Tindakan atau Praktek Practice

a. Menerima Receiving Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulasi yang diberikan objek. b. Merespon Responding Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap. c. Menghargai Valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. d. Bertanggung jawab Responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang tinggi.

3. Tindakan atau Praktek Practice

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behaviour. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan: a. Persepsi Perception Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. b. Respon terpimpin Guided Response UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. c. Mekanisme Mecanism Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. d. Adopsi Adoption Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

2.2.4 Teori Mengenai Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku 1. Teori WHO

Tim kerja WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah karena adanya 6 alasan pokok, yaitu: a. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. b. Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek dan nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. c. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dan pengalaman sendiri atau dan orang lain yang paling dekat. d. Orang penting sebagai referensi Perilaku orang, lebih-lebih anak kecil, lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA e. Sumber-sumber daya resources Maksudnya adalah fasilitas-fasilitas uang waktu tenaga dan sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok masyarakat, yang dapat bersifat positif ataupun negatif. f. Perilaku normal, kebiasaan nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang pada umumnya disebut kebudayaan Notoadmodjo, 2007.

2.3 Dukungan Sosial

2.3.1 Orang Penting Sebagai Referensi

Dukungan sosial sangat diperlukan oleh siapa saja dalam berhubungan dengan orang lain demi melangsungkan hidupnya di tengah-tengah masyarakat. “Perkawinan dan keluarga barang kali merupakan suatu dukungan sosial yang paling penting” Rodin dan Salovey dalam Smet, 1994:133. Seseorang yang sudah menikah atau memiliki teman pendamping yang dapat dipastikan akan memberikan dukungan sosial ketika seseorang dihadapkan pada situasi-situasi yang menekan. “Dukungan sosial merupakan salah satu fungsi dari ikatan sosial, dan ikatan-ikatan sosial tersebut menggambarkan tingkat kualitas umum dan hubungan interpersonal” Rock, dalam Smet, 1994 :134. Dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan nonverbal, bantuan yang nyata atau tindakan yang diberikan oleh orang lain atau didapat karena UNIVERSITAS SUMATRA UTARA hubungan mereka dengan lingkungan dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi dirinya Gottlieb, dalam Smet, 1994 :135. Sarafino dalam Smet, 1994 :136 mengatakan bahwa “dukungan sosial mengacu pada kesenangan yang dirasakan, penghargaan akan kepedulian, atau membantu orang menerima dan orang-orang atau kelompok-kelompok lain”. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah salah satu fungsi dari ikatan sosial yang mengacu pada kesenangan, ketenangan, bantuan bermanfaat yang berupa informasi verbal atau nonverbal, bantuan nyata atau tindakan, yang diterima seseorang dan orang lain atau kelompok lain, yang didapat karena adanya hubungan sosial interaksi, dimana hal itu memengaruhi perilakunya. a. Fungsi Dasar Dukungan Sosial Cohen dan Willis dalam Bishop, 1994:170 mengatakan bahwa dukungan sosial mempunyai empat fungsi dasar yaitu: 1 Dukungan sosial membantu individu untuk merasa lebih baik terhadap dirinya sendiri dan hubungannya dengan orang lain. 2 Ketika suatu kejadian dirasakan ambigu atau tidak dapat dipahami, orang lain dapat menawarkan informasi-informasi yang penting tentang bagaimana cara memahami dan mengatasi kejadian itu. 3 Memberikan bantuan secara langsung yang berbentuk barang atau jasa untuk orang lain. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA 4 Membantu menghabiskan waktu dengan orang lain dalam suatu aktivitas rekreasi atau waktu luang, dan menolong individu mengatasi situasi yang sulit dengan menambahkan perasaan yang positif. b. Jenis-jenis Dukungan Sosial House dalam Smet, 94:136 membedakan empat jenis atau dimensi dukungan sosial yaitu: 1 Dukungan Emosional adalah mencakup ungakapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan. 2 Dukungan Penghargaan yaitu terjadi lewat ungkapan hormat penghargaan positif untuk orang itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain. 3 Dukungan Instrumental yaitu mencakup bantuan secara langsung. 4 Dukungan Informatif yaitu mencakup memberi nasehat, petunjuk-petunjuk, saran- saran atau umpan balik. Dukungan sosial sangat diperlukan oleh siapa saja baik orang normal maupun abnormal untuk berhubungan dengan orang lain. Arti dan cakupan mengenai makna dari dukungan sosial sangat luas dan mendalam. Dukungan sosial yang didapat oleh setiap individu sangat beragam. Dukungan sosial yang diterimapun tergantung pada keadaannya. Dukungan emosional lebih terasa dan dibutuhkan jika diberikan pada orang yang sedang mengalami musibah atau kesusahan. Sama halnya dengan individu yang abnormal atau mengalami kelainan baik pada fisik maupun psikologisnya, pemberian dukungan sosial ini sangat berarti bagi orang tersebut. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Dukungan sosial yang diterima seseorang pada saat dan waktu yang tepat dapat memberikan semangat atau motivasi pada individu tersebut dalam menjalani kehidupan dengan semangat karena ada seseorang yang memperhatikan dan mendukungnya.

