16
Berdasarkan hasil fase pertama proses perancangan, yaitu penyusunan spesifikasi perancangan dan perencanaan maka dicarilah beberapa konsep produk yang dapat memenuhi syarat
dalam spesifikasi tersebut. Pada tahapan pembuatan konsep ini biasanya meliputi perancangan fungsional dari komponen-komponen yang ada dalam produk. Segala batasan seperti kendala ruang
dan ergonomika diperhitungkan dalam fase ini. Dimensi-dimensi penting biasanya dicantumkan dalam sketsa pada fase konsep ini.
Harsokusoemo 2000 menyatakan bahwa kini pencarian konsep dilakukan dengan terlebih dahulu 1 menyususn sistem fungsi produk, yang dilanjutkan dengan 2 menyusun konsep produk
sistem komponen berdasarkan fungsi produk. Fungsi berbentuk abstrak, sedangkan konsep produk
mempunyai bentuk fisik. Fungsi menyatakan atau menggambarkan apa yang dilakukan produk, sedangkan bentuk konsep produk menggambarkan bagaimana produk melaksanakan fungsi
tersebut. Harsokusoemo 2000 selanjutnya juga menyatakan bahwa fungsi dapat dideskripsikan
sebagai aliran energi, aliran material danatau aliran informasi, yang digambarkan sebagai blok fungsi dengan aliran masuk dan aliran keluar. Jenis energi dapat berupa energi mekanis, energi listrik, energi
termal.
2.4.3. Perancangan Produk
Setelah fase perancangan konsep produk, maka fase proses perancangan berikutnya adalah fase perancangan produk itu sendiri. Konsep-konsep produk yang terpilih pada awal evaluasi konsep
produk menjadi awal fase ini. Fase perancangan produk disebut juga dengan istilah perancangan bentuk atau shape design. Fase ini juga dikenal dengan istilah hardware design atau istilah lain yang
dikenal adalah embodiment design, yaitu pemberian “body” pada konsep produk yang masih berupa kerangka Harsokusoemo 2000.
Langkah-langkah pada fase perancangan produk adalah langkah-langkah iterative antara langkah pengembanganpembentukan produk dan langkah evaluasi. Gambar-gambar dan dokumen
yang dibentuk selama fase perancangan produk akan dipakai sebagai dasar pembuatan produk. Gambar-gambar dan dokumen tersebut adalah 1 gambar layout, 2 gambar detail, 3 gambar
susunan atau assembly drawing dan 4 daftar elemen atau parts list atau lebih sering disebut bill of material
BOM.
17
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan kegiatan rancang-bangun dengan menerapkan metode perancangan baku. Ide dasar perancangan didasarkan pada rancang-bangun mesin pengering tipe efek rumah kaca
ERK yang sudah ada dengan modifikasi pada bagian-bagian tertentu sesuai dengan kebutuhan untuk pengeringan irisan singkong.
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2012, bertempat di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian dan Laboratorium Lapang Leuwikopo, Departemen Teknik Mesin
dan Biosistem, FATETA-IPB.
3.2. Alat Dan Bahan
Bahan yang akan digunakan adalah umbi singkong segar yang berasal dari daerah sekitar Darmaga. Untuk pembuatan gambar-gambar dalam proses perancangan digunakan software
AutoCAD 2010 dan SolidWorks Educational Version 2010. Peralatan yang digunakan adalah
beberapa peralatan bengkel untuk mengkonstruksi. Peralatan untuk pengujian mesin pengering ERK- Hibrid tipe rak diberikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Peralatan yang digunakan untuk pengujian
Peralatan yang digunakan untuk membuat pengering ini adalah peralatan perbengkelan yang umum digunakan. Peralatan utama diantaranya adalah : las listrik dan las karbid, gerinda, bor,
meteran, dan perkakas lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
No Alat
Jumlah Spesifikasi
Ketelitian
1 Termokopel
20 buah CA Ø0.1 mm
2 Termometer Alkohol
4 buah 1
o
C 3
Termometer Standar Hg 1 buah
0.5
o
C 4
Hybrid Recorder 1 buah
Model 30813 Yokogawa
0.1
o
C 5
Anemometer 1 buah
Model 6011 Kanomax
0.01 mdtk 6
Piranometer 2 buah
7 Multimeter Digital
1 buah 0.01 mV
8 Timbangan Digital
1 buah Tipe EK-1200 A
0.01 gr, kapasitas 1200 gr
9 Oven Pengering
1 unit Tipe SS-204D
10 Oil Bath
1 unit OSK
11 Kain kasa
2 gulung