Pemasangan gading-gading Pembuatan Gading-gading

Keterangan : a = Gading-gading dasar b = Gading-gading sambungan bagian atas Gambar 21 Pola sambungan gading-gading bagian atas dan bawah. Pada proses penyambungan gading-gading, perlu dilihat kesesuaian antara gading-gading dasar dengan gading-gading sambungannya. Ketidaktepatan dalam proses penyambungan dapat mengakibatkan berkurangnya fungsi gading-gading sebagai rangka kapal. Pemasangan gading-gading dengan pasak kayu disajikan pada Gambar 22. Gambar 22 Gading-gading disambung dan dipasak agar menempel kuat. Bentuk sambungan gading-gading a b a Pemasangan gading-gading yang terdiri dari dua bagian konstruksi, dipasangkan langsung ke kulit kapal. Terdapat kombinasi cara pemasangan gading-gading tersebut. Cara pertama, pemasangan gading-gading bagian bawah yang saling bertemu tanpa adanya jarak. Cara kedua, pemasangan gading-gading bagian bawah dengan adanya jarak antara keduanya. Adanya kombinasi cara pemasangan tersebut, terjadi berdasarkan kebiasaan pembuat kapal setempat. Gading-gading yang terdiri dari satu bagian konstruksi berasal dari kayu A yang berbentuk V. Pemasangan gading-gading tersebut dilakukan di bagian haluan kapal. Berikut penjelasan konstruksi dari tiap bentuk gading-gading kapal. 1 Gading-gading tipe U bottom Gading-gading dengan tipe U bottom terletak pada posisi gading-gading ke 1 hingga 10. Konstruksi gading-gading tipe U bottom, disajikan pada Gambar 23. a b Keterangan : a U bottom yang berasal dari dua konstruksi kayu yang tidak disambung U1; b U bottom yang berasal dari tiga konstruksi kayu yang disambung U2 Gambar 23 Konstruksi gading-gading tipe U bottom. Sumber: Rahman 2009 Gading-gading dasar Gading-gading sambungan Gambar di atas a dan b, memperlihatkan bahwa gading-gading bentuk U bottom ada yang terbuat dari dua bagian konstruksi U1 dan tiga bagian konstruksi U2. Biasanya, penggunaan tiga bagian konstruksi pada gading- gading dikarenakan gading-gading tersebut berada pada lebar kapal yang cukup lebar sehingga membutuhkan kayu yang panjangnya mencukupi. Proses pemasangan gading-gading tipe U1 dan tipe U2 pada kulit kapal dibuat secara selang-seling. Hal ini dikarenakan oleh kebiasaan pembuat kapal di galangan UD. Semangat Untung. Pembuatan gading-gading tipe U1 lebih mudah dilakukan karena gading- gading bagian kiri dan kanan dibuat secara terpisah. Berbeda halnya dengan pembuatan gading-gading tipe U2. Pada tipe ini pembuatan gading-gading lebih sulit dilakukan karena memiliki sambungan yang terdiri dari tiga bagian konstruksi yaitu, gading-gading dasar, kanan atas, dan kiri atas. Pemasangan dimulai dari gading-gading dasar terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan gading-gading kanan atas dan kiri atas. Adanya ketidaktepatan ukuran gading-gading yang terpasang, merupakan hal yang biasa terjadi sehingga perlu adanya koreksi agar gading-gading memiliki ukuran yang sesuai. Proses penyambungan pada gading-gading tipe U2 disajikan pada Gambar 24. Gambar 24 Proses penyambungan gading-gading tipe U2. Sumber: Rahman 2009 2 Gading-gading tipe round bottom Gading-gading dengan tipe round bottom terletak pada posisi gading-gading ke 11 hingga 22. Konstruksi gading-gading tipe round bottom, disajikan pada Gambar 25. a b Keterangan : a Round bottom yang berasal dari dua batang kayu yang tidak disambung R1; b Round bottom yang berasal dari tiga batang kayu yang disambung R2 Gambar 25 Konstruksi gading-gading tipe round bottom. Sumber: Rahman 2009 Sama halnya dengan gading-gading tipe U bottom, pada gading-gading tipe round bottom ada yang terbuat dari dua bagian konstruksi dan tiga bagian konstruksi. Pada gading-gading tipe ini, penggunaan kayu lengkung berjumlah dua batang. Gading-gading tipe R1 dan R2 dibuat dengan cara yang berbeda. Gading- gading tipe R1, pembuatan konstruksinya lebih mudah, hal ini dikarenakan, pembuatan gading-gading bagian kiri dan kanan dibuat secara terpisah. Proses