Sejarah BIM Building Information Modeling

9

2.2.2 Sejarah BIM Building Information Modeling

Menurut Ballard dan Koskela 1998, dari yang tradisional sampai tingkat yang lebih tinggi dalam industri bangunan untuk melaksanakan proyek menggunakan proses linear dimana penyampaian komunikasi dan pertukaran informasi terjadi secara berurutan dari pelaku industri dengan pelaku industri lainnya. Setiap pelaku industi memenuhi kewajibannya masing-masing untuk menghasilkan dan menambahkan informasi pada semua gambar dalam proyek bangunannya masing- masing. Itu berarti dalam mendapatkan ide untuk pembangunan konstruksi biasanya membutuhan waktu tujuh kali lebih banyak bahkan lebih dari itu. Dapat dilihat mengapa perselisihan beda pendapat dan miskomunikasi adalah masalah umum dalam industri bangunan. Sejak pertama kali banyak yang mengganggap BIM sebagai teknologi baru yang didasarkan pada software dan penelitian mengenai BIM diartikan sebagai pengembangan software. Software yang mampu merancang bentuk 3D sudah ada sejak tahun 1973, kemudian pada tahun 1975 Eastman memprediksikan bahwa teknologi baru ini mampu membuat industri bangunan jauh lebih efektif. Janni Tjell, 2010 Menurut Eastman 1975, konsep BIM ketika pertama kali diluncurkan diprediksikan dengan cara pendekatan ini dibuat akan mengubah proses didalam industri baangunan, tetapi tidak ada perubahan dan tidak sesuai dengan prediksi. Perubahan dari teknologi BIM ternyata menyebabkan untuk mempertimbangkan paradigma dalam industri konstruksi bangunan seperti yang disarankan oleh Eastman Eastman, 2008. Perubahan paradigma dalam konteks ini berarti mengubah persepsi mendasar bagaimana merancang dan membangun sebuah gedung. Perubahan persepsi ini harus datang dari orang yang terlibat dalam industri konstruksi bangunan, karena mereka yang harus membuat perubahan. Eastman et al, mengatakan bahwa mengadopsi BIM saja tidak akan selalu menyebabkan suatu proyek akan sukses. BIM adalah seperangkat teknologi dan proses kerja yang harus didukung oleh tim, manajemen, dan owner. BIM tidak akan menggantikan manajemen yang sangat baik, tim proyek yang baik ataupun budaya kerja yang saling menghargai.

2.2.3 BIM Tools

Dokumen yang terkait

Aplikasi Building Information Modeling (BIM) Menggunakan Software Tekla Structures 17 Pada Konstruksi Gedung Kuliah Tiga Lantai Fahutan IPB, Bogor

6 69 138

Analisis Inventarisasi Pemodelan Komponen Superstructures Jembatan Cikujang Menggunakan BIM Tekla Structures

2 11 75

Analisis pada Pembangunan Gedung AD Premier Berdasarkan Tahapan Kinerja Waktu Menggunakan Microsoft Project 2010 dan Pemodelan 3D Menggunakan Software Tekla 17

2 10 54

Rekonstruksi Pekerjaan Pembesian pada Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran Chase Tower di Jakarta Selatan Menggunakan Software Tekla Structures V17

12 47 97

Analisis Kinerja Waktu dan Penerapan Building Information Modeling (BIM) Proyek Pengembangan Gedung RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur.

5 31 75

Evaluasi Kekuatan Struktur Gedung Tanoto Forestry Information Center Ipb Terhadap Faktor Gempa Dan Asesmen Terhadap Green Building

2 11 91

IDENTIFICATION OF BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) SIGNIFICANCE TOWARD IDENTIFICATION OF BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) SIGNIFICANCE TOWARD SUCCESSFULNESS OF THE CONSTRUCTION PROJECT IN YOGYAKARTA.

0 3 12

INTRODUCTION IDENTIFICATION OF BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) SIGNIFICANCE TOWARD SUCCESSFULNESS OF THE CONSTRUCTION PROJECT IN YOGYAKARTA.

0 2 4

LITERATURE REVIEW IDENTIFICATION OF BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) SIGNIFICANCE TOWARD SUCCESSFULNESS OF THE CONSTRUCTION PROJECT IN YOGYAKARTA.

0 2 13

Aplikasi Building Information Modeling (BIM) dalam Perancangan Bangunan Beton Bertulang 4 Lantai.

3 13 20