PEMODELAN 3D GEDUNG PERPUSTAKAAN IPB MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA STRUCTURES 17

15 Batam. Butuh waktu yang cukup lama untuk mempelajari software ini karena masih jarang pelatihan dan tutorialnya. Software Tekla Structures 17 yang telah dimiliki lalu di instal pada laptop, dan selanjutnya akan dimulai untuk mempelajari software tersebut. Software Tekla Structures 17 memiliki berbagai jenis tools yang sangat membantu dalam mendesain suatu proyek dari 3D menjadi 4D, salah satu tools yang digunakan pada penelitian ini untuk menjadikan model 3D menjadi 4D yaitu task manager.

4.2 PEMODELAN 3D GEDUNG PERPUSTAKAAN IPB MENGGUNAKAN SOFTWARE TEKLA STRUCTURES 17

Software Tekla Structures 17 yang sudah di Instal dapat langsung digunakan untuk pemodelan. Pemodelan ini dimaksudkan untuk memperoleh gambar 3D dari gedung Perpustakaan IPB dengan beberapa tambahan informasi-informasi yang akan ditambahkan didalamnya. Dalam bagian ini akan dijelaskan detail dari proses hingga hasil yang diperoleh dari pemodelan Gedung Perpustakaan IPB. Hal pertama yang dilakukan untuk memulai pemodelan ini adalah membuka software Tekla Structures 17. Setelah membukanya akan muncul halaman untuk Login ke Tekla Structures 17. Pada halaman Login akan muncul beberapa pilihan yaitu terdapat Environment, Role, dan License seperti pada Gambar 2 . License Tekla Structures 17 yang digunakan pada penelitian ini adalah license Educational. Setelah semua pilihan terisi lalu pilih OK. Gambar 2. Login Tekla Structures 17 Login yang telah berhasil maka akan masuk kedalam Tekla Structures 17. Setelah itu dapat langsung melakukan pemodelan Gedung Perpustakaan IPB. Hal yang dilakukan pertama adalah membuat model baru, yang dapat dilakukan adalah dengan memilih salah satu menu yaitu File lalu pilih New atau Ctrl + N, masukkan nama model , model template, dan model type. Nama model yang digunakan yaitu Gedung Perpustakaan IPB, model template yang dipilih none, dan model type yang 16 dipilih single-user lalu tekan OK maka akan mucul model baru dengan nama Gedung Perpustakaan IPB yang masih kosong dapat dilihat seperti pada Gambar 3. Gambar 3 . Tampilan awal pemodelan yang masih kosong Pembuatan grid dilakukan setelah dibuat new model, grid dapat dibuat langsung pada Tekla Structures 17 atau dapat juga dengan import file dari software lain yaitu AutoCAD .dwg. Namun, pada penelitian ini grid dibuat dengan cara manual langsung dari Tekla Structures 17. Pada penelitian ini tidak hanya digunakan satu grid saja melainkan menggunakan dua buah grid yang berbeda. Grid pertama merupakan grid yang berbentuk persegi atau kotak, sedangkan grid yang kedua yaitu grid yang berbentuk lingkaran dengan menginput jarak dan derajat. Digunakannya dua buah grid karena desain dari Gedung Perpustakaan IPB tidak hanya berbentuk persegi saja, desain yang cukup unik dengan sebagian bangunan berbentuk lingkaran. Grid yang pertama dibuat dengan cara memilih menu Modeling lalu create grid, sedangkan pembuatan grid yang kedua dengan memilih salah satu komponen pada componen catalog ctrl+f yaitu Radialgrid. Ukuran grid yang digunakan seperti yang terdapat pada shop drawing. Penginputan ukuran grid yang sesuai dengan koordinat yang ada X, Y, dan Z lalu di beri label nama sesuai dengan shop drawing, pengaturan grid dapat dilihat pada Gambar 4. Penginputan untuk grid yang kedua pada koordinat X diisi dengan diameter lingkaran dan koordinat Y diisi dengan derajat yang sesuai dengan desain. Grid yang digunakan untuk pemodelan Gedung Perpustakaan IPB dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini. 17 Gambar 4. Pengaturan Grid Gambar 5. Grid pemodelan gedung Perpustakaan IPB Setelah pembuatan grid selesai maka dilakukan tahap pemodelan selanjutnya, yaitu pembuatan model Pondasi yang merupakan bagian paling dasar atau bawah dari bangunan tersebut. Pondasi memiliki beberapa bagian, ada pile cap dan juga mini pile. Pada software Tekla Structures 17 sudah terdapat pemodelan pondasi otomatis dimana pile cap dan mini pile sudah tersusun menjadi satu, namun hanya terbatas hingga empat buah mini pile saja sedangkan pondasi pada gedung perpustakaan IPB ini ada yang memiliki sampai sembilan buah mini pile, oleh sebab itu pada penelitian ini 18 pembuatan pile cap dan mini pile dikerjakan secara terpisah. Pemodelan pondasi yang dilakukan pertama yaitu pemodelan bagian pile cap dan dilanjutkan dengan pembuatan mini pile. Pile cap pada bangunan ini