pembuatan gading-gading ini sama seperti pembuatan pada gading-gading tipe U1. Proses pembuatan gading-gading tipe R2 lebih sulit dilakukan, hal ini karena pada tipe R2, memiliki tiga bagian konstruksi yang pemasangannya tidak rapat pada kulit kayu. Pemasangan dimulai pada gading-gading dasar, dilanjutkan dengan pemasangan gading-gading bagian kanan atas dan kiri atas. Proses pemasangan gading-gading tipe R1 dan tipe R2 pada kulit kapal dibuat secara selang-seling. Hal ini berdasarkan kebiasaan pembuat kapal di galangan UD. Semangat Untung. Proses penyambungan pada gading-gading tipe R2 disajikan pada Gambar 26. Gambar 26 Proses penyambungan gading-gading tipe R2. Sumber: Rahman 2009 3 Gading-gading tipe V bottom Gading-gading dengan tipe V bottom terletak pada posisi gading-gading ke 23 hingga 29. Konstruksi gading-gading tipe V bottom, disajikan pada Gambar 27. a b c Keterangan : a V bottom yang berasal dari satu batang kayu V1 b V bottom yang berasal dari dua batang kayu V2 c V bottom yang berasal dari tiga batang kayu V3 Gambar 27 Konstruksi gading-gading tipe V bottom. Sumber: Rahman 2009 Celah sambungan Ketiga gambar diatas, menunjukan bahwa gading-gading tipe V bottom ada yang terbuat dari satu bagian konstruksi, dua bagian konstruksi, dan tiga bagian konstruksi. Penggunaan satu bagian konstruksi ditujukan pada bagian haluan kapal. Sedangkan untuk gading-gading tipe V bottom yang terdiri dari dua bagian konstruksi dan tiga bagian konstruksi disesuaikan dengan ukuran badan kapal. Gading-gading tipe V1 berasal dari kayu bitti yang sudah berbentuk huruf V. Gading-gading ini dipasang di bagian haluan kapal. Setelah didapatkan ukuran kayu yang sesuai dengan kelengkungan kapal di bagian haluan, maka kayu tersebut langsung dipotong dan dipasang dengan menggunakan pasak kayu. Berbeda halnya dengan gading-gading tipe V1, pada tipe V2 konstruksi gading-gading dibuat satu persatu di bagian kanan dan kiri. Apabila ukuran konstruksi sudah sesuai, masing-masing bagian dapat disambung satu sama lain kemudian dipasang. Proses penyambungan pada gading-gading tipe V2 disajikan pada Gambar 28. Gambar 28 Proses penyambungan gading-gading tipe V2. Sumber: Rahman 2009 Pada tipe gading-gading V3, proses pembuatan lebih sulit dilakukan. Hal ini disebabkan gading-gading memiliki tiga bagian konstruksi. Kelengkungan gading-gading tipe V3 biasanya tidak sesuai benar dengan kelengkungan badan kapal. Ketidaksesuaian ini merupakan hal yang biasa terjadi, sehingga perlu adanya koreksi agar gading-gading memiliki ukuran yang sesuai. Proses penyambungan pada gading-gading tipe V3 disajikan pada Gambar 29. Gambar 29 Proses penyambungan gading-gading tipe V3. Sumber: Rahman 2009 Pemasangan gading-gading yang dilakukan setelah papan kulit terpasang akan mempengaruhi bentuk gading-gading. Apabila pada saat pemasangan, panjang gading-gading melebihi panjang badan kapal, maka dilakukan pemotongan agar gading-gading sesuai. Mengingat terbatasnya material dalam pembuatan gading-gading, dibutuhkan kepandaian dalam pemanfaatan material tersebut. Apabila pembuat kapal tidak mampu menggunakan balok kayu sebaik mungkin, maka pembuatan gading-gading tidak berjalan efektif. Hasil pembuatan gading-gading di bagian haluan, disajikan pada Gambar 30. Gambar 30 Gading-gading tampak pada bagian haluan. Setelah pemasangan gading-gading selesai dilakukan, tahapan terakhir adalah pengecekan bagian gading-gading. Pengecekan dilakukan dengan cara memukul konstruksi gading-gading untuk memastikan kuatnya gading-gading terpasang hingga kemungkinan adanya rongga dapat diminimalkan. Apabila masih terdapat rongga antara gading dan kulit biasanya dilakukan pemakalan untuk memastikan apakah gading-gading yang selesai dibuat sudah benar-benar kuat. Hasil pembuatan gading-gading pada kapal yang diteliti milik U.D Semangat Untung di bagian buritan, disajikan pada Gambar 31. Gambar 31 Gading-gading tampak pada bagian buritan.

