perubahan seperti besar, bentuk dan kontur setiap payudara. Lihat pula jika terdapat kekakuan, lekukan atau puting tersorot kedalam.
Dengan perlahan-lahan, picit kedua puting dan perhatikan jika terdapat cairan keluar. Periksa lanjut apa cairan itu kelihatan jernih
atau mengandung darah.
3. Berbaring
Untuk memeriksakan payudara sebelah kanan, letakkan bantal di bawah bahu kanan dan tangan kanan diletakkan dibelakang kepala.
Tekan jari anda mendatar dan bergerak perlahan-lahan dalam bentuk bulatan kecil, bermula dari bagian pangkal payudara. Selepas satu
putaran, jari degerakkan 1 inci 2,5cm kearah putting. Lakukan putaran untuk memeriksa setiap bagian payudara termasuk puting.
Ulangi hal yang sama pada payudara sebelah kiri dengan meletakkan bantal dibawah bahu kiri dan tangan kiri diletakkan dibelakang
kepala. Coba rasakan sama ada terdapat sebarang gumpalan dibawah
dan dibawah dan disepanjang atas tulang selangka.
Pencegahan yang dilakukan para wanita untuk mengetahui gejala- gejala kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri adalah cara
mudah yang dilakukan setiap bulan 7- 10 hari setelah haid. Hal tersebut bisa dilihat dari penyebab kanker payudara,gejala-gejala payudara dan pengobatan
kanker payudara jika sudah stadium lanjut.
2.2. Kanker Payudara a. Definisi
Kanker payudara adalah terjadinya keganasan pada daerah payudara. Otto,2005. Kanker payudara mungkin ditemukan sewaktu in situ masih
local atau ditemukan sebagai neoplasma maligna telah menyebar. Gejala yang paling sering terjadi pada kanker payudara yaitu adanya massa
terutama jika keras, irregular, tidak nyeri tekan atau penebalan pada payudara atau daerah aksila; rabas putting payudara unilateral, persisten,
spontan yang mempunyai karakter serosanguinosa, mengandung darah, atau cair; retraksi atau inversi putting susu; perubahan ukuran, bentuk atau tekstur
payudara asimetris; pengerutan atau pelekukan kulit disekitarnya; kulit yang bersisik disekeliling puting susu. Adapun gejala penyebaran lokal atau
regional yaitu adanya kemerahan, ulserasi, edema, atau pelebaran vena; pe
rubahan peau d’orange seperti kulit jeruk; pembesaran kelenjar getah bening aksila Otto,2005.
Kanker payudara biasanya menyerang wanita muda atau dewasa dengan penderita terbanyak berusia 40 hingga 49 tahun. Namun saat ini
terdaapt kecenderungan kanker payudara semakin banyak dialami wanita muda usia 20 tahun akibat perubahan gaya hidup Sari,2011.
b. Etiologi
Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara, sebaliknya serangkaian faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian
lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa perubahan genetik berkaitan dengan
kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan genetik belum diketahui. Perubahan genetik ini termasuk perubahan atau mutasi dalam gen
normal, dan pengaruh protein baik yang menekan atau meningkatkan perkembangan kanker payudara. Hormon steroid yang dihasilkan oleh
ovarium mempunyai peran penting dalam kanker payudara. Dua hormon ovarium utama- estradiol dan progesterone mengalami perubahan dalam
lingkungan seluler, yang dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara Suddarth Brunner, 2003.
c. Faktor resiko kanker payudara
Menurut Suddarth Brunner 2003 yang menjadi faktor resiko
terjadinya kanker payudara yaitu:
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara. Resiko mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya
meningkat hampir 1 setiap tahun. 2. Anak perempuan atau saudara perempuan hubungan dengan keluarga
langsung dari wanita dengan kanker payudara. Resikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum berusia 60
tahun; resiko meningkat 4 sampai 6 kali jika kanker payudara pada dua orang saudara langsung.
3. Menarche dini. Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami
menstruasi sebelum usia 12 tahun. 4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama.
Wanita yang mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara
dibanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama pada usia sebelum 20 tahun.
5. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan resiko untuk
mengalami kanker payudara. Dalam perbandingan, wanita yang telah menjalani ooforektomi bilateral sebelum usia 35 tahun mempunyai
resiko sepertiganya. 6. Riwayat penyakit payudara jinak.
Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel proliferatif mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker
payudara; wanita dengan hiperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali lipat untuk mengalami penyakit ini.
7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun beresiko hampir dua kali lipat.
8. Obesitas, resiko terendah di antara wanita pascamenopause. Bagaimanapun wanita gemuk yang didiagnosa penyakit ini mepunyai
angka kematian lebih tinggi, yang paling sering berhubungan dengan diagnosis lambat.
9. Kontrasepsi oral. Wanita yang menggunakan kontraseptif oral beresiko tinggi untuk
mengalami kanker payudara. Bagaimanapun, resiko tinggi ini menurun dengan cepat setelah penghentian medikasi.
10. Terapi penggantian hormon. Terdapat laporan yang membingungkan tentang resiko kanker
payudara pada terapi penggantian hormon. Wanita yang berusia lebih tua yang menggunakan estrogen suplemen dan menggunakannnya
untuk jangka panjang lebih dari 10 sampai 15 tahun dapat mengalami peningkatan resiko. Sementara penambahan progesteron
terhadap penggantian estrogen meningkatkan insidens kanker endometrium, hal ini tidak menurunkan resiko kanker payudara.
11. Masukan alkohol. Sedikit
peningkatan resiko
ditenukan pada
wanita yang
mengkonsumsi alkohol bahkan dengan hanya sekali minum dalam sehari. Beberapa temuan riset menunjukkan bahwa wanita muda
yang minum alkohol lebh rentan untuk mengalami kanker payudara pada tahun-tahun terakhirnya .
d. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis pada kanker payudara menurut Otto, 2005, sebagai berikut:
1. Gejala yang paling sering terjadi : a. Massa terutama jika keras, ireguler, tidak nyeri tekan atau
penebalan pada payudara atau daerah aksila b. Rabas puting payudara unilateral, persisten, spontan yang
mempunyai karakter serosanguinosa, mengandung darah, atau encer.
c. Retraksi atau inversi puting payudara.