Gambar 15 Pemotongan kayu berlebih dengan cara digergaji. Ilustrasi pembuatan gading-gading dari kayu berbentuk V disajikan pada
Gambar 16.
Gambar 16 Pembuatan gading-gading berasal dari kayu A bentuk V. Sisa potongan kayu untuk gading-gading terdiri dari dua bentuk, yaitu
berupa balok Gambar 17a dan serpihan hasil pahatan Gambar 17b. Sisa kayu yang digunakan pada pembuatan gading-gading terbagi menjadi dua bagian yaitu
kayu terpakai tidak untuk gading-gading dan kayu terbuang berupa serpihan dan sisa hasil pahatan. Kayu yang masih dapat digunakan namun tidak untuk gading-
gading biasanya adalah sisa kayu berbentuk balok berukuran minimal 10 cm dengan ukuran panjang, lebar, dan tebal yang memungkinkan didapatkan
volumenya. Kayu berupa serpihan sisa hasil pahatan biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk kayu bakar. Kumpulan sisa material yang digunakan
pada pembuatan gading-gading dapat dilihat pada Gambar 17.
a b
Gambar 17 Sisa kayu pada pembuatan gading-gading. a.
Balok; b.Serpihan sisa pahatan Volume kayu yang digunakan untuk pembuatan gading-gading terbagi
menjadi dua yaitu kayu terpakai untuk gading-gading dan kayu tidak terpakai untuk gading-gading. Secara umum, pemanfaatan kayu untuk pembuatan gading-
gading dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18 Pemanfaatan kayu pada pembuatan gading-gading
5.2.3 Pemasangan gading-gading
Posisi gading-gading yang terpasang pada kapal yang diteliti dapat dilihat pada Gambar 19. Pemasangan gading-gading dimulai dari bagian tengah
midshi p kapal, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan bagian haluan dan
buritan kapal.
Gambar 19 Posisi gading-gading pada kapal. Sumber: Rahman 2009
Gading-gading
Gading-gading yang sudah dipotong, tidak langsung dipasang di atas kapal tetapi dihaluskan terlebih dahulu menggunakan ketam listrik. Setelah dihaluskan,
pembuat kapal terlebih dahulu meletakkan gading-gading tersebut pada posisi yang sudah ditentukan. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan perubahan
posisi ataupun jarak pemasangan gading-gading. Gading-gading dipasang di kulit kapal dengan menggunakan pasak kayu yang dikaitkan pada kulit kapal. Hal ini
dilakukan untuk memperkuat konstruksi gading-gading.
Berdasarkan bentuk konstruksinya, gading-gading dapat terdiri atas satu
hingga tiga bagian konstruksi. Gading-gading dengan satu bagian konstruksi terdapat pada tipe V bottom. Sedangkan gading-gading dengan dua serta tiga
bagian konstruksi terdapat pada gading-gading tipe U bottom, round bottom, dan V bottom.
Pada umumnya, pengrajin kapal di galangan UD. Semangat Untung memasang gading-gading yang terdiri dari tiga bagian konstruksi terlebih dahulu.
Dilanjutkan dengan pemasangan gading-gading yang terdiri dari dua bagian konstruksi dan yang terakhir, barulah pemasangan gading-gading yang terdiri dari
satu bagian konstruksi. Pemasangan dengan tiga bagian konstruksi diawali dengan gading-gading dasar Gambar 20. Setelah gading-gading dasar terpasang,
dilanjutkan dengan pemasangan gading-gading kiri atas dan kanan atas. Bentuk sambungan gading-gading dasar dengan gading-gading kiri atas dan kanan atas
disajikan pada Gambar 21.
Gambar 20 Pemasangan gading-gading di atas kapal.
Gading-gading dasar
Keterangan : a = Gading-gading dasar
b = Gading-gading sambungan bagian atas
Gambar 21 Pola sambungan gading-gading bagian atas dan bawah. Pada proses penyambungan gading-gading, perlu dilihat kesesuaian antara
gading-gading dasar dengan gading-gading sambungannya. Ketidaktepatan dalam proses penyambungan dapat mengakibatkan berkurangnya fungsi gading-gading
sebagai rangka kapal. Pemasangan gading-gading dengan pasak kayu disajikan pada Gambar 22.