Lingkungan sosial Indeks Prestasi

psikologis yang mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam dan di luar diri seseorang. Berkaitan dengan proses belajar siswa, belajar sangatlah diperlukan, hasil belajar akan menurun jika siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar yang kuat demikian juga sebaliknya. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya kegiatan belajar siswa

2.1.3.2 Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik dorongan yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah ada stimulus atau rangsangan dari luar, suruhan atau bahkan paksaan dari orang lain, sehingga dalam kondisi demikian seseorang mau melakukan sebuah tindakanpekerjaan Syah, 2010.

a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para tenaga pendidikan, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi motivasi seseorang. Para guru yang selalu menunjukka sikap dan perilaku yang baik khususnya dalam belajar, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi siswanya Syah, 2010. Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sekitar lingkungan. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi motivasi belajar adalah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orangtua, pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswanya Syah, 2010. Universitas Sumatera Utara Peranan orang tua dalam keluarga sangat menentukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, mengingat sebagian besar waktu dalam keseharian anak adalah bersama keluarga. Orang tua dituntut untuk dapat menciptakan suasana rumah yang nyaman, harmonis, dan terjalin komunikasiyang baik antara orang tua dan anak-anaknya Soleh, 2009. Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Kesesuaian materi teori yang diajarkan harus sesuai dengan praktek yang dilakukan oleh siswa sehingga tercipta tumbuhkembangnya motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan dan pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif Soleh, 2009.

b. Lingkungan Non Sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung perkuliahanpembelajaran, suasana kelas sebagai tempat belajar bagi mahsiswa dan alat-alat yang dapat digunakan sebagai media untuk belajar. Penelitian yang dilakukan Tarmidi Wulandari 2005 menunjukkan adanya hubungan antara persepsi siswa terhadap iklim kelas dengan prestasi belajar pada siswa, bahwa hanya 4 dipengaruhi oleh iklim kelas. Penelitian yang dilakukan Walberg Greenberg dalam DePorter 2000 menunjukkan bahwa lingkungan non sosial atau suasana kelas adalah penentu Universitas Sumatera Utara psikologis utama yang mempengaruhi belajar akademis. Segala sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan pesan yang memacu atau menghambat belajar. Welberg dalam Fathaigh 1997 menyatakan bahwa kejadian-kejadian dalam lingkungan sosial dan persepsi pelajar terhadap lingkungan kelas sangat signifikan dalam memperoleh prestasi. Kondisi kelas yang kondusif dan nyaman merupakan salah satu unsur penunjang balajar yang efektif dan menjadi lingkungan belajar yang nantinya berpengaruh terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar. Letak kelas harus dipehatikan dan diperhitungkan dari kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghambat proses belajar mengajar secara ideal di harapkan ruang belajar itu memenuhi persyaratan yang mampu menunjang kegiatan belajar Soleh, 2009.

2.1.4 Fungsi Motivasi

Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. Menentukan arah perbuatan yakni kearah suatu yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut Sardiman, 2007. Universitas Sumatera Utara Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Mengarahkan perbuatan pada pencapaian tujuan yang diharapkan. Menggerakkan cepat atau lambatnya pekerjaan seseorang Jahja, 2011. Mendorong seseorang pada kegiatan yang akan dikerjakan, menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai dan mendorong sesorang untuk pencapaian prestasi, dengan adanya motivasi yang baik dalam belajar, maka akan menunjukkan hasil belajar yang baik Evelin, 2010.

2.1.5 Motivasi belajar

Menurut Uno 2008 Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita, sikap, dan minat. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya dorongan dari pihak luar yaitu dorongan keluarga seperti orangtua dan pengaruh dari lingkunagn sekitar. Kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal untuk mengadakan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur Universitas Sumatera Utara yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Menurut Kristini 2010 seseorang atau individu yang tidak memiliki prestasi dalam dirinya akan muncul rasa malas untuk belajar dan dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Hal ini akan berdampak pada kemampuan individu dalam mengaplikasikan ilmu yang sudah diterimanya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, dalam arti individu tersebut tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik atau bisa terjadi kesalahan akan tindakan yang dilakukan. Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri dan di luar seseorang itu sendiri. Motivasi sangat diperlukan sangat diperlukan, motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya kegiatan belajar seseorang.

