KONDISI UMUM GALANGAN KAPAL UD. SEMANGAT UNTUNG

Galangan kapal milik U.D Semangat Untung berlokasi di lahan kosong yang letaknya tidak jauh dengan pesisir pantai sehingga setelah kapal selesai dibuat, dapat langsung diluncurkan dan digunakan. Galangan kapal tersebut terutama digunakan untuk pembuatan kapal, namun sewaktu-waktu dapat pula digunakan untuk perbaikan kapal yang rusak. Galangan kapal tersebut telah berdiri sejak dua puluh sembilan tahun yang lalu. Kegiatan pembangunan kapal yang terjadi secara terus menerus menjadikan bukti bagi galangan kapal UD. Semangat Untung merupakan galangan kapal yang produktif. Kapal yang diproduksi bermacam-macam, diantaranya adalah kapal perikanan dan kapal penumpang. Pada umumnya galangan kapal UD. Semangat Untung membuat kapal tanpa disertai desain atau gambar rancangan umum general arrangement. Pembangunan kapal hanya berdasarkan pengalaman turun temurun dan kebiasaan para pengrajin. Walaupun tanpa gambar desain, keahlian para pengrajin ini sudah tidak diragukan lagi. Akan tetapi, galangan tersebut dapat pula membangun kapal berdasarkan gambar desain kapal yang diberikan oleh pihak pemesan. Kapal tanpa pemesanan terlebih dahulu serta tanpa dilengkapi dengan gambar rencana memiliki harga yang berbeda dengan kapal yang dipesan terlebih dahulu. Harga jual kapal tanpa pemesanan terlebih dahulu relatif lebih rendah dibandingkan dengan kapal pesanan. Namun, harga jual tersebut tetap dapat menutupi biaya produksi. Produktivitas galangan tersebut tergolong baik karena mampu membangun 3-6 kapal baru per tahun dengan lama waktu pembangunan untuk sebuah kapal berkisar 2-5 bulan. Kapal yang dibangun umumnya berukuran 15-300 GT. Kapal-kapal yang berukuran lebih dari 50 GT biasanya merupakan kapal pesanan asing atau biasa dikenal dengan nama “kapal tourist”. Pemesan kapal tersebut berasal dari berbagai macam negara seperti Amerika, Inggris, dan Perancis. Sedangkan untuk kapal ikan, pemesan datang dari berbagai penjuru di tanah air. Sistem pembangunan kapal di UD. Semangat Untung dilakukan secara seri. Penerimaan order pembangunan kapal berikutnya baru dilakukan setelah kapal yang sedang dibangun selesai. Secara umum, tahapan pembangunan kapal yang dilakukan pada galangan kapal yang berlokasi di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan memiliki kesamaan, yaitu diawali dengan pemesanan kapal oleh pemesan atau pembuatan kapal tanpa pemesan, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan perencanaan kapal, proses produksi kapal, dan diakhiri dengan penyerahan kapal kepada pemesan atau pemilik kapal. Tahapan produksi di galangan kapal rakyat U.D Semangat Untung dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Tahap pembangunan kapal ikan di Bulukumba. Pemesanan Perencanaan Produksi Penyerahan Pemasangan linggi buritan Pemasangan lunas Pemasangan linggi haluan Pemasangan kulit kapal hingga setengah tinggi kapal Pemasangan gading-gading Pemasangan galar geladak Pemasangan kulit kapal seluruhnya hingga ke sheer Pemasangan golak sheer Pemasangan lantai dek Pemasangan tiang layar Pembuatan palka Pembuatan pondasi mesin Pemakalan Pengecatan dan pemberian anti fouling Peluncuran Kapal siap digunakan Tingkat teknologi yang digunakan pada pembangunan kapal di galangan UD. Semangat Untung masih relatif rendah. Peralatan yang digunakan pada galangan kapal U.D Semangat Untung didominasi oleh peralatan non elektronik. Penggunaan