32
sebelumnya diumpankan biomassa sebanyak 4 kg. Suhu maksimum yang dapat dicapai rak bawah maksimum 50.5
o
C saat iradiasi 504 Wm
2
dan minimum 32.4
o
C pada iradiasi nol namun tiga puluh menit sebelumnya diumpankan biomassa sebanyak 4 kg.
Suhu di ruang plenum maksimum 59.4
o
C pada iradiasi nol namun satu jam sebelumnya diumpankan biomassa sebanyak 4 kg dan minimum 40.7 pada iradiasi nol dan tiga puluh menit
sebelumnya diumpankan biomassa sebanyak 4 kg. Suhu lingkungan rata-rata 31.3
o
C dan RH rata-rata 67. Jika dilihat pada gambar diatas maka secara umum suhu pada bagian atas dan tengah telah
mampu mencapai target yaitu berada pada kisaran 50
o
C, meskipun suhu berfluktuasi. Sementara untuk rak bawah suhu tidak bisa mencapai target karena hanya berada pada kisaran 45
o
C. Rendahnya suhu pada bagian bawah pengering diduga akibat penetrasi udara terhadap bagian
bawah lantai pengering. Selain itu juga adanya efek bouyancy didalam ruang pengering tersebut dimana udara dengan suhu tinggi dan kerapatan rendah cenderung akan berada di atas dan sebaliknya
udara dengan suhu yang rendah dan kerapatan tinggi akan berada di bagian bawah. Kecenderungan udara panas selalu bergerak ke atas inilah yang mengakibatkan suhu pada bagian bawah pengering ini
menjadi rendah. Turbin ventilator tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga sirkulasi udara lebih dipengaruhi oleh faktor termal, yaitu suhu udara.
Gambar 20 menunjukkan pola pergerakan suhu pada sistem pemanas tambahan, dimana dengan pengumpanan biomassa sebanyak 3 kg dapat mempertahankan suhu plenum pada kisaran 40 –
50
o
C pada iradiasi rata-rata 382.7 Wm
2
. Fluktuasi suhu yang signifikan adalah pada pukul 11.35, pada jam tersebut iradiasi matahari tinggi yaitu 560 Wm
2
, sehingga pengumpanan biomassa dikurangi.
Gambar 20. Grafik hubungan suhu pemanas tambahan dan pengumpanan biomassa
4.3. Pengujian Kapasitas Penuh
Pada pengujian ini dikeringkan sebanyak 180 kg chip singkong dengan ketebalan kurang lebih 3 mm dengan tumpukan setinggi 2 cm dengan kadar air awal bahan adalah 61.31 bb 158.53
bk. Bahan dikeringkan Pengujian dilakukan dari
14.50. Iradiasi surya rat
dari energi surya selama selama 20 jam selama pen
dengan energy share sebe sisanya yaitu sebesar 92.2
21. Berdasarkan perh
adalah 19.7. Perhitunga panas sebesar 0.4. Nilai
teoritis dan nyata menjad berada dibawah nilai terse
aliran massa udara yang m
Suhu rata-rata p
o
C, 42.3
o
C dan 34.3
o
C. S
G an selama 49 jam nonstop dan menghabiskan bahan ba
ari tanggal 23 maret 2012 pukul 13.50 hingga tangga rata-rata selama pengujian ini adalah 515.6 Wm
2
. Tota a pengeringan adalah 111.4 MJ. Matahari hanya mem
pengeringan yang dilakukan selama 49 jam ini, sisanya besar 7.72 terhadap total energi yang masuk selama p
.28 disuplai dari biomassa. Grafik iradiasi surya dap erhitungan pada perancangan awal pengering energy sha
gan ini dengan asumsi bahwa efisiensi tungku 30 d ai efisiensi sistem pemanas inilah yang membuat pe
jadi jauh berbeda, karena pada kondisi nyata kemu rsebut. Evaluasi terhadap efisiensi sistem pemanas belum
masuk ke pipa penukar panas tidak diketahui.
Gambar 21. Grafik iradiasi surya pengeringan untuk bagian atas, tengah dan bawah ber
. Sebaran suhu pada ruang pengering diberikan pada Gam
Gambar 22. Sebaran suhu udara di ruangan pengering
33
bakar sebanyak 81.4 kg. ga 25 Maret 2012 pukul
tal panas yang diperoleh emberikan energi panas
ya disuplai dari biomassa a pengeringan, sementara
apat dilihat pada Gambar share
dari panas matahari dan efektifitas penukar
perbedaan energy share ungkinan nilai efisiensi
lum diketahui karena laju
erturut-turut adalah 46.2 ambar 22.
Suhu ruangan pa kisaran suhu yang rendah.
pada saat iradiasi 700 Wm
Ga Gambar 23 men
iradiasi. Suhu bahan juga rata pada rak atas, tengah
pada dua rak terbawah m bahan rata-rata hanya 36.9
Suhu bahan yang rendah t besar dari yang direncana
pada bahan juga akan men Pada saat malam
terjadi pengembunan di sirkulasi udara dalam pen
akibat perbedaan suhu.
