C. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer Data primer dapat didefinisikan sebagai data yang dikumpulkan
dari sumber-sumber asli untuk tujuan tertentu.
78
Data primer biasanya tidak tersedia dalam bentuk yang sudah dikompilasi, sehingga
merupakan tugas peneliti untuk mengumpulkannya dengan cara yang paling efisien dan dalam format yang bermanfaat bagi tujuan
pengambilan keputusan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik kuesioner, yaitu merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
79
Kuesioner dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa rujukan yang kemudian diolah
dalam bentuk pertanyaan. Kuesioner disebar kepada responden baik secara langsung maupun online melalui link kuesioner.
b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang telah
diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
80
Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari studi kepustakaan, jurnal ilmiah, skripsi, tesis, artikel yang didapat
dari internet, dan media cetak.
78
Danang Sunyoto, Metode dan Istrumen Penelitian: Untuk Ekonomi dan Bisnis Yogyakarta: CAPS, 2013, 10.
79
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, RD Bandung: Alfabeta, 2012, 148.
80
Danang Sunyoto, Metode dan Istrumen Penelitian: Untuk Ekonomi dan Bisnis Yogyakarta: CAPS, 2013, 10-11.
D. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh diolah dengan menggunakan rumus statistika menggunakan program Microsoft Excel 2016 dan IBM SPSS Statistic 20.
Hasilnya kemudian dianalisis menggnakan metode analisis ekuitas merek. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, skala likert, rata-rata, standar
deviasi, Importance-performance, uji Cochran, dan brand switching pattern matrix.
1. Uji Validitas
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur.
81
Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti.
82
Validitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menyangkut akurasi instrumen pengumpulan data. Agar
instrumen penelitian dapat diuji kebenaran dan keabsahannya, maka perlu diuji dengan validitasnya. Uji validitas adalah untuk mendapatkan pertanyaan yang valid
dari sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden. Uji validitas menggunakan bantuan IBM SPSS Statistic 20. Jika suatu alat ukur mempunyai taraf
korelasi minimal 0,30 maka dikatakan signifikan, dan antara skor item terhadap skor totalnya alat skor tersebut adalah valid.
83
81
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian Jakarta: Rineka Cipta, 2013, 167.
82
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002, 58-59.
83
Duwi Priyatno, Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis Data dan Uji Statistik Jakarta: Penerbit Andi, 2008, 17
2. Uji Reliabilitas
Sebagai persyaratan pokok kedua dari instrumen pengumpulan data adalah reliabilitas.
84
Reliabilitas merupakan konsistensi atau kestabilan skor suatu instrumen penelitian terhadap individu yang sama, dan diberikan dalam waktu yang
berbeda.
85
Reliabilitas merujuk pada suatu pengertian bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang diinginkan dapat
diandalkan sebagai alat pengumpul data serta mampu mengungkap data yang sebenarnya di lapangan.
86
Tersedia berbagai metode uji reliabilitas yang secara umum dibedakan pada genap ganjilnya butir asosiasi dalam instrumen yang
digunakan. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian untuk menganalisis elemen
brand associations bank syariah adalah metode Spearman-Brown dengan melibatkan 30 responden.
Dalam menguji reliabilitas dengan teknik ini, skor yang diperoleh dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian butirnya ganjil-genap.
Langkah selanjutnya adalah mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua sehingga diperoleh nilai r
xy
, menggunakan rumus: Setelah instrumen selesai disusun lalu diujicobakan masing-masing satu kali,
responden yang sama. Hasil atau skor dari kedua instrumen
84
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian Jakarta: Rineka Cipta, 2013, 168.
85
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan Jakarta: Kencana, 2014, 242.
86
Darmadi Durianto, Sugiarto, dan Tony Sitinjak, Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001, 73.
= � ∑
− ∑ ∑ √� ∑
− ∑ √� ∑
− ∑
Keterangan:
∑X =
total skor ‘ya’ belahan ganjil ∑Y
= total skor ‘ya’ belahan genap
∑XY = total skor ‘ya’ belahan ganjil Nilai r
xy
tersebut menunjukkan hubungan antara dua belahan instrumen. Untuk selanjutnya nilai tersebut dimasukkann dalam rumus Spearman-Brown
berikut: = +
Keterangan:
r
11
= reliabilitas instrumen r
XY
= korelasi antara dua belahan instrumen Nilai reliabilitas yang diperoleh kemudian dibandingakan dengan nilai dari tabel r
product moment. Jika r
11
r product moment dapat disimpulkan bahwa instrumen yang dilakukan reliabel dan penelitian dapat dilanjutkan dengan menguji berbagai
asosiasi merek yang membentuk brand image dari suatu merek melalui uji cochran.
3. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan data yang diperoleh secara terperinci. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis karakteristik
responden dan brand awareness dilakukan dengan cara menabulasikan data dalam hitungan persentase, sedangkan data perceived quality dan brand loyalty
menggunakan perhitungan rata-rata.
