BBM Bahan ALIRAN ENERGI DALAM PROSES PRODUKSI TEH HITAM DI

33 bahan bakar minyak yang digunakan untuk pengangkutan adalah sebesar 6.05 dari total keseluruhan energi. Tabel 13. Kebutuhan energi pada proses produksi teh hitam di perkebunan Jolotigo MJkg teh kering Tahap E. manusia E.listrik

E. BBM

E. Bahan

bakar padat E.pupuk E. pestisida Jumlah Persentase terhadap energi total Pembbibitan 0.006579 - - - 0.179312 0.66914 0.855031 1.48 Penanaman 0.03245 - - - 1.12206 0.098 1.25251 2.18 Pemeliharaan TBM 0.401669 - - - 0.447262 0.052248 0.901179 1.57 Pemeliharaan TM 1.26293 - - - 5.444157 0.04904 6.756127 11.75 Pemetikan 1.87508 - - - - - 1.87508 3.26 Total energi pada produksi pucuk 3.578708 7.192791 0.868428 11.63993

20.26 Pengangkutan

0.02166 - 3.4789 - - - 3.500557 6.09 Pelayuan 0.024751 0.47747 - 26.2346 - - 26.73682 46.53 Penggilingan 0.055689 0.093565 - - - - 0.149254 0.26 Pengeringan 0.01547 0.06719 - 15.16384 - - 15.2465 26.53 Sortasi 0.021657 0.0144 - - - - 0.036057 0.06 Pengemasan 0.01238 0.001547 - - - - 0.013922 0.03 Total energi pengolahan teh 0.12995 0.65417 41.3984 42.32178 73.65 Total energi pada sistem produksi 3.73 0.65417 3.4789 41.3984 7.192791 0.868428 57.32304 100