peralatan tersebut sudah merupakan kebiasaan para pengrajin kapal. Jarang ditemukan alat-alat modern berupa alat-alat elektronik yang mampu memberikan kemudahan bagi para pembuat atau pengrajin kapal dalam proses pengerjaan kapal. Hal ini ditunjukkan dengan hanya digunakannya bor listrik dan ketam listrik dalam proses pembuatan kapal pada galangan kapal yang diteliti tersebut. Beberapa peralatan yang digunakan pada galangan kapal yang diteliti, disajikan pada Tabel 6. Secara lengkap, disajikan pada Lampiran 2. Tabel 6 Peralatan yang digunakan dalam pembuatan gading-gading kapal No. Peralatan yang digunakan Jenis peralatan elektroniknon elektronik Tujuan Penggunaan 1. Kapak panjang Non elektronik Memotong kayu untuk mendapatkan kelengkungan 2. Kapak duduk Non elektronik Memotong kayu untuk mendapatkan kelengkungan 3. Gergaji kayu Non elektronik Memotong sisa kayu berbentuk balok 4. Pahat Non elektronik Memahat kayu pada bagian gading-gading yang sulit dijangkau 5. Pasak Non elektronik Sebagai alat bantu dalam pembuatan pasak kayu 6. Palu kayu Non elektronik Digunakan untuk memastikan apakah pasak kayu sudah menempel kuat pada gading kapal 7. Palu besi Non elektronik Sebagai alat bantu yang digunakan pada saat memahat kayu 8. Mal Besi Non elektronik Mendapatkan kelengkungan gading-gading 9. Singkolo Non elektronik Menandai kerapatan gading- gading 10. Bacci Non elektronik Membuat pola kelengkungan 11. Golok Non elektronik Membuat pasak kayu 12. Alat Ukur Non elektronik Mengetahui dimensi kayu 13. Bor listrik Elektronik Melubangi kayu untuk memasang mur dan baut 14. Ketam listrik Elektronik Menghaluskan permukaan kayu Keadaan sumber daya manusia SDM di galangan kapal UD. Semangat Untung disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Keadaan sumber daya manusia SDM di UD. Semangat Untung No. Jenis pekerjaan Pendidikan terakhir Jumlah orang Status Upahhari 1. Pemilik galangan SD 1 Tetap Rp 50.000,00 2. Bagian analisis usaha S-1 1 Tetap Rp 50.000,00 3. Pembuat kapal SD 1 Tetap Rp 50.000,00 SMP 1 Tetap Rp 50.000,00 2 Honorer Rp 40.000,00 SMA 1 Tetap Rp 50.000,00 1 Honorer Rp 40.000,00 Keterangan: Tetap : Perkerja tetap Honorer : Pekerja tidak tetap Berdasarkan Tabel 7 di atas, dapat dilihat bahwa sumber daya manusia di galangan kapal UD. Semangat Untung terdiri dari 8 orang pekerja yang terdiri dari 5 orang tenaga kerja tetap dan 3 orang tenaga kerja tidak tetap honorer. Tidak ada pembagian kerja dalam pembuatan kapal sehingga para pembuat kapal bekerja sesuai dengan kebutuhan pembangunan kapal. Pemilik galangan memiliki pendidikan akhir di Sekolah Dasar SD. Akan tetapi, karena pengetahuan yang diperolehnya secara turun temurun maka pemilik galangan kapal mampu mengelola galangan kapal miliknya dengan baik. Dalam pengelolaannya, pemilik galangan dibantu oleh seorang sarjana ekonomi yang berperan dalam analisis usaha galangan. Khusus untuk pembuat kapal, hampir semuanya tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan jenis pekerjaannya. Pemberian upah dihitung dalam jumlah hari kerja. Pekerja tetap mendapatkan upah Rp 50.000,00hari sedangkan pekerja tidak tetap sebesar Rp 40.000,00hari. Pekerja galangan kapal U.D Semangat Untung bekerja setiap hari dimulai pada pukul 08.30-17.00 WITA. Produktivitas galangan kapal UD. Semangat Untung dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Produktivitas galangan kapal UD. Semangat Untung No. Ukuran kapal Tahun 2006 2007 2008 1. 