memiliki beberapa ukuran, P1 memiliki ukuran sebesar 600x600 mm dengan mini pile sebanyak 1 buah, P2 dengan ukuran pile cap sebesar 600x1350 mm, P4 dengan ukuran sebesar 1350x1350 mm dan mini pile sebanyak 4 buah, P8 memiliki ukuran 1900x2100 mm dengan mini pile sebanyak 8 buah, dan P9 dengan ukuran sebesar 2100x2100 mm yang memiliki mini pile sebanyak 9 buah. Mini pile yang digunakan dalam pembangunan Perpustakaan IPB ini berbentuk persegi dengan ukuran 250x250 mm. Banyaknya mini pile disesuaikan dengan besarnya ukuran pile cap. Hasil dari pemodelan pondasi disajikan pada Gambar 6 . Gambar 6. Pemodelan Pondasi gedung Perpustakaan IPB Pemodelan selanjutnya yaitu pemodelan lantai dasar, pada lantai dasar ada beberapa komponen penyusunnya yaitu tie beam, kolom, dan slab. Bagian pertama yang dimodelkan yaitu tie beam dengan bentuk persegi, setelah itu pembuatan slab dengan ketebalan 80 mm, dan dilanjutkan dengan pembuatan kolom dengan bentuk persegi empat, persegi panjang, dan bentuk L. Pembuatan tie beam dilakukan dengan cara memilih menu modeling lalu create concrete part dan pilih beam atau dengan mengklik toolbar create concrete beam lalu sesuaikan profil dan material yang sesuai dengan shop drawing lalu klik OK, selanjutnya arahkan kursor pada titik awal pembuatan tie beam ke titik tujuan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan, pengaturan untuk beam dapat dilihat pada Gambar 7. Setelah tie beam selesai dilakukan pembuatan slab dengan cara memilih toolbar create concrete slab dan tentukan ketebalan slab yang diinginkan dan klik OK, arahkan kursor pada titik awal ke titik-titik selanjutnya sesuai bentuk slab. Pembuatan kolom untuk lantai dasar juga dengan memilih toolbar create concrete column dan sesuaikan dimensi dan material yang digunakan sesuai dengan desain lalu klik OK dan arahkan kursor pada titik-titik tempat kolom akan dibuat. Pemodelan lantai dasar yang telah selesai dapat dilihat pada Gambar 8. Pada software Tekla Structures 17 untuk mengetahui dimensi dari masing-masing kolom dan beam dapat dilakukan sangat mudah yaitu dengan cara mengklik satu kali pada bagian yang ingin diketahui dimensinya, contoh pada Gambar 9 dimensi kolom yang berukuran 4200 mm. 19 Gambar 7. Pengaturan beam Gambar 8. Pemodelan lantai dasar 20 Gambar 9. Kolom dan dimensi tingginya Lantai satu memiliki luas yang lebih besar dibandingkan lantai dasar dengan begitu akan semakin banyak bagian-bagian yang dimodelkan. Pemodelan pada lantai satu bagian-bagian yang dimodelkan sama seperti lantai dasar yaitu beam, tie beam, slab, dan kolom. Beam dimodelkan di atas kolom-kolom lantai dasar, sedangkan tie beam dimodelkan di atas pilecap. Pemodelan lantai satu dilakukan dari mulai bagian tie beam, beam, slab, dan kolom. Ukuran-ukuran untuk beam, tie beam, dan kolom yang digunakan berbeda-beda pada lantai satu ini. Setelah satu per satu bagian diselesaikan maka akan jadilah pemodelan lantai satu seperti pada Gambar 10. Untuk pemodelan pada lantai dua, tiga, dan empat memiliki urutan dan prosedur sama seperti pemodelan pada lantai satu dengan hasil pemodelan lantai 1, hasil dari pemodelan lantai 2 dapat dilihat pada Gambar 11, untuk pemodelan lantai 3 dapat dilihat pada Gambar 12, hasil pemodelan lantai 4 disajikan pada Gambar 13, dan pemodelan untuk lantai LMR dapat dilihat pada Gambar 14. Pemodelan gambar secara keseluruhan dari mulai pondasi hingga atap dalam bentuk 3D akan ditampilkan pada Lampiran 2. Gambar 10. Pemodelan lantai 1 gedung Perpustakaan IPB 21 Gambar 11. Pemodelan lantai 2 gedung Perpustakaan IPB Gambar 12. Pemodelan lantai 3 gedung Perpustakaan IPB Gambar 13. Pemodelan lantai 4 gedung Perpustakaan IPB 22 Gambar 14. Pemodelan lantai LMR gedung Perpustakaan IPB Perbedaan antara lantai 1, lantai 2, lantai 3, lantai 4, dan lantai LMR terletak pada jenis dan ukuran dari masing-masing bagiannya, yang akan dijelaskan pada Tabel 2. Tabel 2. Bagian-bagian Struktur yang Digunakan pada Masing-masing Lantai Jenis Beam Jenis Slab Jenis Kolom Lantai Dasar TB1, TB2, TB3, TB4, TB5, dan TB6 Slab dengan ketebalan 80 mm K1K, KL,dan K4 Lantai 1 TB1, TB2, TB3, B1, B2, B3, B5, B6, B7, B8, B9, B9K, B10,dan B10K Slab dengan ketebalan 80 mm dan 120 mm K2, K3, K1, K4, dan KL Lantai 2 B1, B2, B3, B5K, B6, B7, B8, B9, B9K, B10, dan B10K Slab dengan ketebalan 120 mm K2A, K3A, K1A, K4, dan KL Lantai 3 B1, B5, B6, B7, B8, B9, B9K, B10, dan B10K Slab dengan ketebalan 120 mm K3B, K1B, K4, dan KL Lantai 4 