A. ALIRAN ENERGI DALAM PROSES PRODUKSI TEH HITAM DI

PERKEBUNAN JOLOTIGO, PEKALONGAN Hasil audit energi di kebun Jolotigo menunjukan bahwa kebutuhan energi untuk memproduksi teh hitam adalah 57.32304 MJkg teh kering Gambar 13. Konsumsi energi terbesar di perkebunan Jolotigo adalah pada proses pelayuan sebesar 26.73682 MJkg teh kering yang didominasi penggunaan bahan bakar padat berupa kayu teh. Nilai ini adalah 46.53 dari total seluruh konsumsi energi pada proses produksi teh. Sedangkan untuk konsumsi energi terendah berasal dari tahapan pengemasan yaitu sebesar 0.013922 MJkg teh kering atau 0.024 dari total keseluruhan penggunaan energi. 34 Keterangan : Ma= Tenaga manusia, Li= Listrik, Pu= pupuk, Pi= Pestisida, Bp= Bahan bakar padat, Bm= bahan bakar minyak Masukan energi dalam satuan MJkg teh kering Gambar 13. Nilai masukan energi pada produksi teh hitam di PTPN IX kebun Jolotigo Pu= 0.179312 Pi= 0.66914 Pu= 5.444157 Pi= 0.04904 Pu= 0.447262 Pi= 0.052248 Pu= 1.12206 Pi= 0.098 Li = 0.06719 Bp= 15.16384 Li=0.093565 Li= 0.47747 Bp= 26.2346 Bm= 3.4789 Li = 0.0144 Li= 0.001547 Pembibitan Peng. Lahan dan Penanaman Pemeliharaan TBM Pemeliharaan TM Pemetikan Pengemasan Pelayuan Pengeringan Sortasi kering Penggilingan fermentasi Pengangkutan pucuk Ma= 0.006579 Ma= 0.03245 Ma=0.401669 Ma= 0.021657 Ma= 0.024751 Ma= 1.26293 Ma= 0.01547 Ma= 0.055689 Ma= 0.021657 Ma= 1.87508 Ma= 0.01238 35 Pada tahap budidaya tanaman teh, konsumsi energi terbesar adalah pada tahap pemeliharaan tanaman menghasilkan yaitu sebesar 11.75 dari total keseluruhan penggunaan energi. Kegiatan pemeliharaan tanaman menghasilkan menentukan kualitas pucuk teh yang dapat dipetik. Oleh karena itu, kegiatan ini membutuhkan suatu penanganan dan perawatan khusus untuk menghindari penurunan produksi. Input energi dari kegiatan ini berasal dari pupuk sebagai input terbesar, pestisida, dan tenaga manusia. Total input untuk pemeliharaan tanaman menghasilkan adalah 6.756127 MJkg teh kering. Nilai ini lebih rendah dibandingkan dengan perkebunan-perkebunan lain di PTPN VIII lihat Tabel 14. Penggunaan pupuk, dan pestisida sangat dipengaruhi kondisi lingkungan kebun seperti keadaan tanah, cuaca pada tahun budidaya, serta tingkat serangan hama dan penyakit pada masa budidaya. Tahap budidaya atau produksi pucuk teh mengkonsumsi energi sebesar 20.2 dari keseluruhan proses produksi teh. Perbandingan konsumsi energi pada proses produksi teh antara perkebunan Jolotigo dengan beberapa perkebunan lain dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini. Tabel 14. Perbandingan konsumsi energi proses produksi teh hitam di perkebunan Jolotigo dengan beberapa perkebunan MJkg teh kering Kegiatan PTPN IX Jolotigo kapasitas 3500 kghari ortodoks PTPN VIII Cisaruni 1 kapasitas 8910 kghari ortodoks PTPN VIII Parakan Salak 2 kapasitas 10890 kghari CTC PTPN VIII Ciater 3 kapasitas 11550 kghari Ortodoks PTPN VIII Gedeh 4 kapasitas 8910 kghari Ortodoks PTPN VIII Goalpara 5 Ortodoks Teh Nusamba, 6 Cianjur CTC PTPN VIII Gunung mas 7 CTC Pembibitan 0.855031 - - - 0.21933 0.04361 0.00356 3.1453 Persiapan lahan 1.25251 - - - 0.21703 3.88831 0.00415 Penanaman - - - Pemeliharaan TBM 0.901179 - - - 1.37181 4.71044 21.88775 Pemeliharaan TM 6.756127 - 20.58 27.30167 24.60238 28.04716 Pemetikan 1.87508 - 0.96 0.00153 2.01564 0.0343 0.17825 0.01 Pengangkutan pucuk 3.500557 - 2.11 0.5594 1.00062 1.16 3.02265 0.15 Pelayuan 26.73682 4.7241 1.24 9.91084 8.80173 7.2981 12.18045 1.3763 penggilingan 0.149255 0.4151 1.13 1.41797 1.85223 1.0831 1.28836 0.6776 pengeringan 15.2465 28.1092 15.67 8.80763 8.77846 9.107 14.78591 12.2984 sortasi 0.036057 0.3683 0.29 0.672 1.53567 0.5103 1.38476 0.1126 Pengemasan 0.153146 - 0.04 0.01714 0.07866 0.0372 Total 57.46226 33.6167 42.02 48.68818 50.3949 55.88232 54.8145 17.8074 Sumber : keterangan: 1. Setiawan , 2010 5. Mulyawan, 1997 2. Edi Purnomo, 2006 6. Nasution, 1992 3. Noviyanti, 2002 7. Malcom, 1991 4. Somantri, 2002 : menggunakan bahan bakar kayu padat 36 Pada tahap pengolahan, konsumsi terbesar adalah pada tahap pelayuan. Seperti telah dipaparkan sebelumnya, konsumsi energi pada keseluruhan proses produksi teh hitam di kebun Jolotigo 46.53 adalah dari tahap ini. Kebun Jolotigo menggunakan kayu bakar sebagai sumber panas proses pelayuan karena keberlimpahan kayu dari replanting teh sebagai pengganti IDO industrial diesel oil.

B. KEBUTUHAN ENERGI PADA PROSES PRODUKSI TEH HITAM DI