6
a. Persiapan lahan
Penanaman teh dapat dilakukan sebagai penanaman baru new planting, penanaman ulang replanting, konservasi atau rehabilitasi. Ketiga cara penanaman ini berbeda namun
memiliki prinsip yang hampir sama dan bertujuan untuk menghasilkan pengolahan tanah yang baik agar pertumbuhan tanaman baru berlangsung optimal. Untuk penanaman baru hal yang perlu
dilakukan: survei dan pemetaan tanah, pembongkaran pohon dan tunggul, pembersihan semak belukar dan gulma, pengolahan tanah dan persiapan jalan dan saluran drainase.
Persiapan lahan untuk penanaman ulang, kegiatan yang dilakukan: pembongkaran pohon pelindung dan perdu teh tua, sanitasi dan pengolahan tanah. Kegiatan sanitasi ini
dilakukan untuk melindungi tanaman baru agar tidak terserang penyakit seperti jamur akar dari tanaman yang lama. Pengolahan tanah dilakukan untuk menggemburkan tanah dan
membersihkan sisa-sisa akar dan tunggul dengan cara pencangkulan lahan sebanyak dua kali.
b. Pesemaian
Bibit tanaman teh dapat diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif. Saat ini penyediaan bibit tanaman teh diperoleh secara vegetatif dengan stek. Hal ini karena cara tersebut
paling cepat untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah banyak. Pesemaian bibit tanaman teh dapat dilakukan dengan cara pesemaian langsung di tanah-
tanah bedengan dan pesemaian dalam kantong plastik polybag. Lokasi untuk pesemaian harus dipilih lahan yang subur dengan drainase tanah yang baik, dekat dengan sumber air, dekat dengan
sumber tanah, landai dan dekat dengan jalan.
Setelah lahan dibersihkan dan ditata untuk pesemaian, kemudian dibuat bangunan naungan kolektif dengan ukuran tinggi 2 m dan luas disesuaikan dengan kebutuhan. Di sekeliling
bangunan pembibitan dibuat selokan yang berfungsi untuk membuang air hujan dan memelihara agar drainase tetap baik. Dalam pesemaian dilakukan pemeliharaan bibit tanaman seperti
penyiraman, perbaikan saluran drainase, pemeliharaan sungkup, pemupukan, pengendalian hamapenyakit, pengaturan pembukaan sungkup untuk menyesuaikan keadaan di dalam dan di
luar sungkup.
c. Pemeliharaan tanaman teh
Tanaman teh merupakan tanaman tahunan yang membutuhkan pemeliharaan yang baik agar pertumbuhannya subur dan sehat sehingga terbentuk tanaman teh yang berpotensi tinggi dan
dapat dipetik pada waktu yang telah ditetapkan. Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan mulai dari tanaman yang belum menghasilkan TBM dan tanaman yang telah menghasilkan TM.
Penyiangan
Penyiangan atau pengendalian gulma dilakukan untuk mencegah pertumbuhan gulma yang merugikan bagi tanaman teh karena aterjadi persaingan di dalam memperoleh unsur hara,
air, cahaya matahari dan ruang tumbuh. Cara yang dilakukan untuk mengendalikan gulma adalah dengan cara kultur teknis, cara manual dengan alat-alat sederhana seperti kored, sabit dan
cangkul serta cara kimia dengan pemberian bahan kimia seperi herbisida dengan menggunakan hand sprayer.
Pemupukan
Kegiatan pemupukan dilakukan untuk meningkatkan daya dukung tanah terhadap peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman teh. Pemupukan harus dilakukan dengan tepat,
7
meliputi tepat dosis, tepat cara, tepat jenis dan tepat waktu. Dalam menentukan dosis pemupukan, perlu dilaksanakan analisis tanah untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah.
Pengendalian hamapenyakit
Pengendalian hamapenyakit pada tanaman teh dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: kultur teknis, mekanis, hayati dan kimiawi. Pemberian insektisida dan fungisida sebagai
pengendali hamapenyakit harus disesuaikan dengan banyaknya tanaman teh yang terserang serta jenis dari hamapenyakitnya. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah motor pompa atau
mist blower.
d. Pemetikan
Pemetikan merupakan kegiatan mengambil sebagian tunas dan daun teh yang masih muda dan telah memenuhi syarat untuk diolah menjadi produk teh kering. Pemetikan dilakukan
setelah perdu dipangkas sampai saat pemangkasan berikutnya. Jenis petikan menentukan macam pucuk yang dihasilkan dan kualitas daun teh setelah diolah. Tabel 3 menyajikan jenis dan rumus
petikan pucuk teh.
Tabel 3. Sistem petikan produksi Jenis petikan
Rumus petikan Petikan halus
P+1 atau b+1m Petikan medium
P+2, p+3m, b+1m, b+2m, b+3m Petikan kasar
P+4 atau lebih, b+1-4t Sumber: Kartikasari 2002
B. PENGOLAHAN PUCUK TEH