Faktor-faktor yang mempengaruhi Aktivitas Fauna Tanah Dekomposisi Bahan Organik

mesofauna Collembola dan tungau dan makrofauna Arthropoda dan cacing dalam proses dekomposisi bahan organik Killham, 1994. Laju dekomposisi dipelajari dengan menggunakan litterbag yang terbuat dari stainless-steel, berukuran 20 x 20 cm dengan ukuran mesh yang berbeda, yaitu 0.038 mm, 0.25 mm dan 10 mm. Litterbag yang berukuran mesh 10 mm melibatkan semua ukuran fauna tanah, mesh 0.25 mm tidak melibatkan makrofauna dan mesh 0.038 mm tidak melibatkan mesofauna maupun makrofauna Widyastuti, 2002. Litterbag merupakan metode yang berharga dalam mempelajari perbandingan laju dekomposisi. Litterbag yang berisi serasah daun dan sejenisnya ditempatkan pada suatu lahan, kemudian litterbag tersebut dikumpulkan pada suatu waktu dan dihitung sisa serasah yang ada dalam litterbag Coleman et al., 2004. Untuk mengetahui kelimpahan, biomassa dan keanekaragaman fauna tanah serta aktivitasnya di hutan, kebun dan sawah tadah hujan dapat juga dievaluasi dengan menggunakan metode Bait lamina Torne, 1990a dalam Widyastuti, 2002. Bait lamina merupakan metode sederhana, tidak mahal dan tidak memerlukan waktu yang lama dalam mengukur aktivitas fauna tanah. Bait lamina terbuat dari lempengan plastik berukuran 120 x 6 x 1 mm, dengan potongan runcing di ujungnya. Pada bagian bawah, terdapat 16 lubang berdiameter 5.5 mm yang diisi dengan bahan-bahan campuran antara selulosa, agar-agar, serbuk dedak dan sedikit karbon aktif. Bait lamina dimasukkan ke dalam tanah selama 2 hari. Metode ini didesain untuk mengukur tingkat dekomposisi bahan organik yang melibatkan fauna tanah. Aktivitas fauna tanah dihitung dari banyaknya lubang yang kosong sebagai lubang yang isinya sudah dimakan pada akhir waktu eksposisi Widyastuti, 2006.

2.3.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Aktivitas Fauna Tanah

Aktivitas fauna tanah pada umumnya dipengaruhi oleh pH, kelembaban dan suhu tanah, reproduksi dan metabolisme, kandungan bahan organik Wallwork, 1970 serta kehadiran pesaing, pemangsa dan struktur tanah Purwowidodo, 2005. Suhu tanah merupakan salah satu faktor fisika tanah yang sangat menentukan kehadiran dan kepadatan organisme tanah, dengan demikian suhu tanah akan menentukan tingkat dekomposisi material organik tanah. Keberadaan dan kepadatan fauna tanah juga sangat tergantung pada pH tanah. Fauna tanah ada yang dapat hidup pada tanah dengan pH masam dan ada pula yang senang pada tanah yang pH nya basa Suin, 2006. Agroekosistem dengan pengolahan lahan yang secara fisik mempengaruhi agregasi tanah juga mempengaruhi dinamika organisme tanah. Pengaruh penghancuran agregat tanah dalam pengolahan berkaitan erat dengan peningkatan laju dekomposisi bahan organik yang akhirnya berkaitan dengan aktivitas biota tanah. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi aktivitas organisme tanah adalah ketersediaan hara dalam tanah, air tanah, atmosfer tanah, potensi redoks tanah, kemasaman pH tanah, temperatur tanah dan cahaya dalam tanah Makalew, 2001. Tian et al. 1997 menyatakan bahwa bahan organik merupakan sumber energi bagi fauna tanah. Penambahan bahan organik dalam tanah akan menyebabkan aktivitas dan populasi mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan aktivitas dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Fauna tanah berperan dalam proses humifikasi dan mineralisasi atau pelepasan hara, bahkan ikut bertanggung jawab terhadap pemeliharaan struktur tanah. Mikro flora dan fauna tanah saling berinteraksi karena bahan organik menyediakan energi untuk tumbuh.

2.3.2. Dekomposisi Bahan Organik

Bahan organik adalah semua fraksi bukan mineral. Bahan organik merupakan sisa tanaman dan binatang sebagian atau seluruhnya yang telah mengalami dekomposisi oleh jasad mikro tanah Soepardi, 1983. Kononova 1966 menyatakan bahwa bahan organik adalah bagian dari tanah merupakan sistem yang komplek dan dinamis, yang terus mengalami perubahan bentuk karena dipengaruhi oleh faktor biologi, kimia dan fisika. Semakin banyak bahan organik, makin banyak pula populasi jasad mikro dalam tanah. Dekomposisi bahan organik yang lebih cepat terjadi pada suhu tinggi menyebabkan penurunan ketersediaan serasah. Dekomposisi serasah adalah perubahan secara fisik maupun kimiawi yang sederhana oleh organisme tanah bakteri, fungi dan hewan tanah atau sering disebut juga mineralisasi yaitu proses penghancuran bahan organik yang berasal dari hewan dan tanaman menjadi senyawa-senyawa anorganik sederhana Sutedjo et al., 1991. Ma’shum et al. 2003 menyatakan proses dekomposisi bahan organik di dalam tanah memiliki beberapa tahapan proses. Tahapan pertama adalah tahap penghancuran bahan organik segar menjadi partikel yang berukuran kecil-kecil yang dilakukan oleh cacing tanah dan makrofauna yang lain. Tahapan selanjutnya yaitu tahapan transformasi, dimana pada tahap ini, sebagian senyawa organik akan terurai dengan cepat, sebagian terurai dengan kecepatan sedang dan bagian yang lain terurai secara lambat.

2.4. System of Rice Intensification S.R.I.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Pendapatan Petani Sistem Tanam SRI (System of Rice Intensification) Dengan Petani Sistem Tanaman Legowo (Studi Kasus: Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

2 84 123

Perbaikan Sifat Tanah Dan Peningkatan Produksi Padi Sawah Dengan Pemberian Bahan Organik Dan Sistem Tanam Sri (System of Rice Intensification)

0 23 13

DAMPAK BUDIDAYA PADI ORGANIK DENGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) TERHADAP SUSTAINABILITAS KANDUNGAN C ORGANIK TANAH DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN GUNUNG SUGIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 16 191

Efisiensi pemupukan dengan penambahan kompos jerami pada budidaya padi System of Rice Intensification (SRI) di Daerah Pasang Surut Kalimantan Selatan

0 8 125

Dinamika Populasi Mikroba Tanah pada Budidaya SRI (System of Rice Intensification) Di Kecamatan Limo, Depok

2 29 61

Peningkatan populasi dan keragaman fauna tanah melalui pengelolaan hayati tanah pada budidaya System of Rice Intensification (S.R.I.) di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

0 13 127

Pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah (Oryza stiva L.) pada teknik budidaya System of Rice Intensification (SRI)

0 10 50

Penentuan kelembaban tanah optimum untuk budidaya padi sawah sri (system of rice intensification) menggunakan algoritma genetika

0 3 12

Pengembangan Sistem Kendali Irigasi Untuk Budidaya Padi Sri (System Of Rice Intensification) Yang Ramah Lingkungan

0 8 45

Pengaruh Dosis Pupuk dan Jerami Padi Terhadap Kandungan Unsur Hara Tanah Serta Produksi Padi Sawah pada Sistem Tanam SRI ( System Rice Intensification)

0 0 15