2.3.2 Dukungan Keluarga

Menurut Sarwono 2008, dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan. Menurut Santoso 2001, dukungan yaitu suatu usaha untuk menyokong sesuatu, atau suatu daya upaya untuk membawa sesuatu. Bailon dan Maglaya dalam Sudiharto 2007 menyatakan bahwa keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka hidup dalam satu rumah tangga, melakukan interaksi satu sama lain menurut peran masing-masing, serta menciptakan dan mempertahankan suatu budaya. Keluarga juga dapat diartikan suatu kelompok yang terdiri dan dua orang atau lebih yang direkat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tinggal bersama. Dukungan keluarga merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan berbeda-beda pada setiap tahap siklus kehidupan Friedman, 1998. Sudiharto 2007 menyatakan, setiap anggota keluarga mempunyai struktur peran formal dan informal. Misalnya, ayah mempunyai peran formal sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah. Peran informal ayah adalah sebagai panutan dan pelindung keluarga. Struktur kekuatan keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi, UNIVERSITAS SUMATRA UTARA kemampuan keluarga untuk saling berbagi, kemampuan sistem pendukung diantara anggota keluarga, kemampuan perawatan diri, dan kemampuan menyelesaikan masalah.

2.3.3 Fungsi Dukungan Keluarga

Caplan 1964 dalam Friedman 1998 menjelaskan bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi dukungan yaitu: a. Dukungan informasional Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator penyebar informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi. b. Dukungan penilaian Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga di antaranya memberikan support, penghargaan, perhatian. c. Dukungan instrumental Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, di antaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dan kelelahan. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA d. Dukungan emosional Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dan dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.

2.3.4 Sumber Dukungan Keluarga

Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan sosial yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diaksesdiadakan untuk keluarga dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial kelurga internal, seperti dukungan dan suamiistri atau dukungan dan saudara kandung atau dukungan sosial keluarga eksternal Friedman 1998.

2.3.5 Manfaat Dukungan Keluarga

Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Namun demikian, dalam semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga Friedman, 1998. Wills 1985 dalam Friedman 1998 menyimpulkan bahwa baik efek-efek penyangga dukungan sosial menahan efek-efek negatif dan stres terhadap kesehatan UNIVERSITAS SUMATRA UTARA dan efek-efek utama dukungan sosial secara langsung memengaruhi akibat-akibat dari kesehatan pun ditemukan. Sesungguhnya efek-efek penyangga dan utama dari dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan boleh jadi berfungsi bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit dan di kalangan kaum tua, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi Ryan dan Austin dalam Friedman, 1998.

2.3.6 Faktor yang Memengaruhi Dukungan Keluarga

Menurut Feiring dan Lewis 1984 dalam Friedman 1998, ada bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan. Anak-anak yang berasal dari keluarga kecil menerima lebih banyak perhatian daripada anak-anak dari keluarga yang besar. Selain itu, dukungan yang diberikan orangtua khususnya ibu juga dipengaruhi oleh usia. Faktor-faktor yang memengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah kelas sosial ekonomi orangtua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan, pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan. Dalam keluarga kelas menengah, suatu hubungan yang lebih adil mungkin ada, sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau otokrasi. Selain itu orang tua dengan kelas sosial menengah mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada orang tua dengan kelas sosial rendah Akhmadi, 2010. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Faktor-faktor yang memengaruhi dukunagan keluarga adalah: 1. Faktor internal a. Pendidikan dan tingkat pengetahuan Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuknya oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan, latar belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Kemampuan kognitif akan membentuk cara berpikir seseorang termasuk kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan kesehatan. b. Faktor emosi Seseorang yang mempunyai respon stres dalam setiap perubahan hidupnya cenderung berespon terhadap berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat mengancam nyawanya. c. Spiritual Aspek spiritual dapat dilihat bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan hubungan antar keluarga atau teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti hidup. 2. Faktor eksternal a. Praktik di keluarga Cara bagaimana keluarga memberikan dukungan biasanya mempengaruhi remaja dalam menjaga kesehatannya. Misalnya orang tua yang sering mengajak anaknya memeriksakan kesehatan rutin, maka ketika punya anak dia akan melakukan hal yang sama. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA b. Faktor sosial ekonomi Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang, dia akan tanggap terhadap terhadap gejala penyakit yang dirasakannya, sehingga akan segera mencari pengobatan ketika merasa ada gangguan pada kesehatannya. c. Latar belakang budaya Latar belakang budaya seseorang memengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan, dalam memberikan dukungan termasuk cara pelaksanaan kesehatan pribadi Hady, 2009.

2.4 Perilaku Seksual Remaja

Menurut Sarwono 2008, perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dari lawan jenisnya maupun dengan sesama jenisnya. Seperti yang kita ketahui umumnya remaja laki-laki lebih mendominasi dalam melakukan tindak perilaku seksual bila dibandingkan dengan remaja perempuan. Hal ini dikarenakan banyaknya faktor yang membuat remaja laki-laki untuk menyalurkan hasrat seksualitasnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa negara maju menunjukkan bahwa remaja laki-laki lebih banyak melakukan hubungan seksual pada usia lebih muda bila dibandingkan dengan remaja perempuan. Sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi perilaku seksual yang terjadi pada remaja, antara lain: UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

1. Faktor Internal