Laju pengeringan sampel A dan penjemur
3.46 bkjam dan 5.64 pada bagian bawah pengering terutama dua rak terbaw
h. Suhu maksimum yang dapat dicapai bagian bawah pe m
2
dengan rata-rata 34.3
o
C.
ambar 23. Grafik suhu bahan dan suhu udara pengering enunjukkan hubungan suhu bahan dengan suhu rua
ga tidak jauh berbeda dengan suhu udara dalam penge ah dan bawah berturut-turut adalah 40.2
o
C, 36.2
o
C da maksimum hanya 39.4 dengan rata-rata suhu 34.3
o
6.9
o
C. Suhu bahan ini jauh dibawah yang ditargetkan ya h tersebut mengakibatkan energi yang diperlukan untuk
nakan karena dengan suhu bahan yang lebih rendah pan eningkat. Grafik sebaran suhu bahan dapat dilihat pada
m hari laju aliran udara menjadi sangat lambat. Bahkan i dinding pengering hingga setinggi 40 cm dari lan
engering hanya memanfaatkan perbedaan tekanan uda
Gambar 24. Grafik sebaran suhu bahan gan bahan untuk sampel pada rak atas sampel C, teng
uran langsung sampel D berturut-turut adalah 4.41 bkjam.
34
awah selalu berada pada pengering hanya 41.1
o
C
g uangan pengering dan
gering. Suhu bahan rata- dan 34.3
o
C. Suhu bahan
o
C. Secara umum suhu yaitu pada kisaran 50
o
C. k penguapan bahan lebih
anas laten penguapan air a Gambar 24.
an pada saat malam hari lantai. Pada malam hari
dara di ruang pengering
ngah sampel B, bawah bkjam, 5.64 bkjam,
Laju pengeringan pengeringan dengan pen
pengering hanya 4.50 b yang dijemur langsung di
baik. Gambar 25 me
pengeluaran uap air dala ventilator yang berfungsi
dalam pengering dan men bahwa pengeringan akan
tinggi karena penguapan a Pada rak bagian
diduga karena campuran u air pada bahan, sehingga
air dari bahan ke udara s hisapan turbin ventilator
maka udara menjadi terku
Gamb Gambar 26 men
mengalami peningkatan. mencapai 25 bb meskip
Kadar air akhir b Kadar air akhir yang dica
rak atas 7.81 bb dan unt yang diharapkan yaitu 13
Kadar air bahan untuk k namun kualitas bahan ha
akibat lambatnya laju mikroorganisme beraktivi
an pada sampel yang dijemur langsung lebih cepat dib engering karena rata-rata laju pengeringan untuk sa
bkjam, hal ini kemungkinan disebabkan uap air yang d dibawa lebih cepat oleh aliran angin sehingga pengerin
menunjukkan grafik penurunan kadar air bahan t lam pengering sangat lambat yang disebabkan oleh ti
si menghisap keluar uap air di dalam pengering. Uap enyebabkan laju pengeringan berjalan lambat. Desrosie
an berjalan lebih cepat jika udara mengalir lebih cepat n air dari udara ke udara lebih cepat, demikian sebalikny
an bawah pada waktu-waktu tertentu terjadi kenaikan n udara dan uap air memiliki tekanan yang lebih tinggi
a yang terjadi adalah adsorpsi uap air dari udara ke bah a sekitar, karena udara pada dua rak terbawah ini ter
dan karena suhunya juga rendah maka akibat kerap kumpul di bawah.
mbar 25. Grafik hubungan kadar air bahan terhadap wak enunjukkan bahwa pada saat iradiasi meningkat maka
n. Peningkatan laju pengeringan tidak terlalu signifika ipun iradiasi matahari tinggi.
r bahan hasil pengeringan tidak merata untuk bagian a icapai untuk sampel pada rak bawah adalah 11.8 bb,
untuk penjemuran langsung 7.67 bb. Kadar air sampel 13 bb, namun jika dilihat secara keseluruhan baha
kemungkinan berbeda untuk setiap rak, secara umum hasil pengeringannya kurang baik. Sebagian bahan m
penguapan air dari bahan, sehingga memberika ivitas.
35
ibandingkan dengan laju sampel di dalam ruang
g dilepaskan oleh sampel ringan berlangsung lebih
terhadap waktu. Laju tidak bekerjanya turbin
p air menjadi tertahan di sier 2008 menjelaskan
pat dan suhu udara lebih nya.
n massa sampel, hal ini gi dibanding tekanan uap
ahan bukan desorspi uap ertahan akibat lemahnya
apatan udara yang tinggi
aktu ka laju pengeringan juga
ikan pada saat kadar air atas, tengah dan bawah.
b, rak tengah 12.19 bb, el sudah melewati target
han tidak kering merata. m seluruh bahan kering
mengalami penjamuran ikan kesempatan untuk
Gamb Permasalah utam
berikut : 1 sebaran suh terbawah; 2 tumpukan
terkena aliran udara; 3 t dari pengering keluar me
matahari menyebabkan r sehingga tidak mampu me
4.4. Pengujian Se