karena ikut-ikutan temannya, sebagian mahasiswa lebih asyik mengobrol dengan teman sebelahnya daripada mendengarkan dosen yang sedang menjelaskan di
depan kelas.
5.4.4 Hubungan Lingkungan Non Sosial dengan Indeks Prestasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa di Fakultas Keperawatan USU 42,7 menyatakan lingkungan non sosial baik terhadap
indeks prestasi. Lingkungan non sosial yang salah satunya kondisi fisik, sarana dan prasarana lainnya yang mendukung proses belajar mengajar hendaknya di
buat sebaik mungkin agar mahasiswa merasa nyaman dan tenang dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat Soleh 2009
bahwa kondisi kelas yang kondusif dan nyaman merupakan salah satu unsur penunjang balajar yang efektif dan menjadi lingkungan belajar yang nantinya
berpengaruh terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar. Hasil penelitian Hadisetyo 2009 suatu ruangan kelas bisa berpengaruh pada
prestasi belajar siswa. Kondisi kelas yang kurang kondusif bisa menyebabkan menurunnya tingkat konsentrasi siswa dalam mengikuti proses belajar siswa,
namun sebaliknya kondisi kelas yang mendukung serta kondusif memberikan kesan yang berbeda bagi para penggunannya, terutama para siswa. Dengan
ruangan kelas yang nyaman, tenang dan menyenangkan para siswa akan lebih nyaman, tentunya hal ini akan mendukung kemajuan prestasi.
Hasil penelitian Tarmidi 2005 bahwa adanya hubungan positif antara siswa terhadap iklim kelas agar mahasiswa mampu berprestasi.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang dilakukan Walberg Greenberg dalam DePorter 2000 menunjukkan bahwa lingkungan non sosial atau suasana kelas adalah penentu
psikologis utama yang mempengaruhi belajar akademis. Segala sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan pesan yang memacu atau menghambat belajar.
Lingkungan non sosial seperti perkuliahanpembelajaran, suasana kelas sebagai tempat belajar bagi mahasiswa dan alat-alat yang dapat digunakan sebagai
media untuk belajar berkaitan dengan motivasi belajar siswa. Lingkungan non sosial yang kurang berkaitan dengan kondisi fisik kampus yang dianggap
mahasiswa masih kurang nyaman untuk proses belajar mengajar. Perlunya pemenuhan kenyamanan dari segi fasilitas fisik kampus merupakan salah satu
komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu agar mahasiswa dapat mencapai tujuan secara maksimal maka pihak
perlu melengkapi fasilitasnya. Fasilitas yang lengkap dapat memunculkan motivasi mahasiswa dalam melakukan aktivitas belajar yang pada akhirnya akan
menentukan keberhasilan belajar mahasiswa, sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan belajar mahasiswa tidak hanya ditentukan fasilitas yang lengkap
tetapi juga motivasi belajar yang besar dari siswa itu sendiri Syah, 2006.
5.5 Keterbatasan Peneliti