5.3 Tingkat Pemanfaatan Kayu

5.3.1 Volume kayu pada pembuatan gading-gading

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka penggunaan kayu untuk tiap gading-gading disajikan pada Tabel 14. Tabel 14 Jenis kayu yang diperuntukkan pada pembuatan gading-gading Keterangan: A = Kayu berbentuk V dengan volume 0,0366 m 3 B 1 = Kayu berbentuk lengkung dengan volume 0,0432 m 3 B 2 = Kayu berbentuk lengkung dengan volume 0,0288 m 3 Posisi gading- gading ke- Tipe gading-gading Bentuk asal kayu Jumlah kayu Kisaran volume m 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 U bottom Bı Bı 2B 2 2B 2 2B 2 2B 2 2B 2 2B 2 Bı+B 2 Bı+B 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 0,0432-0,0720 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Round bottom Bı+B 2 Bı+B 2 Bı+B 2 Bı+B 2 Bı+B 2 2Bı 2Bı 2Bı Bı+B 2 Bı+B 2 2B 2 2B 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0,0576-0,0864 23 24 25 26 27 28 29 V bottom Bı Bı A B 1 A B 1 A 1 1 1 1 1 1 1 0,0366-0,0432 Tabel di atas menunjukkan bahwa gading-gading dengan tipe U bottom terdapat pada gading-gading posisi 1-10 dengan jenis balok yang digunakan merupakan kombinasi antara B 1 , 2B 2 dan B 1 +B 2 . Pada posisi gading-gading ini, balok yang digunakan berjumlah 18 batang kayu lengkung dan memiliki kisaran volume balok 0,0432-0,072 m³. Gading-gading dengan tipe round bottom terdapat pada posisi 11-22. Jenis balok yang digunakan merupakan kombinasi antara 2Bı, 2B 2 , dan B 1 +B 2 . Pada posisi gading-gading ini, balok yang digunakan berjumlah 24 batang kayu lengkung dan memiliki kisaran volume balok 0,0576-0,0864 m³. Gading-gading dengan tipe V bottom terdapat pada posisi 23-29 dengan jenis balok yang digunakan A dan B 1 . Pada posisi gading-gading ini, balok yang digunakan berjumlah empat batang kayu lengkung dengan volume 0,0432 m 3 dan tiga kayu berbentuk V dengan volume 0,0366 m³. Perhitungan pada Tabel 14 menunjukkan jumlah kayu yang digunakan untuk membuat gading-gading adalah 49 batang kayu yaitu 3 kayu jenis A, 21 kayu jenis B 1 , dan 25 kayu jenis B 2 dengan volume 1,737 m³ Lampiran 3. Tetapi pada saat penelitian dilakukan, kayu yang dipesan untuk pembuatan gading-gading berjumlah 50 batang kayu dengan volume 1,7802 m 3 Lampiran 3. Kelebihan balok kayu biasanya digunakan sebagai cadangan apabila terjadi salah potong dan terjadi kesalahan dalam pembuatan gading- gading.