50 GT 2 3 3 2. 50-150 GT 3 2 2 3. 150-300 GT 1 - 1 Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata galangan kapal UD. Semangat Untung dapat membangun 3-6 unit kapal dengan berbagai ukuran. Hal ini dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia serta teknologi yang ada di galangan kapal UD. Semangat Untung. Waktu dan jumlah tenaga kerja setiap pembangunan satu unit kapal tergantung kepada ukuran kapal sebagaimana terlihat pada Tabel 9. Tabel 9 Jumlah pekerja dan lama pekerjaan tiap ukuran kapal No. Ukuran kapal Pekerja Lama waktu pengerjaan 1. 50 GT 1-2 1 bulan 2. 50-150 GT 3-4 1 – 2,5 bulan 3. 150-300 GT 4-5 3 - 5 bulan Tabel tersebut memperlihatkan bahwa semakin besar ukuran kapal, maka jumlah pekerja dan waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu unit kapal semakin banyak dan lama. Namun demikian, untuk kapal-kapal yang dipesan secara borongan, penambahan jumlah pekerja dilakukan guna mempercepat waktu pembuatan kapal. Kapal–kapal yang dibuat di galangan kapal UD. Semangat Untung terbuat dari kayu. Jenis–jenis kayu yang umumnya digunakan untuk pembangunan kapal di galangan kapal UD. Semangat Untung dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Jenis kayu yang digunakan beserta asal perolehan kayu No. Jenis kayu Pemakaian Asal perolehan kayu 1. Kayu besi Intsia bijuga O Lunas - Sulawesi Selatan Bulukumba - Sulawesi Tenggara Kendari 2. Kayu bitti atau Gofasa Vitex cotassus Kulit kapal - Sulawesi Selatan Bulukumba - Sulawesi Tenggara Kendari - Kepulauan Maluku 3. Kayu jati Tectona grandis j.f Gading-gading, lantai dek, balok dek, - Sulawesi Selatan Bulukumba - Sulawesi Tenggara Kendari - Kepulauan Maluku - Irian Jaya Jayapura 4. Kayu meranti Shorea spp . Galar, sheer, tiang layar, palka - Sulawesi Selatan Bulukumba - Sulawesi Tenggara Kendari Tabel 10 berisikan jenis kayu yang digunakan untuk pembangunan kapal di UD. Semangat Untung terdiri dari empat jenis kayu yaitu kayu besi Intsia bijuga O, kayu bitti atau gofasa Vitex cotassus, kayu jati Tectona grandis j.f, kayu meranti Shorea spp .. Keempat jenis kayu tersebut tidak saja berasal dari lokasi di sekitar galangan, akan tetapi juga berasal dari propinsi lain di Sulawesi. Bahkan ada yang didatangkan dari luar Pulau Sulawesi yaitu Kepulauan Maluku dan Pulau Irian Jaya. Hal ini disebabkan jumlah kayu yang tersedia di sekitar Bulukumba masih belum mencukupi kebutuhan pembangunan kapal di UD. Semangat Untung. Pemakaian jenis kayu tersebut adalah berdasarkan pada kebiasaan pembuat kapal dalam mengkonstruksi kapal buatannya. Pengetahuan yang didapatkan hanya berasal dari warisan para pendahulunya sehingga jenis kayu yang digunakan dari tahun ke tahun relatif sama. 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Jenis dan Bentuk Kayu untuk Konstruksi Gading-Gading Kapal yang menjadi objek penelitian direncanakan untuk mengoperasikan alat tangkap gillnet. Mesin yang digunakan merupakan mesin permanen inboard dengan merek dagang TS Shanghai. Dimensi utama kapal tersebut dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Dimensi utama obyek penelitian No. Dimensi Ukuran 1. LOA length over all 12 meter 2. LPP length betwen perpendicular 7,7 meter 3. LWL length water line 9,9 meter 4. B breadth 1,825 meter 5. D depth 0,74 meter 6. d draught 0,44 meter Kayu yang dapat digunakan untuk pembuatan gading-gading di Bulukumba terdiri atas kayu