Faktor resiko kanker payudara

d. Perubahan ukuran, bentuk atau tekstur payudara asimetris. e. Pengerutan atau pelekukan kulit sekitarnya. f. Kulit yang bersisik di sekeliling puting payudara. 2. Gejala penyebaran lokal atau regional : a. Kemerahan, ulserasi, edema atau pelebaran vena b. Perubahan peau d’orange seperti kulit jeruk c. Pembesaran kelenjar getah bening aksila 3. Bukti metastase : a. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal. b. Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura. c. Peningkatan alkali fosfatase, kalsium, dan atau nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang.

e. Pentahapan kanker payudara

Menurut Suddarth Brunner 2003, tahap – tahap berkembangnya kanker payudara, yaitu: 1 Tahap I : terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus limfe, dan tidak terdeteksi adanya metastase. 2 Tahap II : terdiri atas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5cm, dengan nodus limfe tidak terfiksasi negatif atau positif, dan tidak terdeteksi adanya metastase. 3 Tahap III : terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm, atau tumor dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding, dengan nodus limfe terfiksasi positif dalam area klavikular dan tanpa bukti adanya metastase. 4 Tahap IV : terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran, dengan nodus limfe normal, atau kankerosa dan adanya metastase jauh.

f. Pemeriksaan Penunjang

Dapat dilakukan pemeriksaan Ultrasonografi USG payudara, mammografi, dan Fine Needle Absorbtion Biopsi FNAB untuk menunjang diagnosis. Untuk menentukan metastase dapat dilakukan foto thoraks, bone survey, USG abdomen atau hepar Mansjoer, 2000

g. Penatalaksanaan

Menurut Suddarth Brunner 2003, pengobatan kanker payudara meliputi: 1. Pengobatan lokal kanker payudara yang meliputi : mastektomi radikal yang dimodifikasi dan bedah dengan menyelamatkan payudara. 2. Terapi radiasi 3. Rekonstruksi

4. Pengobatan sistemik kanker payudara yang meliputi : kemoterapi. 2.3. Perilaku

Rosenstock dan Becker menjelaskan perilaku dalam teori health belief model, bahwa munculnya suatu perilaku sehat merupakan kumpulan dari core belief yaitu persepsi individu yang berkaitan dengan susceptibility to illness, the severity of the illness, the cost involved in carrying out the behavior, the benefit involved in carrying out the behavior dan cues to action. Health belief model digunakan untuk memprediksi perilaku preventif Taylor,2006 Hocbaum dan Rosenstock menyatakan bahwa salah satu teori sikap yang paling berpengaruh dalam menjelaskan mengapa individu tersebut melakukan perilaku sehat adalah health belief model. Individu melakukan perilaku sehat tertentu tergantung pada dua faktor yaitu apakah individu tersebut merasakan ancaman kesehatan dan apakah individu meyakini bahwa perilaku tertentu secara efektif dapat mengurangi ancaman yang dirasakan. Taylor,2006 Berdasarkan definisi teori-teori datas, dapat disimpulkan bahwa perilaku pencarian pengobatan tidak lepas dari persepsi seseorang tentang mencari pengobatan itu sendiri baik persepsi Keseriusan yang dirasakan perceived seriousness, kerentanan yang dirasakan perceived susceptibility, manfaat yang dirasakan perceived benefits, dan rintangan yang dirasakan perceived barrier.

2.4. Model Kepercayaan Kesehatan Health Belief Model

Model kepercayaan kesehatan Health Belief Model adalah suatu bentuk penjabaran dari model sosio psikologis, munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problem kesehatan ditandai oleh kegagalan- kegagalan orang atau masyarakat untuk menerima usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan, kegagalan ini akhirnya memunculkan teori yang menjelaskan perilaku pencegahan penyakit preventif health behavior, yang oleh Becker 1974 dikembangkan dari teori lapangan menjadi model kepercayaan kesehatan health belief model . Rosenstock 1974 menyatakan, hipotesis Health Belief Model HBM tergantung pada terjadinya simultan pada ketiga faktor yaitu: adanya motivasi yang cukup masalah kesehatan agar menjadi sebuah masalah kesehatan yang menonjol atau relevan. Keyakinan bahwa seseorang rentan terhadap masalah kesehatan atau penyakit yang serius. Hal ini sering disebut ancaman. Keyakinan bahwa setelah melakukan perilaku kesehatan tertentu akan bermanfaat dalam mengurangi ancaman dan dengan biaya atau usaha yang dikeluarkan secara subjektif diterima. Biaya mengacu pada hambatan yang