5.3.2 Berat dan volume kayu terbuang pada pembuatan gading-gading

Tingkat pemanfaatan material kayu dihitung dengan membandingkan volume terpakai dan tidak terpakai dengan volume awal. Pada saat penelitian, dilakukan penimbangan berat kayu untuk pembuatan gading-gading sehingga dari berat tersebut dapat dihitung volumenya. Berat dan volume kayu tidak terpakai pada proses pembuatan gading-gading disajikan pada Tabel 15. Berdasarkan volume tidak terpakai maka akan diperoleh volume terpakai masing-masing kayu. Contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel 15 Berat dan volume terbuang tiap gading-gading Posisi gading-gading ke- Tipe gading-gading Berat terbuang kg Volume terbuang m³ 1 U bottom 2,2 0,0037 2 U bottom 2,5 0,0042 3 U bottom 5,2 0,0088 4 U bottom 5,7 0,0097 5 U bottom 6,4 0,0108 6 U bottom 5,2 0,0088 7 U bottom 4,4 0,0075 8 U bottom 4,1 0,0069 9 U bottom 4,5 0,0076 10 U bottom 5,2 0,0088 11 Round bottom 6,5 0,0110 12 Round bottom 6,4 0,0108 13 Round bottom 4,5 0,0076 14 Round bottom 5,2 0,0088 15 Round bottom 5,6 0,0095 16 Round bottom 7,8 0,0132 17 Round bottom 6,5 0,0110 18 Round bottom 5,3 0,0090 19 Round bottom 5,8 0,0098 20 Round bottom 6,4 0,0108 21 Round bottom 4,6 0,0078 22 Round bottom 6,5 0,0110 23 V bottom 1,2 0,0020 24 V bottom 2,2 0,0037 25 V bottom 1,8 0,0032 26 V bottom 5,2 0,0088 27 V bottom 2,7 0,0047 28 V bottom 5,3 0,0090 29 V bottom 12,8 0,0225 Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diketahui bahwa sisa kayu terbanyak adalah gading-gading tipe V bottom. Hal ini terjadi karena pada pembuatannya menggunakan kayu berbentuk V. Cara pengkonstruksian bentuk ini lebih sulit dilakukan terutama pada bagian haluan yang berasal dari satu bagian konstruksi.

5.3.3 Persentase volume kayu yang dipakai terhadap volume kayu awal

Tingkat pemanfaatan material kayu pada pembuatan gading-gading dapat dihitung dengan membandingkan volume kayu terbuang. Perbandingan volume pada gading-gading tipe U bottom, disajikan pada Gambar 32. Gambar 32 Perbandingan volume terpakai dan volume awal gading-gading tipe U bottom. Warna hijau pada gambar di atas menunjukkan volume awal gading- gading sedangkan warna kuning adalah volume terpakai gading-gading. Angka 1 hingga 10 merupakan angka yang menunjukkan posisi gading-gading tipe U bottom . Adapun nilai 0 hingga 0,1 merupakan selang nilai yang digunakan untuk menunjukkan volume awal dan volume terpakai. Posisi gading-gading satu dan dua berada pada selang nilai relatif rendah. Namun demikian, pada posisi gading-gading ketiga hingga kesepuluh mulai memperlihatkan perubahan nilai. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan jumlah material kayu yang digunakan untuk pembuatan gading-gading. Perbedaan ini terlihat dari jumlah kayu yang digunakan, dimana gading-gading satu dan dua menggunakan satu buah kayu sedangkan gading-gading ketiga dan kesepuluh menggunakan dua buah kayu. Berdasarkan perhitungan didapatkan volume tidak terpakai sebesar 0,0769 m³ yaitu 13,35 dan volume terpakai sebesar 0,4991 m 3 . Dengan demikian, tingkat pemanfaatan balok kayu pada pembuatan gading- gading tipe U bottom sebesar 86,64 Lampiran 5.