B1, B4, B5, B6, B7, B8, B9, B9K, B10, dan B10K Slab dengan ketebalan 120 mm KP8, K1B, K3C, K4, dan KL Lantai LMR B6, B7A, B8A, B9, B9K, B10, B10K, dan B11 Slab dengan ketebalan 120 mm K1B, K4, dan KL Atap B6, B9, B9K, B10, dan B10K Slab dengan ketebalan 120 mm - Dari Tabel diatas dapat terlihat beam, slab, dan kolom yang digunakan pada masing-masing lantai. Adapun ukuran-ukuran dari masing-masing beam dan kolom yang digunakan terdapat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Pemodelan 3D gedung Perpustakaan IPB yang telah selesai selanjutnya ditambahkan tulangan pada masing-masing bagiannya, mulai dari penulangan untuk pondasi pile cap dan mini pile. Setelah itu dilanjutkan dengan penulangan tie beam, beam, kolom, dan pemberian wire mesh untuk slab untuk lantai dasar, lantai 1, lantai 2, lantai 3, lantai 4, lantai LMR, dan atap. Pada penulangan untuk slab terdapat perbedaan, lantai dasar hingga lantai 4 menggunakan wire mesh sedangkan slab untuk lantai LMR dan atap menggunakan tulangan yang biasa pada umumnya. 23 Pemodelan pondasi yang dikerjakan secara terpisah antara pile cap dan mini pile maka penulangan pun dilakukan secara terpisah, penulangan pada pondasi dimulai dari pemberian tulangan pile cap terlebih dahulu. Penulangan pile cap dilakukan dengan cara memilih salah satu item yang terdapat pada componen catalog yaitu pad footing reinforcement. Setelah itu input ukuran-ukuran dan jarak tulangan pile cap sesuai yang terdapat pada shop drawing. Pengaturan dan penginputan untuk pile cap dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15. Pengaturan pembuatan pile cap Pada gambar diatas dapat dilihat apa saja yang dapat diinput pada pad footing reinforcment, terdapat bagian picture untuk mengganti jarak tulangan dengan pinggir pile cap, primary bar untuk input ukuran, jenis, dan jarak antar tulangan bagian pertama, secondary bar digunakan untuk menginput ukuran, jenis, dan jarak antar tulangan bagian kedua, sedangkan lacer bar untuk pengaturan ukuran dan spasi sengkang. Setelah ukuran-ukurannya sesuai dengan yang dibutuhkan maka kursor dapat langsung diarahkan ke pile cap yang ingin diberikan tulangan. Hal tersebut dilakukan untuk semua pile cap. Penulangan untuk mini pile dilakukan dengan cara memilih salah satu item yang terdapat pada component catalog yaitu round column reinforcement. Pada shop drawing desain mini pile berbentuk segi empat dengan ukuran 250x250 mm, namun untuk penulangannya digunakan tulangan dengan sengkang melingkar oleh sebab itu dipilih round column reinforcement untuk penulangannya. Pengaturan pada round column reinforcement untuk mini pile disesuaikan dengan shop drawing. Ukuran mini pile pada setiap pile cap sama, maka akan mempermudah dalam penulangan dengan tidak mengganti ukuran tulanganya. Setelah penulangan pile cap dan mini pile selesai, hasilnya ditampilkan pada Gambar 16. 24 Gambar 16. Pile cap dan mini pile dengan tulangannya Penulangan tie beam dengan cara memilih salah satu dari beberapa macam penulangan untuk beam yang terdapat pada component catalog. Rectangular beam – automated reinforcement layout dipilih untuk penulangan tea beam dan beam. Ukuran tie beam pada lantai dasar berbeda-beda, maka setiap ingin menginput tulangan pada tea beam disesuaikan ukurannya terlebih dahulu sesuai dengan shop drawing. Setelah pengaturan Rectangular beam – automated reinforcement layout selesai, kursor diarahkan pada tie beam yang ukurannya sudah sesuai dengan pengaturan ukuran tulangan yang dimasukkan. Penulangan tie beam selesai maka dilanjutkan dengan penulangan pada slab. Slab pada lantai 1 digunakan single wire mesh M8-150, wire mesh dapat diperoleh pada component catalog. Wire mesh yang dipilih pada component catalog yaitu reinforcement mesh array in area. Pada reinforcement mesh array in area, jenis wire mesh M8-150 dapat langsung dipilih dan disesuaikan, setelah itu pilih slab yang ingin ditambahkan wire mesh dan klik pada titik-titik ujung slab sesuai dengan bentuk slab. Penulangan dilanjutkan dengan penulangan kolom, penulangan kolom pada lantai dasar menggunakan column – automated reinforcement layout yang merupakan salah satu item pada component catalog. Pada column – automated reinforcement layout jumlah tulangan untuk penulangan terbatas hanya sebanyak 12 buah, sedangkan tulangan untuk penulangan kolom pada lantai dasar ini terdapat kolom yang membutuhkan sebanyak 20 buah tulangan, oleh sebab itu ada beberapa tulangan yang ukurunnya 