Pengenalan Building Information Modeling

8

2.2.3 Pemodelan 4D Empat Dimensi

Pemodelan 4D memberikan cara yang lebih cepat dan lebih efektif menyampaikan informasi antar pihak proyek yang berkepentingan. Salah satu informasi yang disampaikan adalah scheduling jadwal pelaksanaan konstruksi, sehingga informasi bagaimana bangunan akan dibangun hari demi hari dapat terlihat. Program aplikasi 4D diantaranya Tekla Structures dan Autodesk Revit.

2.3 Building Information Modeling BIM

2.3.1 Pengenalan Building Information Modeling

BIM atau yang biasa disebut Intregrated Project Delivery IPD adalah suatu permodelan untuk desain, pelaksanaan dan penyampaian desain bangunan dengan kolaborasi, penyatuan dan pengorganisasian tim yang produktif dari suatu sistem pengendalian pelaksanaan proyek. Pembangunan di masa sekarang ini mengharapkan kontribusi dari semua anggota tim yang dilandasi dengan prinsip kepercayaan, proses yang transparan, kolaborasi yang efektif, keterbukaan penyebaran informasi, kesuksesan tim yang menuju kesuksesan proyek, penyebaran risiko dan penghargaan, penentuan keputusan berdasarkan nilai dan pekerjaan yang kapabilitas dan dukungan teknologi. Hasil akhirnya adalah kesempatan untuk mendesain, membangun dan pengoperasian seefisien mungkin. Tujuan dari diciptakannya suatu sistem Intregrated Project Delivery adalah untuk mengurangi kesalahan, kerusakan dan biaya saat keseluruhan pelaksanaan desain, konstruksi dan proses pelaksanaan Rizki Aniendhita, 2010. Menurut Roginski Daniel 2011, BIM merupakan proses inovatif dan efisien pengembangan informasi bangunan yang menggunakan model bangunan digital dan teknologi informasi. Menurut Eastman et al 2008, menjelaskan BIM sebagai salah satu perkembangan paling menjanjikan dalam arsitektur, industri teknik dan konstruksi. Dengan teknologi BIM, sebuah model virtual akurat bangunan akan dibangun secara digital. Ketika selesai, model yang dihasilkan mengandung geometri yang tepat dan data relevan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan konstruksi, fabrikasi dan pengadaan yang diperlukan untuk mewujudkan bangunan. Proses akhir dari pemodelan tiga dimensi bangunan memiliki kualitas tinggi yang dihasilkan dari BIM. Jika kontraktor hanya menggunakan pemodelan untuk lebih mengkomunikasikan konsep BIM dalam model 3D dan tidak menggunakan informasi lebih lanjut, maka disebut sebagai BIM “Hollywood”. Kontraktor dapat menggunakan konsep ini untuk memenangkan pekerjaan Hergunsel Mehmet, 2011. Terkadang BIM digunakan secara internal hanya dalam satu organisasi proyek dan tidak dibagi kepada seluruh organisasi proyek. Hal ini disebut “lonely”. Sebagai contoh, sebuah perusahaan arsitektur dapat memutuskan untuk merancang BIM dan menggunakannya untuk visualisasi dan analisis energi. Perusahaan arsitek memiliki kolaborasi internal. Namun, arsitek dapat memutuskan untuk menyediakan gambar-gambar dalam dua dimensi dan membatasi akses BIM. Hal ini akan menghambat manajer konstruksi MK, kecuali MK menciptakan model baru. Manajer konstruksi dapat menggunakan BIM dalam menentukan jumlah pekerjaan untuk mempersiapkan estimasi biaya. Selanjutnya MK dapat memberikan rendering gambar tiga dimensi. Jadwal BIM yang terintegrasi dikenal dengan BIM 4D empat dimensi, dapat digunakan untuk pemodelan, analisis, keamanan dan untuk menyiapkan rencana logistik. Sehingga, MK dapat menggunakan BIM untuk mengkoordinasikan pekerjaan dengan subkontraktor, memperbarui jadwal dan biaya, serta dapat merubah as built drawing kepada owner. 9 Telah banyak penggunaan BIM dalam proyek konstruksi, seperti pada tahap perencanaan preconstruction , tahap desain, tahap konstruksi dan tahap pasca kontruksi. Penggunaan BIM secara primer dan skunder pada proyek konstruksi disajikan pada Gambar 8. Gambar 8. Penggunaan BIM pada siklus pekerjaan pembangunan gedung Hergunsel, 2011

2.3.2 Kelebihan Building Information Modeling