4. Skala Likert, Rata-Rata, dan Standar Deviasi
Skala likert merupakan skala yang dapat memperlihatkan tanggapan konsumen terhadap karakteristik suatu produk sangat setuju, setuju, bimbang,
tidak setuju, sangat tidak setuju. Informasi yang diperoleh dengan skala likert berupa skala pengukuran ordinal, oleh karenanya terhadap hasilnya hanya dapat
dibuat ranking tanpa dapat diketahui berapa besarnya selisih antara satu tanggapan ke tanggapan lainnya.
87
Selanjutnya, dari data yang diperoleh, dicari nilai rata-rata dan standar deviasinya untuk mengetahui ukuran pemusatan dan ukuran keragaman tanggapan
responden. Rumus yang digunakan: Rata-rata ̅ =
∑ .
� � = √
∑ . − ∑ .
−
Keterangan:
x
i
= nilai pengukuran ke-i f
i
= frekuensi kelas ke-i n
= banyaknya pengamatan Hasil dari nilai rata-rata dan standar deviasi tersebut kemudian dipetakan ke
rentang skala yang dipertimbangkan informasi interval berikut: Internal =
� � �
� − � � ℎ
= −
= ,
87
Ibid, 41.
Setelah besarnya interval diketahui, kemudian dibuat rentang skala sehingga dapat diketahui di mana letak rata-rata penilaian responden terhadap setiap unsur
diferensiasinya dan sejauh mana variasinya. Rentang skala dan interpretasi yang digunakan pada setiap analisis tingkatan
kesetiaan merek dalam penelitian ini adalah: 1,00
– 1,80 = Sangat Jelek SJ 1,80
– 2,60 = Jelek J 2,60
– 3,40 = Cukup C 3,40
– 4,20 = Baik B 4,20
– 5,00 = Sangat Baik SB Dalam melihat sejauh mana peran unsur-unsur diferensiasi terhadap
konsumen, maka dilakukan analisis kuantitatif yang akan menunjukkan tingkat kesesuaian antara skor yang diperoleh dari seluruh aspek diferensiasi.
SJ J
C B
SB 1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00
5. Uji Cochran
Uji cochran diterapkan untuk mengetahui signifikasi setiap asosiasi yang ada dalam suatu merek.
88
Berbagai asosiasi merek yang paling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut brand image. Langkah-langkah untuk
melakukan uji cochran dalam analisis brand association:
88
Ibid, 46.
a. Hipotesis pengujian
H :
Kemungkinan jawaban “ya” adalah sama untuk semua asosiasi.
H
1
: Kemungkinan jawaban “ya” adalah berbeda untuk semua
asosiasi.
b. Hitung Q
hitung
dengan rumus
= −
∑ −
− � � − ∑
Keterangan:
C = Banyaknya variabel asosiasi
R
i
= Jumlah baris jawaban “ya”
C
j
= Jumlah kolom jawaban “ya”
N = Total besar
c. Penentuan Q
tabel
Dengan α = 0,05, derajat kebebasan db = C-1, maka diperoleh
Q
tabel
0,05;V dari tabel Chi-Square Distribution.
d. Keputusan
Tolak H bila Q
hitung
Q
tabel
e. Kesimpulan
Jika tolak H berarti proposi jawaban “ya” masih berbeda pada
semua asosiasi. Artinya belum ada kesepakatan di antara responden tentang asosiasi yang membentuk brand image.
Jika terima H berarti proposi jawaban “ya” pada semua asosiasi
dianggap sama. Dengan demikian semua responden dianggap sepakat tentang asosiasi yang membentuk brand image.
Terapan uji cochran untuk mengetahui signifikansi setiap asosiasi yang ada dalam suatu merek dimulai dengan pengujian semua asosiasi. Apabila H
ditolak maka dicari asosiasi yang memiliki jumlah kolom terkecil yang selanjutnya dicoba
dikeluarkan dari komponen asosiasi-asosiasi pembentuk brand image. Dengan demikian nilai N sekarang akan berkurang sebesar nilai total kolom yang
dikeluarkan tersebut. Nilai Q
hitung
dihitung kembali dengan mempertimbangkan kondisi yang baru tersebut. Saat ini asosiasi yang diuji signifikansi hubungannya
menjadi berkurang satu pula sehingga derajat bebas dari Q
tabel
berkurang satu pula. Jika nilai Q
hitung
Q
tabel
, maka pengujian dihentikan yang berarti brand image suatu merek terbentuk dari asosiasi-asosiasi sisanya yang belum diuji dan asosiasi
terakhir yang diuji.