2 kali lebih besar dibanding yang lainnya, hal itu dilakukan agar tulangan tetap memiliki kekuatan yang sama walaupun jumlah tulangannya berbeda. Pengaturan column – automated reinforcement layout untuk kolom yang berbentuk persegi dapat dilihat pada Gambar 17. Apabila ukuran, jarak, dan jumlah tulangan sudah disesuaikan, selanjutnya klik kursor 25 pada kolom-kolom tersebut. Penulangan tie beam, slab, dan kolom pada lantai dasar yang telah selesai ditampilkan pada Gambar 18. Gambar 17. Pengaturan pembuatan tulangan untuk kolom Gambar 18. Lantai dasar yang sudah diberi tulangan 26 Penulangan juga dilakukan pada beam, slab, dan kolom lantai 1, lantai 2, lantai 3, lantai 4, lantai LMR, dan atap. Penulangan untuk beam lantai 1,lantai 2, lantai 3, lantai 4, lantai LMR, dan atap juga menggunakan rectangular beam – automated reinforcement layout yang terdapat pada component catalog . Penulangan beam pada lantai 1 dikerjakan seluruhnya sesuai dengan ukuran yang terdapat pada shop drawing. Slab pada lantai 1 juga menggunakan single wire mesh M8-150, maka sama seperti lantai dasar pada lantai 1 juga menggunakan reinforcement mesh array in area, seluruh slab pada lantai 1 diberikan wire mesh baik yang memiliki ketebalan 120 mm maupun dengan ketebalan 80 mm. Selanjutnya penulangan untuk kolom pada lantai 1, pembuatan tulangan untuk kolom pada lantai satu yang berbentuk persegi sama seperti pembuatan tulangan kolom pada lantai dasar yaitu menggunakan column – automated reinforcement layout. Pada lantai 1 juga terdapat kolom yang berbentuk lingkaran, untuk kolom yang berbentuk lingkaran pemberian tulangan menggunakan juga menggunakan column – automated reinforcement layout, namun penginputan ukuran, jumlah, dan jarak dilakukan pada tab circular column. Pengaturan untuk kolom lingkaran dapat dilihat pada Gambar 19. Pada Gambar 20 akan diperlihatkan contoh salah satu gambar kolom lingkaran dari penampang atas. Gambar 19. Pengaturan tulangan untuk kolom yang berbentuk lingkaran 27 Gambar 20. Contoh kolom lingkaran dilihat dari penampang atas Penulangan beam dan kolom pada lantai 2, lantai 3, lantai 4, lantai LMR, dan atap sama seperti pada lantai dasar dan lantai 1 yaitu menggunakan rectangular beam – automated reinforcement layout dan column – automated reinforcement layout. Slab pada lantai 2, lantai 3, dan lantai 4 juga menggunakan single wire mesh M8-150 dan pembuatannya menggunakan reinforcement mesh array in area yang sama seperti lantai dasar dan lantai 1, sedangkan untuk slab pada lantai LMR dan atap menggunakan tulangan biasa dengan diameter tulangan sebesar 8 mm dan jarak antar tulangan sebesar 175 mm. Penulangan slab pada lantai LMR dan atap menggunakan salah satu komponen yang terdapat pada component catalog yaitu slab bars. Pada slab bars dimasukkan ukuran yang sesuai dengan shop drawing. Setelah selesai pilih slab yang diberi tulangan, cukup klik satu kali pada slab maka tulangan terisi secara rata pada slab terssebut, contohnya dapat dilihat pada Gambar 21 yaitu slab pada atap. Pada bagian atap gedung perpustakaan IPB memiliki desain rangka atap yang cukup unik dengan bahan pipa baja berdiameter 8”. Hasil dari pemodelan atap dan rangka atap dapat dilihat pada Gambar 22 . Gambar 21. Slab pada atap yang menggunakan tulangan 28 Gambar 22. Atap dengan rangka baja Selesainya pembuatan tulangan pada bagian-bagian gedung perpustakaan IPB tersebut dilanjutkan dengan pembuatan tangga. Pembuatan tangga dilakukan pada akhir dari penulangan bertujuan agar mempermudah dalam pembuatan model dan penulangan. Tangga dibuat dengan memilih salah satu komponen di component catalog, komponen yang dipilih disesuaikan dengan bentuk tangga yang cocok dengan tangga pada gedung perpustakaan IPB karena ada beberapa jenis macam bentuk tangga yang terdapat pada component catalog, macam-macam katalog yang terdapat pada componen catalog untuk bagian tangga dapat dilihat pada Lampiran 5. Komponen untuk tangga yang sesuai dengan tangga pada gedung Perpustakaan IPB yaitu precast stairs. Pada precast stairs maka akan diatur ukuran-ukuran dari tangga tersebut, mulai dari lebar tangga, tinggi setiap pijakkannya, jumlah tangga, dan lain-lain. Pengaturan untuk pembuatan tangga pada precast stairs dapat dilihat pada Gambar 23 dan hasil dari tangga yang telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 24. Gambar 23. Pengaturan untuk pembuatan tangga 29 Gambar 24. Tangga pada pemodelan 3D gedung Perpustakaan IPB

