Menurut Dury et al. 2002 diacu dalam Balinda 2008 menyebutkan bahwa dalam tegakan hutan lokasi keberadaan karbon adalah sebagai berikut :
a. Pepohonan dan akar: Biomassa hidup, baik yang terdapat di atas permukaan
dan di bawah permukaan dari berbagai jenis pohon, termasuk batang, daun dan cabang, serta akar.
b. Vegetasi lain: Vegetasi bukan pohon semak, belukar, herba, dan rerumputan
c. Sampah hutan: Biomassa mati di atas lantai hutan termasuk sisa pemanenan
d. Tanah: Karbon tersimpan dalam bahan organik humus maupun dalam
bentuk mineral karbonat. Karbon dalam tanah mungkin mengalami peningkatan atau penurunan tergantung pada kondisi tempat sebelumnya dan
sekarang serta kondisi pengolahan tanah. Hutan tropika merupakan salah satu penyedia karbon yang memiliki
potensi yang besar. Menurut Junaedi 2007 hutan tropis dataran rendah areal bekas tebangan menyimpan massa karbon di atas permukaan tanah sebesar
57.68–107.71 ton Cha dan di hutan primer sebesar 229.33 ton Cha.
2.5 Kadar Air dan Berat Jenis Kayu
Kadar air didefinisikan sebagai berat air yang dinyatakan dalam persen air terhadap berat kayu bebas air atau kering tanur BKT. Air di dalam tumbuhan
dibagi menjadi dua, yaitu: air bebas dan air terikat. Air bebas merupakan air yang berada pada rongga sel dan relatif mudah untuk dikeluarkan dan merupakan air
yang pertama hilang dalam proses pengeringan sedangkan air terikat adalah air yang berada di dalam dinding sel dan terikat lebih kuat karena adsorbsi
permukaan dalam struktur kayu Haygreen Bowyer 1989. Berat jenis adalah perbandingan antara kerapatan kayu atas dasar berat
kering tanur dan volume pada kadar air yang telah ditentukan dengan kerapatan air pada 4ºC Haygreen Bowyer 1989. Berat jenis kayu merupakan satu sifat
fisik kayu yang paling penting. Berat jenis kayu biasanya dipengaruhi oleh umur pohon, tempat tumbuh, posisi kayu dalam batang, kecepatan tumbuh dan kadar air
yang terkandung di dalam kayu tersebut. Berat jenis suatu kayu akan naik jika kandungan air yang menjadi dasarnya berkurang dibawah titik jenuh serat TJS
Haygreen Bowyer 1989.
2.6 Kadar Abu dan Zat Terbang
Menurut Achmadi 1990, diacu dalam Purwitasari 2011 kadar abu adalah jumlah oksida-oksida logam yang tersisa pada pemanasan tinggi. Abu
tersusun dari mineral-mineral terikat kuat pada arang seperti kalsium, kalium dan magnesium. Komponen utama abu dalam kayu tropis ialah kalium, kalsium,
magnesium dan silika. Galat dalam penetapan kadar abu dapat disebabkan oleh hilangnya klorida logam alkali dan garam-garam amonia serta oksidasi tidak
sempurna pada karbonat dari logam alkali tanah . Kadar zat terbang adalah persen kandungan zat-zat yang mudah menguap yang hilang pada pemanasan 950°C
yang terkandung pada arang terhadap berat kering bahan bebas air. Secara kimia zat terbang terbagi menjadi tiga sub golongan, yaitu senyawa alifatik, terpena dan
senyawa fenolik. Zat-zat yang menguap ini akan menutupi pori-pori kayu dari arang Haygreen Bowyer 1989.
2.7 Alometrik