidal atau elektroda yang
diletakkan secara bedah. Gejala klinis yang berkaitan dengan kejang ini amat luas dan dokter perlu berhati-hati sewaktu ingin memberi kesimpulan bahawa episode
perlakuan atipikal pada pasien dengan kejang tipe ini adalah tidak berkaitan dengan aktivitas kejang ini. Pada situasi jenis ini, bacaan pada EEG yang teliti adalah amat
berguna. c Kejang parsial dengan kejang umum
Ini adalah akibat daripada penyebaran aktivitas listrik di hemisfer cerebral otak. Ini biasanya tonik-klonik. Kejang tipe ini sulit untuk dibedakan dengan kejang
umum tonik klonik. Ia dapat dibedakan dengan menggunakan EEG Harrison, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Kejang umum Secara definisi, kejang umum adalah kejang yang datangnya daripada gangguan
yang terjadi pada kedua belah serebral hemisfer yang terjadi secara serentak. Harrison’s, 2008
a Kejang absens Kejang ini adalah kehilang kesadaran pada suatu masa yang pendek tanpa
terdapat gangguan postural. Ia biasanya terjadi pada beberapa saat yang diikuti dengan tanda mata kelopak mata berkelap-kelip atau pergerakkan tangan klonik
yang lemah. Ini biasanya terjadi pada anak kecil dan dapat berlaku 100 dalam satu hari, Pada EEG, akan menunjukkan gambaran gelombang Spike and wave pada 3Hz
Harrison’s, 2008. b Kejang Grand Mal
Kejang ini adalah jenis tonik-klonik. Pada fase awal kejang ini, akan terjadi kontraksi otot yang tonik-klonik. Terdapat juga tanda yang dinama sebagai Ictal
Cry yang disebabkan oleh kontraksi secara tonik otot respirasi dan juga larinks. Ini dapat diikuti dengan gangguan pernafasan yang menyebabkan terjadi
sianosis. Selain itu terjadi peningkatan tonus simpatis. Selain beberapa saat terjadi fase tonik, ia akan diikuti dengan fase klonik. Selepas fase iktal, diikuti
dengan fase postictal yaitu, ditandai oleh otot pasien akan menjadi flasid, tidak respons, perembesan air liur meningkat dan bingung. Beberapa jam kemudian,
pasien akan sadar kembali. Pada EEG ketika fase tonik, akan menunjuk gelombang tegangan volt rendah umum yang meningkat secara progresif yang
diikuti dengan gelombang yang beramplitud tinggi dengan polyspike discharge. Pada fase klonik, EEG akan menunjuk gelombang amplitud tinggi yang diantara
gelombang itu terdapat slow-wave spike and wave pattern.
c Kejang atonik
Universitas Sumatera Utara
Kejang ini ditandai oleh kelemahan yang terjadi secara tiba-tiba yang terjadi pada 1-2 saat. Kesadaran sering terganggu. Pada EEG akan menunjukkan
gambaran spike and wave yang umum yang diikuti oleh slow wave.
d. Kejang mioklonik Terjadi kontraksi otot secara tiba-tiba yang dapat melibatkan seluruh tubuh atau
separuh tubuh, Pada EEG, terdapat gambaran spike and wave yang bilateral dan sinkron.
2.4. Etiologi Epilepsi