4.3 PEMODELAN 4D

Dokumen yang terkait

Aplikasi Building Information Modeling (BIM) Menggunakan Software Tekla Structures 17 Pada Konstruksi Gedung Kuliah Tiga Lantai Fahutan IPB, Bogor

6 69 138

Analisis Inventarisasi Pemodelan Komponen Superstructures Jembatan Cikujang Menggunakan BIM Tekla Structures

2 11 75

Analisis pada Pembangunan Gedung AD Premier Berdasarkan Tahapan Kinerja Waktu Menggunakan Microsoft Project 2010 dan Pemodelan 3D Menggunakan Software Tekla 17

2 10 54

Rekonstruksi Pekerjaan Pembesian pada Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran Chase Tower di Jakarta Selatan Menggunakan Software Tekla Structures V17

12 47 97

Analisis Kinerja Waktu dan Penerapan Building Information Modeling (BIM) Proyek Pengembangan Gedung RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur.

5 31 75

Evaluasi Kekuatan Struktur Gedung Tanoto Forestry Information Center Ipb Terhadap Faktor Gempa Dan Asesmen Terhadap Green Building

2 11 91

IDENTIFICATION OF BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) SIGNIFICANCE TOWARD IDENTIFICATION OF BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) SIGNIFICANCE TOWARD SUCCESSFULNESS OF THE CONSTRUCTION PROJECT IN YOGYAKARTA.

0 3 12

INTRODUCTION IDENTIFICATION OF BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) SIGNIFICANCE TOWARD SUCCESSFULNESS OF THE CONSTRUCTION PROJECT IN YOGYAKARTA.

0 2 4

LITERATURE REVIEW IDENTIFICATION OF BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) SIGNIFICANCE TOWARD SUCCESSFULNESS OF THE CONSTRUCTION PROJECT IN YOGYAKARTA.

0 2 13

Aplikasi Building Information Modeling (BIM) dalam Perancangan Bangunan Beton Bertulang 4 Lantai.

3 13 20