Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Electroencephalography EEG

Klasifikasi yang digunakan untuk epilepsi adalah menurut klasifikasi daripada International League Against Epilepsy ILAE yaitu menurut gambaran pada electroencephalography EEG dan gejala klinis pasien Shih, 2008. Rekaman electroencephalography EEG yang pertama sekali dilakukan pada tahun 1924 oleh Hans Berger. Sejak itu, electroencephalography EEG menjadi suatu proses evaluasi yang rutin pada epilepsi dan kejang. Suatu studi yang dilakukan Shinnar et al. telah menemui bahawa electroencephalography EEG adalah suatu alat yang penting dalam prediksi jika pasien epilepsi ini akan kambuh Tan, 1989. Jelas sekali electroencephalography EEG mengambil peranan yang besar dalam mendiagnosa epilepsi. Penelitian pada gambaran electroencephalography EEG penderita epilepsi bermanfaat karena, electroencephalography EEG adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang penting dalam mendiagnosa epilepsi. Jika kualitas diagnosa epilepsi dapat ditingkatkan, penanganan kasus epilepsi boleh dilakukan dengan lebih dini dan efektif. Dengan itu, diharapkan kualitas pasien epilepsi dapat ditingkatkan. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti amat berminat untuk melakukan penelitian mengenai gambaran electroencephalography EEG pada penderita epilepsi di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana gambaran electroencephalography EEG pada penderita epilepsi di RSUP H. Adam Malik Medan pada 2008-2010?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran electroencephalography EEG pada penderita epilepsi di RSUP H. Adam Malik Medan pada 2008-2010 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran encephalography EEG pada jenis epilepsi yang berbeda. Universitas Sumatera Utara 2. Mengetahui distribusi frekuensi usia pada epilepsi di RSUP H. Adam Malik Medan pada 2008-2010. 3. Mengetahui distribusi frekuensi jenis kelamin pada epilepsi di RSUP H. Adam Malik Medan pada 2008-2010.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai gambaran encephalography EEG pada penderita epilepsi. 2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan pada penelitian lain yang ingin mengembangkan ilmu yang berkenaan. 3. Diharapkan hasil daripada penelitian ini dapat membantu dalam diagnosa epilepsi dan meningkatkan kualitas hidup pasien epilepsi. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Electroencephalography EEG

Menurut Kamus Oxford, electroencephalography EEG adalah suatu teknik untuk merekam aktifitas listrik di bahagian yang berbeda di otak dan mengubah informasi ini menjadi suatu pola atau gambaran baik secara digital atau dicatat di atas kertas yang dinama sebagai electroencephalogram. Alat yang merekod aktifitas listrik di otak ini dinama sebagai encephalograph. EEG ada beberapa fungsi klinis. Ia dapat digunakan untuk menkonfirmasi diagnosa kejang atau epilepsi, penting untuk menklasifikasi jenis kejang dan sindrom epilepsi, dapat menemukan kelainan struktural, fungsional dan metabolik yang terjadi di otak. Selain itu, EEG berguna untuk menkonfirmasi jika pasien itu brain dead. EEG juga dapat mendiagnosa sindrom neurologik seperti Creutzfeldt-Jakob disease, subacute sclerosing panencephalitis dan juga diguna untuk monitor perfusi otak ketika endarterectomi karotid Shih, 2008. Encephalogram akan membanding tegangan volt yang direkod pada 2 bahagian yang berlainan di otak. Pada EEG, susunan elektroda logam akan diletakan pada kulit kepala pasien dan aktifitas listrik akan direkod selama 30 menit. Aktivitas listrik otak ini dibaca di bahagian yang berlainan pada korteks otak pada masa yang sama. Dulu, encephalogram adalah dalam bentuk kertas, sekarang sudah ada dalam bentuk digital. Suasana yang sesuai untuk melakukan bacaan EEG adalah pada ruangan yang tenang dan sepi supaya pasien dapat mencapat tahap relaksasi relaxed wakefulness. Sewaktu EEG dilakukan, pasien disuruh untuk hiperventilasi selama 180 saat dan diberi stimulasi seperti strobe light flashes. Apa yang dilihat adalah jenis gelombang yang dicatat pada encephalogram Shih, 2008. Pada orang yang normal, gambaran EEG akan menunjukkan beberapa jenis gelombang yang spesifik mengikut dengan keadaan seseorang itu. Terdapat 4 jenis gelombang di otak normal yaitu gelombang alfa, gelombang beta, gelombang theta dan gelombang delta. Universitas Sumatera Utara Gelombang alfa gelombang otak yang ritmis dan mempunyai frekuensi diantara 8-13 siklus per saat dan biasanya dijumpai pada EEG seorang yang terbangun dan dalam keadaan relaksasi. Gelombang ini biasanya lebih kuat pada bahagian oksipital otak, dan juga ada pada bahagian lobus parietalis dan lobus frontalis tetapi kurang kuat. Tegangan volt yang biasanya direkod untuk gelombang ini adalah 50mV. Ketika tidur, gelombang alfa akan menghilang. Gelombang kedua adalah gelombang beta yang mempunyai frekuensi lebih besar dari 14 siklus per saat sampai 80 siklus per saat. Biasanya berlaku pada lobus parietalis dan frontalis. Gelombang theta mempunyai frekuensi diantara 4-7 siklus per saat dan biasanya datang dari lobus parietalis dan temporalis dalam anak-anak. Pada dewasa gelombang ini biasa terjadi pada orang yang mengalami frustrasi akau kecewa. Gelombang theta juga ada terjadi pada golongan orang yang mempunyai penyakit otak degeneratif. Gelombang delta adalah gelombang pada frekuensi yang kurang daripada 3.5 siklus per saat dan mempunyai tegangan volt 2-4 kali lebih besar daripada gelombang otak lain. Ini sering berlaku pada tidur yang dalam, pada bayi atau penyakit organik yang serius Guyton dan Hall, 2006. Universitas Sumatera Utara

2.2. Epilepsi