Nama gading-gading disesuaikan menurut tempatnya. Gading-gading yang terletak di sekitar haluan disebut gading haluan. Gading yang terletak pada
tempat yang terlebar dari kapal disebut gading besar dan gading yang terletak di sarung poros baling-baling disebut gading kancing. Jumlah gading-gading
disesuaikan dengan ukuran kapal dan diberi nomor urut mulai nol yang dimulai dari belakang.
Gading-gading kapal dibuat dari kayu yang melengkung secara alami. Hal ini akan memperkuat konstruksi kapal karena arah serat kayu tidak ada yang
berpotongan. Kayu yang digunakan pada pembuatan gading-gading berasal dari pohon yang belum cukup tua. Pohon ini memiliki kandungan kayu juvenil yang
cukup besar. Hadikusumo 2000 menjelaskan bahwa apabila suatu sortimen mengandung kayu juvenil yang bercampur dengan kayu dewasa, maka sortimen
tersebut akan mengalami pelengkungan setelah kering. Gading-gading berfungsi untuk menghubungkan papan lambung satu
dengan yang lainnya dan memperkuat papan lambung pada arah melintang yaitu bersama-sama dengan papan lambung menahan tekanan air dari luar dan dari
muatan palka. Gading-gading dapat terdiri dari satu bagian yang disebut gading tunggal dan dapat juga terdiri dari dua bagian yang menempel, disebut gading-
gading ganda. Antar gading kiri dan kanan disatukan di bagian bawah dengan menggunakan wrang. Wrang disambung dengan gading-gading dan lunas
menggunakan baut Ayuningsari, 2007. Konstruksi gading-gading dan wrang kapal kayu dapat dilihat seperti gambar di bawah ini:
Gambar 2 Gading-gading kapal.
Gambar 3 Konstruksi gading-gading. a
haluan; b midship; c buritan Sumber: Arofik 2007
Gambar 4 Konstruksi gading-gading dan wrang kapal kayu. Sumber: Soekarsono 1994
3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini dilakukan dengan metode survey. Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap I adalah tahap persiapan dan survey.
Tahap II adalah tahap pengambilan data dan tahap III adalah pengolahan serta analisis data.
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli hingga Agustus 2008 di pusat industri galangan kapal rakyat UD. Semangat Untung di Desa Tanah Beru,
Bulukumba, Sulawesi Selatan.
3.2 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa timbangan, alat ukur dimensi kapal, kamera digital, alat tulis, dan kuesioner Lampiran 1. Obyek
kajian dalam penelitian ini adalah gading-gading produksi galangan kapal rakyat yang berlokasi di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
3.3 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang di ambil langsung dari objek
penelitian. Adapun data primer yang dibutuhkan antara lain: 1
Jenis kayu yang digunakan dalam pembuatan kapal kayu di Bulukumba, Sulawesi Selatan;
2 Jumlah gading - gading yang digunakan dalam pembangunan kapal;
3 Ukuran dimensi gading-gading, yang terdiri dari panjang, lebar, dan tebal
gading-gading; 4
Volume kayu sebelum dipotong; 5
Bentuk hasil pemotongan kayu untuk bagian konstruksi gading–gading; 6
Bentuk kayu sisa hasil potongan; 7
Berat jenis BJ kayu; dan 8
Berat sisa hasil potongan. Adapun data sekunder yang dibutuhkan berupa berat jenis BJ kayu yang
diterbitkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia.
3.4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan berdasarkan jenis data yang dibutuhkan seperti yang disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Jenis dan cara pengumpulan data No.
Jenis data Pengumpulan data
1. - Jumlah gading-gading
- Dimensi gading-gading - Volume gading-gading
Mengukur dimensi gading-gading dan menghitung jumlah serta volumenya
2. Berat sisa hasil potongan
Menimbang sisa material kayu 3.
- Jenis kayu - Bentuk hasil potongan
- Bentuk sisa potongan Wawancara
terhadap beberapa
responden yaitu para pembuat kapal dan
pemilik galangan,
nelayan, pegawai Dinas Kecamatan, pegawai
Dinas Departemen Kelautan dan Perikanan
Bulukumba, Sulawesi
Selatan dan observasi 4.
Berat jenis kayu Studi literatur
3.5 Pengolahan Data
Pendeskripsian proses pembuatan gading-gading dan penentuan jenis kayu dilakukan dengan menabulasikan data-data hasil wawancara, mengambarkan
bentuk gading-gading yang dibuat, serta mendeskripsikan hasil observasi. Adapun perhitungan tingkat pemanfaatan kayu yang digunakan dilakukan secara
bertahap seperti yang disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5 Tahap pengolahan data pada pembuatan gading-gading. Berat jenis BJ kayu yang digunakan adalah 0,57 grcm³ untuk BJ kayu
bitti gofasa dan 0,59 grcm³ untuk BJ kayu jati BKI, 1989.
Mulai
Menghitung volume kayu Vk untuk gading-gading:
dimana: p = panjang kayu Ak = luas penampang kayu
Menghitung volume kayu sisa Vks yang tidak terpakai untuk konstruksi
gading-gading:
dimana: Bks = berat kayu sisa
Menghitung volume kayu terpakai Vkt untuk gading-gading:
Menghitung persentase volume kayu terpakai terhadap volume kayu untuk gading-gading:
Selesai