mengadakan pelepasan abnormal impuls epileptik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk timbulnya kejang sebenarnya ada
tiga kejadian yang saling terkait : Perlu adanya “pacemaker cells” yaitu kemampuan intrinsik dari sel untuk menimbulkan bangkitan, hilangnya “postsynaptic inhibitory
controle” sel neuron, dan perlunya sinkronisasi dari “epileptic discharge” yang timbul. Area di otak dimana ditemukan sekelompok sel neuron yang abnormal,
bermuatan listrik berlebihan dan hipersinkron dikenal sebagai fokus epileptogenesis fokus pembangkit serangan kejang. Fokus epileptogenesis dari sekelompok neuron
akan mempengaruhi neuron sekitarnya untuk bersama dan serentak dalam waktu sesaat menimbulkan serangan kejang.Serangan epilepsi dimulai dengan meluasnya
depolarisasi impuls dari fokus epileptogenesis, mula-mula ke neuron sekitarnya lalu ke hemisfer sebelahnya, subkortek, thalamus, batang otak dan seterusnya. Kemudian
untuk bersama-sama dan serentak dalam waktu sesaat menimbulkan serangan kejang. Setelah meluasnya eksitasi selesai dimulailah proses inhibisi di korteks
serebri, thalamus dan ganglia basalis yang secara intermiten menghambat discharge epileptiknya Meldrum, 1988 Pada gambaran EEG dapat terlihat sebagai perubahan
dari polyspike menjadi spike and wave yang makin lama makin lambat dan akhirnya berhenti. Dulu dianggap berhentinya serangan sebagai akibat terjadinya exhaustion
neuron karena kehabisan glukosa dan tertimbunnya asam laktat. Namun ternyata serangan epilepsi bisa terhenti tanpa terjadinya neuronal exhaustion Adam dan
Victor, 1993.
2.7. Diagnosis
3 Langkah untuk mendiagnosa epilepsi: I : pastikan epilepsi bukan.
II : tentukan jenis bangkitan III : tentukan sindrom epilepsi + etiologi
Epilepsi ditegakkan diatas dasar gambaran epileptoform dan juga melalui gambaran pada EEG.
Urutan pemeriksaan: Anamnesis
Universitas Sumatera Utara
Pada anamnesia kita perlu menanya karakeristik bangkitan Pola bentuk, waktu, durasi frekuensi, faktor pencetus, Gejala sebelum, selama sesudah
Selain itu kita menanya ada atau tidak ada penyakit penyerta pada saat ini dan menanya usia saat bangkitan pertama.Kita juga perlua menanya riwayat perinatal,
tumbuh kembang, penyakit penyebab, keluarga, pengobatan terdahulu Pemeriksaan Fisik : Umum Neurologik
•Trauma kepala •Infeksi telinga sinus
•Gangguan kongenital •Gangguan neurologik fokal difus
•Kecanduan alkohol obat terlarang • Kanker.
Pemeriksaan Penunjang: EEG dan Gambaran epileptiform b
Brain imaging : MRI, CT Scan c
Laboratorium : – Darah
–Cairan serebrospinal infeksi SSP Diagnosa banding
1. Pada Neonatus • Apneic spells
• Jittering Spells 2.
Pada Anak • Breath holding spells
• Sinkope • Migren
• Bangkitan psikogenikkonversi • Prolonged QT syndrome
• Night terror • Tics
• Hypercyanotic attack pada tetralogi Fallot
Universitas Sumatera Utara
3. Pada Dewasa
• Sinkope : Vasovagal Attack, Sinkope • Kardiogenik, Sinkope Hipovolumic, Sinkope Hipotensi Sinkope
Saat Miksi Micturition Syncope • Serangan Iskemik Sepintas Transient Ischemic Attack
• Vertigo • Transient Global Amnesia
• Narkolepsi • Bangkitan Panik, Psikogenik
• Sindrom Menier
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
3.2 Definisi Operasional 1. Epilepsi
Jenis epilepsi yang akan diambil kira dalam penelitian ini adalah: a. Epilepsi jenis serangan parsial
b. Epilepsi jenis serangan umum
2. Gambaran pada EEG Gambaran yang diambil pada semua gambaran EEG oleh pasien epilepsi,
termasuk jenis gelombang dan lokasi di mana terjadinya epilepsi. a. Jenis gelombang
b. Lokasi gelombang
3.2.1. Cara ukur
Informasi didapat daripada rekam medis.
3.2.2. Alat ukur
Rekam medis.
3.2.3. Skala Pengukuran
Nominal Gambaran pada
electrocencephalography EEG Pasien epilepsi
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk melihat gambaran pada electroencephalography EEG pada jenis epilepsi. Penelitian ini
dilakukan dengan mengumpul data yaitu gambaran EEG pada jenis-jenis epilepsi.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi penelitian