bungur Lagerstroe mia speciosa pers, kayu jati Tectona grandis j.f, kayu giam Cotylelobium specdi, kayu biti atau gofasa Vitex cotassus. Namun, jenis kayu yang biasa digunakan untuk pembuatan gading-gading di galangan kapal UD. Semangat Untung adalah kayu jati Tectona grandis j.f dan kayu bitti atau gosafa Vitex cotassus. Berdasarkan hasil penelitian kapal sebelumnya di Sulawesi, diketahui bahwa kedua jenis kayu tersebut merupakan jenis kayu yang umum digunakan sebagai material pembuat gading-gading. Kayu jati dan kayu bitti lebih banyak digunakan dikarenakan harganya yang lebih murah dibandingkan dengan kayu giam. Akan tetapi kekuatannya lebih rendah dibandingkan dengan kayu giam. Jika dibandingkan dengan kayu bungur, kayu jati dan kayu bitti harganya lebih mahal dan kekuatannya pun lebih baik dibandingkan dengan kayu bungur. Kayu bitti dipilih karena memiliki keistimewaan, selain berat jenisnya yang sesuai dan harga yang cukup terjangkau, kayu ini ada yang berbentuk V. Oleh karena itu, biasanya pembuat kapal di Bulukumba memanfaatkannya untuk konstruksi gading-gading di bagian haluan kapal. Penggunaan kedua kayu ini bukan suatu keharusan. Gading-gading kapal dapat dibuat dari kayu jati saja, atau kombinasi antara kayu jati dan bitti. Hal ini tergantung pada kemampuan finansial pemesan kapal. Kayu bitti dan kayu jati yang digunakan pada pembuatan gading-gading yang menjadi objek penelitian merupakan kayu muda. Berdasarkan literatur yang diperoleh, diketahui bahwa Berat Jenis BJ, Kelas Kuat KK, dan Kelas Awet KA untuk kayu jati Tectona grandis j.f adalah 0,59 grcm³, II, I-II. Adapun kayu bitti atau gofasa Vitex cotassus memiliki Berat Jenis BJ, Kelas Kuat KK, dan Kelas Awet KA masing-masing 0,57 grcm³, II-III, II-III. Pada Tabel 12 disajikan jenis dan karakteristik fisik kayu yang digunakan untuk membuat konstruksi gading-gading. Tabel 12 Jenis dan karakteristik fisik kayu yang digunakan untuk membuat konstruksi gading-gading Jenis kayu yang digunakan pada kapal yang diteliti BJ KK KA - Kayu bitti atau gofasa Vitex cotassus - Kayu jati Tectona grandis j.f 0,57 grcm³ 0,59 grcm³ II II-III I-II II-III Menurut Biro Klasifikasi Indonesia 1989, persyaratan kayu untuk gading-gading adalah yang memiliki Berat Jenis BJ minimum 0,70 grcm³, Kelas Kuat KK minimum III, dan Kelas Awet KA minimum III. Apabila dilihat dari berat jenis, maka kayu jati Tectona grandis j.f dan kayu bitti atau gosafa Vitex cotassus belum memenuhi standar minimum yang ditetapkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia BKI. Hal ini karena jenis kayu yang digunakan adalah kayu yang masih muda. Namun apabila dilihat dari Kelas Kuat KK dan Kelas Awet KA, kedua kayu ini merupakan jenis yang telah sesuai dengan syarat jenis kayu yang digunakan sebagai konstruksi gading-gading. Sampai saat ini, kayu jati dan kayu bitti menjadi semacam keharusan bagi pembuat kapal di Bulukumba untuk membuat kapal khususnya gading-gading.

5.2 Pembuatan Gading-gading

Gading-gading pada kapal yang diteliti berjumlah 29 buah. Tipe gading- gading yang dibuat terdiri dari gading-gading tipe U bottom, round bottom, dan V bottom. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, diketahui bahwa bentuk kayu yang digunakan untuk membuat ketiga bentuk gading-gading tersebut terdiri atas dua jenis, yaitu kayu berbentuk V disajikan pada Gambar 9. Gambar 9 Jenis kayu berbentuk V pada pembuatan gading-gading. l t p