2.1.6 Motivasi berprestasi

Motivasi berprestasi juga dapat ditingkatkan jika mahasiswa memiliki konsep diri positif dan motivasi berprestasi yang tinggi. Karenanya upaya untuk menumbuhkan konsep diri positif dan motivasi berprestai perlu dikembangkan di kehidupan perguruan tinggi. Upaya tersebut dapat berupa pemberian bimbingan dan konseling kepada mahasiswa secara berkala dan berkesinambungan. Kegiatan ini merupakan sentuhan psikologis untuk mahasiswa. Mahasiswa keperawatan yang terbiasa menerima sentuhan psikologis pada akhirnya mereka akan terbiasa juga memberikan sentuhan psikologis untuk pasiennya. Sentuhan psikologis Universitas Sumatera Utara terhadap pasien akan sangat berarti bagi kesembuhan pasien. Secara timbale balik juga akan memberikan kepuasan kepada perawat, karena dapat membantu pasien Suntari, 2008. Motivasi berprestasi termasuk jenis motivasi intrinsik. McClelland 1987 menyebutkan bahwa motivasi berprestasi adalah sebagai suatu usaha untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Kemudian, Heckhausen 1967 mengemukakan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kecakapan pribadi dalam segala kegiatannya dengan menggunakan ukuran keunggulan sebagai perbandingan. Jadi, dalam motivasi berprestasi selalu ada kriteria tertentu yang dijadikan tolok ukur kerberhasilan. Dalam hal ini ada tiga kriteria, yaitu pertama, produk dinilai atas dasar kesempurnaan. Kedua, membandingkan prestasi sendiri yang pernah dicapai sebelumnya. Ketiga, membandingkan dengan prestasi orang lain dalam bidang sejenis. Menurut Ardhana 1990, motivasi berprestasi dapat dilihat dari adanya kecenderungan dan usaha yang bersifat untuk bekerja keras dalam penyelesaian suatu tugas, meskipun tidak ada pengawasan dari pihak lain. Kajian Keller, Kelly, dan Dodge 1987 menyimpulkan ada 6 karakteristik motivasi berprestasi yang tampak konsisten, yang terinci sebagai berikut : 1. individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih banyak menyukai keberhasilan yang penuh tantangan. 2. suka kerja keras terlepas dari apakah mendapat imbalan atau ganjaran, 3. cenderung membuat pilihan atau melakukan tindakan yang realistis, Universitas Sumatera Utara 4. menyukai situasi yang dapat menilai diri sendiri dalam pencapaian tujuannya, 5. memiliki perspektif jauh ke depan 6. individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan menunjukkan prestasi yang tinggi. Winkel 1984 mendifinisikan motivasi berprestasi sebagai daya penggerak seseorang untuk mencapai taraf prestasi belajar yang tinggi demi memperoleh kepuasan. Demikian pula, Edward yang dikutip oleh Martinah 1984 mengupas tentang motivasi berprestasi sebagai keinginan seseorang untuk dapat menyelasaikan tugas yang sulit secara baik, bekerja sebaik - sebaiknya untuk memperoleh kesuksesan, menyelesaikan tugas yang memerlukan usaha dan ketrampilan, dan mengerjakan tugas dengan kualitas lebih baik dari pada orang lain. 2.1.7 Teknik-teknik motivasi dalam pembelajaran Menurut Uno 2008 ada beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Pernyataan penghargaan secara verbal Pernyataan verbal terhadap perilaku yang baik atau hasil belajar merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar siswa terhadap hasil belajar yang baik. b. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan. Pengetahuan atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk meningkatkan motif belajar mahasiswa. Universitas Sumatera Utara c. Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan motif belajar siswa. d. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa. Hal ini memberikan semacam hadiah bagi siswa pada tahap pertama belajar yang memungkinkan siswa bersemangat untuk belajar e. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya. Siswa selain belajar dengan menggunakan hal-hal yang telah dikenalnya dia juga menguatkan pemahaman dan pengetahuannya. f. Memberi kesempatan siswa untuk memperlihatkan kemahirannya didepan umum. Hal ini menimbulkan rasa bangga dan dihargai oleh umum. Pada gilirannya akan meningkatkan motif belajar siswa. g. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar. Hal positif dari keterlibatan siswa dalam belajar hendaknya ditekankan, sedangkan yang negatif dikurangi. h. Memperjelas tujuan belajar yang ingin dicapai. Hal ini dapat dilakukan dengan selalu memberitahukan nilai ujian atau nilai tugas yang telah diperoleh.

2.2 Indeks Prestasi

Prestasi belajar ditentukan oleh angka indeks prestasi yang ditentukan pada setiap akhir semester Buku Panduan Universitas Sumatera Utara 2009. Indeks Prestasi Semester IPS dihitung berdasarkan jumlah beban kredit yang diambil dalam satu semester dikalikan dengan bobot prestasi tiap-tiap mata Universitas Sumatera Utara kuliah kemudian dibagi dengan jumlah beban kredit yang diambil Buku Panduan Universitas Sumater Utara 2009. Prestasi Belajar adalah hasil usaha dari semua kegiatan yang dilakukan mahasiswa baik dari belajar, pengalaman dan latihan dari suatu kegiatan. Penilaian terhadap keberhasilan studi mahasiswa untuk setiap mata kuliah merupakan komponen tugas, Ujian Tengah Semester UTS, Ujian Akhir Semester UAS serta komponen penilaian lazimnya disebut dengan Indek Prestasi. Indeks Prestasi IP adalah nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa setelah menempuh sejumlah mata kuliah. Indeks Prestasi dibedakan menjadi IP semester dan IP Kumulatif Oktaviana, 2012. Penilaian keberhasilan studi semester dilakukan pada akhir semester, meliputi seluruh mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa selama semester tersebut. Hasil perhitungan Ip dihitung sampai dua decimal, dan digunakan dalam menggunakan beban studi yang diambil pada semester berikutnya. Mahasiswa D3 dan S1 yang memiliki IP 2,5 diharuskan mendapatkan bimbingan khusus dari dosen pembimbing akademik. Menurut kriteria Buku Panduan Universitas Sumatera Utara 2009 indeks prestasi ditentukan oleh : Cumlaude = ≥ 3,51 Sangat memuaskan = 2,76-3,50 Memuaskan = 2,00-2,75 Kurang memuaskan = ≤ 2,00 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa di program studi Diploma III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Intrinsik - Minat - Sikap Ekstrinsik - Lingkungan Sosial - Lingkungan Non Sosial Indeks Prestasi Mahasiswa DIII Fakultas Keperawatan