Performansi Pengering HASIL DAN PEMBAHASAN

40 14.84 turun 3.46 dari pengujian kapasitas penuh yaitu sebesar 18.3 . Penurunan ini terjadi karena banyak energi biomassa yang hilang, biomassa yang diumpankan pada pengujian kedua ini hampir 67 dari total biomassa yang digunakan pada pengujian kapasitas penuh meskipun massa bahan yang dikeringkan hanya setengah dari pengujian sebelumnya Tabel 10 memberikan perbandingan kinerja pengering untuk ketiga pengujian. Tabel 10. Perbandingan Performansi Pengering untuk Ketiga Pengujian Parameter Tanpa Beban Kapasitas Penuh Setengah Kapasitas Massa Awal - 180 kg 95 kg Massa Akhir - 70.1 kg 33.1 kg Lama Pengeringan - 49 jam 28 jam Suhu Udara Pengering Rata-rata 46.8 o C 40.9 o C 41.1 o C Suhu Bahan Rata-rata - 36.9 o C 38.2 o C Laju Pengeringan - 4.5 bkjam 8.56bkjam Energy Share Matahari 9.4 7.72 7.31 Energy Share Biomassa 90.6 92.28 92.69 Efisiensi Total - 18.3 14.84 Kontribusi energi dari matahari pada pengujian kedua ini hanya sebesar 7.31 dan biomassa sebesar 92.69. Energy share dari matahari ini tidak jauh berbeda dibanding dengan pengujian pada kapasitas penuh. Iradiasi harian rata-rata pada pengujian setengah kapasitas hanya 451.6 Wm 2 , iradiasi rata-rata ini bahkan lebih rendah dari yang ditargetkan yaitu sekitar 500 Wm 2 . Meskipun demikian kinerja pengering pada pengujain kedua ini lebih baik dibandingkan pada saat pengujian dengan kapasitas penuh, karena seluruh bahan kering merata.

4.5. Performansi Pengering

Dari dua kali pengujian didapatkan efisiensi total pengeringan yang berbeda. Pada kapasitas penuh efisiensi total pengeringan adalah 18.3. Sementara pada pengujian dengan setengah kapasitas diperoleh efisiensi total sebesar 14.84. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wikri 1998, pada pengujian pengering kakao tipe rak zig-zag diperoleh efisiensi total pengering 13.41 untuk mengeringkan 132 kg kakao dari kadar air 169.36 bk selama 58 jam dan untuk pengeringan 220 kg kakao dari kadar air 171.52 bk diperoleh efisiensi total sebesar 20.61. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandani et al 2009 mengeringkan kapulaga dengan ERK-Hibrid sebanyak 10 kg dari kadar air 80-82 bb hingga mencapai kadar air akhir 9-10 bb diperoleh efisiensi sebesar 16. Dengan pengering yang sama dengan jumlah kapulaga dikeringkan sebanyak 96 kg dari kadar air awal 87.5 bb hingga 10 bb diperoleh efisiensi total 19. Dibandingkan dengan kinerja pengering ERK-Hibrid lainnya, maka pengering singkong yang 41 dirancang ini kinerjanya tidak berbeda jauh dengan pengering ERK-hibrid lainnya, sehingga layak untuk digunakan dan dikembangkan kembali. Biaya pokok pengeringan dalam hal ini belum diperhitungkan, karena pengering belum menunjukkan kinerja yang optimal. Biaya pokok pengeringan terkait dengan biaya yang dikeluarkan untuk operasi pengeringan dan juga untuk pengadaan mesin pengering. Kinerja mesin pengeringa yang ada masih dapat ditingkatkan sehingga analisa biaya pengeringan akan lebih baik jika dilakukan apabila kinerja pengering sudah mencapai kinerja optimalnya.

4.6. Simulasi Aliran Udara