Hipotesis Penelitian Definisi Operasional

mencakup kelembagaan pengurusan hutan rakyat, kelembagaan sosial, dan kelembagaan ekonomi. Kelembagaan pengurusan hutan rakyat merupakan sebuah sistem pengelolaan hutan rakyat mulai dari pembibitan hingga panen. Kelembagaan sosial meliputi hubungan kerja antar aktor, tenurial pohon, serta jaringan sosial yang terbentuk dari proses hubungan kerja tersebut. Kelembagaan ekonomi meliputi perolehan modal dan pemasaran kayu rakyat.

2.3 Operasionalisasi Perumusan Masalah

1. Apa peran usaha kayu rakyat didalam strategi nafkah petani? 1.1 Apa saja sumber nafkah rumahtangga petani? 1.2 Apa perbedaan sumber nafkah utama dan sampingan petani? 1.3 Apa posisi usaha kayu rakyat didalam strategi nafkah petani? 2. Bagaimana peran kelembagaan usaha kayu rakyat dalam mendukung atau menghambat keluarga petani untuk akses pada usaha kayu rakyat? 2.1 Seperti apa kelembagaan usaha kayu rakyat yang terdapat di Desa Curug? 2.2 Bagaimana akses keluarga petani di Desa Curug terhadap usaha kayu rakyat? 2.3 Bagaimana posisi petani kayu rakyat di dalam kelembagaan usaha kayu rakyat?

2.4 Hipotesis Penelitian

1. Usaha kayu rakyat merupakan bagian dari strategi nafkah ganda petani. 2. Semakin luas lahan yang dimiliki, petani cenderung menanam lebih banyak pohon kayu. 3. Hubungan-hubungan sosial yang terbentuk antar aktor usaha kayu rakyat menentukan pilihan petani dalam melakukan usaha kayu rakyat. 4. Petani kayu rakyat memiliki bargaining position terlemah dalam sistem pemasaran kayu rakyat.

2.5 Definisi Operasional

Dalam mengukur variabel-variabel yang akan digunakan untuk penelitian ini, maka perumusan dari masing-masing variabel akan dijabarkan dan dibatasi secara operasional sebagai berikut : No Variabel Data Definisi Operasional Pengukuran 1. Strategi Nafkah Petani Kayu Rakyat Pilihan sumber- sumber nafkah yang dimiliki oleh petani untuk menghidupi keluarganya Strategi nafkah petani terdiri atas pilihan : a. usaha kayu rakyat b. pertanian non usaha kayu rakyat c. non pertanian 2. Kelembagaan usaha kayu rakyat Kelembagaan usaha kayu rakyat dibagi menjadi : a. Kelembagaan pengurusan hutan rakyat b. Kelembagaan sosial c. Kelembagaan ekonomi Kelembagaan pengurusan hutan rakyat meliputi : a. Penguasaan lahan b. Pengurusan pohon kayu rakyat Kelembagaan sosial meliputi : a. Norma atau aturan yang berlaku terhadap usaha kayu rakyat b. Hubungan kerja antar aktor dalam usaha kayu rakyat Kelembagaan ekonomi meliputi : a. Perolehan modal petani kayu rakyat b. Pemasaran kayu rakyat 3. Kontribusi usaha kayu rakyat Kontribusi usaha kayu rakyat terhadap total pendapatan petani Kontribusi usaha kayu rakyat dihitung berdasarkan produktivitas kayu rakyat atau pendapatan dari hasil penjualan kayu rakyat, terhadap total pendapatan petani kayu rakyat Matriks 2. Definisi Operasional

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Curug, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat selama bulan April – September 2011. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja purposive. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan observasi dan melalui studi literatur. Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa masyarakat Desa Curug, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor telah melakukan usaha kayu rakyat dengan kepemilikan lahan rata-rata di bawah 1 Ha. Hal ini menarik peneliti untuk mengkaji lebih dalam mengenai usaha kayu rakyat dalam sistem penghidupan petani kecil di daerah ini.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis usaha kayu rakyat dalam sistem penghidupan petani kecil. Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif didukung dengan data- data kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini didapatkan dengan observasi dan wawancara mendalam kepada responden dan informan, dengan menggunakan alat bantu pedoman wawancara dan kuesioner. Pertanyaan dalam kuesioner terdiri dari pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup digunakan untuk menghindari kesalahan persepsi antara jawaban yang diinginkan peneliti dengan jawaban yang diberikan responden, sedangkan pertanyaan terbuka digunakan untuk memberikan kebebasan terhadap responden untuk menjawab pertanyaan. Unit analisa dalam penelitian ini adalah 30 rumahtangga petani yang melakukan usaha kayu rakyat di Desa Curug, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor dengan batasan setiap petani yang memiliki atau menggarap lahan dan menanam tanaman keras kayu. Kemudian dilakukan wawancara mendalam dengan dua orang pedagang pengumpul dan satu orang pengusaha industri kayu lokal. Peneliti juga melakukan pendekatan terhadap seorang informan kunci mengenai gambaran umum usaha kayu rakyat yang dilakukan masyarakat Desa

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Pendapatan Usaha Tani Kelapa Sawit di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan

14 113 76

Peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Pendapatan Petani Padi di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat

22 141 109

Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)Masyarakat Desa Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)Mandiri (Studi kasus di Desa Jorlang Huluan Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun)

7 132 78

Beberapa Masalah Yang Dihadapi Petani Dalam Pengembangan Usaha Tani Melon di Kabupaten Deli Serdang ( Studi Kasus : Desa Lantasan Baru Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang)

0 41 110

Konservasi Penyu Sebagai Usaha Untuk Pengembangan Kepariwisataan Di Pulu Bangkaru Kabupaten Aceh Singkil

10 102 54

Sistim Pemasaran Karet Rakyat Studi Kasus Pada Perkebunan Karet Rakyat di KEcamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 6 111

Posisi Pendapatan Kayu Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Studi Kasus di Kecamatan Ciawi, Caringin dan Cijeruk, Kabupaten Bogor)

0 8 77

Dinamika kelompok tani hutan dalam pengelolaan hutan rakyat: kasus pada kelompok tani hutan di Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor

3 14 70

Strategi pengembangan usaha pepaya california (Studi kasus : Gapoktan Lembayung Desa Cikopomayak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor)

0 38 148

Respon pelaku usaha hutan rakyat terhadap kebijakan surat keterangan asal usul kayu (Studi Kasus di Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor)

0 10 140