Hasil penelitian ini sesuai pula dengan yang diungkapkan Slameto 2003 yang menyatakan bahwa minat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar,
karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
Hal ini tentu akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.
5.4.2 Hubungan Sikap dengan Indeks Prestasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa di Fakultas Keperawatan USU 54,7 menyatakan sikap baik terhadap indeks prestasi. Hal ini
sejalan dengan pendapat Slameto 2004 bahwa sikap merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan
sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan ataupun adanya kesediaan untuk
berespon terhadap suatu situasi. Penelitian lain telah menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap
belajar dengan indeks prestasi diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Suprapto 2006 dengan hasil ada hubungan yang erat dan signifikan antara
kebiasaan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dan penelitian Kurniasih 2005 dengan hasil ada hubungan antara kebiasaan belajar dan hasil belajar.
Universitas Sumatera Utara
5.4.3 Hubungan Lingkungan Sosial dengan Indeks Prestasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa di Fakultas Keperawatan USU 42,7 menyatakan lingkungan sosial baik terhadap indeks
prestasi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Udiyono 2011 keberhasilan dalam belajar juga dipengaruhi oleh peran keluarga terutama orang tua
pembelajar. Motivasi orangtua yang merupakan dorongan belajar yang diberikan oleh orang tua kepada putra-putrinya yang dapat berupa pemberian pujian,
pengarahan, pengawalan, penciptaan suasana belajar yang memadai dan lain-lain dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat lebih
mempermudah dalam mencapai prestasi belajar yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Syah 2010 bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak
mempengaruhi motivasi belajar adalah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri. Semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk terhadap kegiatan belajar dan
hasil yang dicapai oleh siswanya. Adanya upaya-upaya dari orang tua dengan memberikan dorongan-dorongan
kepada anaknya, untuk menciptakan suasana belajar yang baik dan mengupayakan bermacam-macam upaya agar anaknya dapat tertarik untuk belajar, sehingga anak
akan menaruh minat dan berusaha semaksimal mungkin untuk belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Soleh 2009 bahwa peranan orang tua dalam keluarga
sangat menentukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, mengingat sebagian besar waktu dalam keseharian anak adalah bersama keluarga. Orang tua
dituntut untuk dapat menciptakan suasana rumah yang nyaman, harmonis, dan terjalin komunikasiyang baik antara orang tua dan anak-anaknya.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian Suntari 2008 dosen mempunyai peranan yang strategis untuk membantu mahasiswanya meningkatkan motivasi berprestasinya. Seperti
yang disampaikan Roslidan 1996 agar siswanya dapat berprestasi, dosen perlu mengetahui sejauh mana kebutuhan siswanya untuk berprestasi, dengan demikian
dosen dapat memberikan tugas yang sesuai untuk masing-masing siswanya. Slavin 2008 mengungkapkan bahwa lingkungan teman sebaya merupakan
suatu interaksi dengan orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam usia dan status. Intensitas pertemuan antar mahasiswa di kampus yang tinggi memiliki
pengaruh yang besar dalam suasana perkuliahan. Teman sebaya mampu memberikan motivasi sekaligus suasana yang membangun apabila berada sedang
di dalam kelas. Mahasiswa juga lebih merasa nyaman jika belajar ataupun bertanya mengenai materi kuliah dengan teman sebaya karena apabila bertanya
dengan dosen biasanya akan muncul suatu ketakutan tersendiri. Dengan adanya disiplin belajar yang tinggi dan lingkungan teman sebaya yang mendukung maka
Prestasi belajar akan meningkat dan begitu juga sebaliknya jika disiplin belajar rendah dan lingkungan teman sebaya yang kurang mendukung maka Prestasi
belajar akan rendah. Sehingga kedua faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar tersebut mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar.
Penelitian Saputro 2012 lingkungan teman sebaya juga mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan yang ada saat ini,
banyak mahasiswa yang lebih banyak bergantung dalam hal-hal negatif dengan teman sebayanya seperti tidak saling mengingatkan dalam belajar atau bercanda
pada saat perkuliahan, banyaknya mahasiswa yang jarang mengerjakan tugas
Universitas Sumatera Utara
karena ikut-ikutan temannya, sebagian mahasiswa lebih asyik mengobrol dengan teman sebelahnya daripada mendengarkan dosen yang sedang menjelaskan di
depan kelas.
5.4.4 Hubungan Lingkungan Non Sosial dengan Indeks Prestasi