24
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB dan pabrik Jolotigo, PT Perkebunan Nusantara IX, Pekalongan, Jawa
Tengah. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian adalah pada 24 Januari hingga 3 Maret 2011.
B. METODE AUDIT ENERGI
1. pendekatan masalah dan batasan sistem
Proses produksi teh meliputi kegiatan produksi pucuk daun teh mulai pengolahan lahan sampai dengan panen dan transportasi dari kebun ke pabrik dan pengolahan pucuk daun teh menjadi bubuk
teh kering yang siap dipasarkan. Oleh karena itu batasan sistem yang akan diaudit adalah mulai dari proses produksi pucuk teh di kebun sampai dengan di pabrik menjadi teh.
Matahari sebagai sumber energi utama pada tahap produksi pucuk teh budidaya tanaman teh tidak termasuk dalam sistem yang diaudit karena kesulitan dalam pengukuran yang harus dilakukan
selama umur tanaman yang bersangkutan. Untuk energi listrik, sistem yang diaudit meliputi motor listrik untuk produksi teh. Perhitungan pada penerangan pabrik, rumah karyawan, dan kantor tidak
dilakukan karena berdasarkan pengamatan selama penelitian pendahuluan yang dilakukan pada periode praktek lapangan penggunaannya tidak memiliki pola yang teratur.
Bagan alir proses produksi dan masukan energi pada proses produksi teh di perkebunan Jolotigo disajikan pada Gambar 11 berikut ini.
25
Gambar 11. Diagram alir proses dan input energi pada tiap-tipa tahapan proses pada kegiatan produksi teh hitam di perkebunan Jolotigo
a. energi manusia
Penggunaan energi manusia dibatasi pada tenaga yang digunakan pada semua tahapan proses produksi baik sebagain operator, pekerja, maupun pengawas mandor.
b. energi listrik
Energi listrik dibatasi pada penggunaan listrik pada proses pengolahan yaitu sebagai penggerak motor listrik tanpa menghitung penerangan, air, maupun katifitas administratif kantor.
c. energi BBM
Alat atau mesin Tahapan
Input energi
Cangkul, katrol
Cangkul, sprayer, sabit Sabit
Cangkul, sprayer, sabit Persiapan lahan
Pembibitan
Sortasi Pengeringan
Penggilingan dan fermentasi
Dryer OT, PCR, RV, Conveyor, RRB,
Humidifier, Idolaven Withering trough
Truk Waring
Bubble tray, crusher, vibro, conveyor, dragroll
Conveyor, fan, beltfast Pemeliharaan TBM
Pemeliharaan TM Pemetikan
Pengangkutan Pelayuan
Pengemasan Manusia
Manusia
BBM, pestisida, pupuk, manusia BBM, pestisida, pupuk, manusia
Manusia BBM, manusia
Bahan bakar kayu, manusia, listrik Listrik, manusia
Listrik, manusia, bahan bakar kayu Listrik, manusia
Listrik, manusia
26
Energi BBM dibatasi pada penggunaan energi untuk transportasi pabrik serta untuk generator.
d. energi Bahan bakar padat
Energi bahan bakar padat kayu dibatasi hanya pada penggunaannya untuk pelayuan dan pengeringan.
e. energi pupuk
Energi pupuk dibatasi pada pupuk yang digunakan untuk bbudidaya tanaman teh.
f. energi pestisida
Energi pestisida dibatasi pada pestisida yang digunakan untuk budidaya tanaman teh.
Input listrik: , Aliran energi mesin: , Satuan proses: A= Proses budidaya B= Proses pengolahan
Gambar 12. Batasan sistem dalam audit energi di kebun Jolotigo Pembibitan
Penanaman
Pemeliharaan tanaman
Pemetikan Pengangkutan pucuk
Pelayuan Penggilingan
Pengeringan
Pengemasan Sortasi kering
Pupuk
Bibit
Pestisida
Listrik Bahan bakar kayu
B A
Tenaga manusia Mesin dan
peralatan pertanian
Bahan bakar minyak
27
2. metode audit
Metode audit energi yang dipakai pada penelitian ini adalah tahap audit energi awal Preliminary Energy Audit yang dilanjutkan dengan audit energi terinci Detailed Energy Audit. Pada tahap audit
energi awal, setiap masukan energi dikonversikan dalam satuan energi yang sama yaitu Joule J atau Mega Joule MJ. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya di
perkebunan lainnya agar dapat dilakukan analisis faktor yang berpengaruh dalam penggunaan energi pada proses produksi teh. Jika terdapat perbedaan yang mencolok pada suatu sistem, maka dilakukan
audit terinci pada sistem tersebut.
C. PARAMETER YANG DIUKUR