6. Analisis Importance-Performance
Analisis Importance-Performance digunakan untuk menganalisis perceived quality. Untuk analisis perbandingan performance yang menunjukkan kinerja
suatu merek produk dengan importance yang menunjukkan harapan responden yang terkait dengan variabel yang diteliti digunakan diagram Cartecius yang
terbagi atas empat kuadran. Tiap kuadran menggambarkan terjadinya suatu kondisi yang berbeda dengan kuadran lainnya. Hasil observasi jawaban responden yang
telah diolah di plot ke dalam diagram Cartesius. Atas dasar plot yang dibuat dapat diketahui keberadaan tiap variabel di kuadran yang tersedia. Hasil yang diperoleh
dapat menjadi acuan tindakan strategi manajemen perusahaan.
89
89
Ibid, 47.
Gambar 6
Diagram Cartesius
7. Brand Switching Pattern Matrix
Brand switching pattern matrix digunakan untuk menghitung Possibility Rate of Transition kemungkinan perpindahan merek dari merek-merek yang diteliti
dalam analisis brand loyalty. Rumus yang digunakan adalah
90
: PRoT = �
�� � ×
× Keterangan:
ALx = konsumen yang tetap setia terhadap merek yang bersangkutan
Atx = total konsumen yang diteliti dari merek yang bersangkutan
t = banyaknya penelitian
90
Ibid, 47.
ti ngg
i
re nda
h
rendah rendah
Im port
anc e
Performance
Kuadran I
Prioritas Utama
Kuadran II Pertahankan
Kuadran III
Prioritas Rendah
Kuadran IV
Berlebihan
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Responden
Gambaran umum responden yang dianalisis dalam penelitian ini menunjukkan pengelompokan responden dalam kategori-kategori berdasarkan
lama menjadi nasabah, jenis kelamin dan tahun masuk kuliah responden dalam hubungannya dengan bank syariah yang digunakan responden.
1. Profil Responden Menurut Lama Menjadi Nasabah
Berdasarkan lama menjadi nasabah, responden yang termasuk pada kelompok pengguna 1 sampai dengan 6 bulan terbagi atas: 5 orang 31,25
pengguna merek Bank Syariah Mandiri, 3 orang 18,75 pengguna merek BRI Syariah, 7 orang 43,75 pengguna merek BNI Syariah, dan 1 orang 6,25
pengguna merek Bank Muamalat. Responden yang telah menjadi nasabah sejak 7 sampai dengan 11 bulan terbagi atas: 4 orang 44,44 pengguna merek Bank
Syariah Mandiri, 3 orang 33,33 pengguna merek BRI Syariah, 1 orang 11,11 pengguna merek BNI Syariah, dan 1 orang 11,11 pengguna merek Bank
Muamalat. Responden yang telah menjadi nasabah sejak 1 sampai dengan 2 tahun terbagi atas: 13 orang 27,08 pengguna merek Bank Syariah Mandiri, 17 orang
35,42 pengguna merek BRI Syariah, 11 orang 22,92 pengguna merek BNI Syariah, 6 orang 12,50 pengguna merek Bank Muamalat, dan 1 orang 2,08
pengguna merek Bank DKI Syariah. Responden yang telah menjadi nasabah sejak 3 sampai dengan 4 tahun terbagi atas: 3 orang 12,50 pengguna merek Bank
Syariah Mandiri, 8 orang 33,33 pengguna merek BRI Syariah, 11 orang 45,83 pengguna merek BNI Syariah, dan 2 orang 8,33 pengguna merek
Bank Muamalat. Responden yang telah menjadi nasabah lebih dari 4 tahun terbagi atas: 1 orang 33,33 pengguna merek Bank Syariah Mandiri dan 2 orang
66,67 pengguna merek Bank Muamalat. Uraian di atas dijelaskan secara rinci pada tabel berikut:
Tabel 5
Profil Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah dalam Hubungannya dengan Merek Bank Syariah yang Digunakan
Bank Syariah Responden
Lama Menjadi Nasabah Total
1 s.d. 6 bulan
7 s.d. 11 bulan
1 s.d. 2 tahun
3 s.d. 4 tahun
4 tahun
Bank Syariah Mandiri 5
4 13
3 1
26 BRI Syariah
3 3
17 8
31 BNI Syariah
7 1
11 11
30 Bank Muamalat
1 1
6 2
2 12
Bank DKI Syariah 1
1
Total 16
9 48
24 3
100 Sumber: Data Olahan SPSS 2016
2. Profil Responden Menurut Jenis Kelamin
Hasil dari pengamatan yang dilakukan terhadap mahasiswa Program Studi Muamalat, diperoleh 100 orang yang bersedia dijadikan responden dalam penelitian
ekuitas merek bank syariah ini. Dilihat dari jenis kelamin responden, diperoleh responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 38 orang, sedangkan sisanya 62
orang berjenis kelamin perempuan. Tahap selanjutnya 38 orang responden laki-laki tersebut terbagi lagi menurut
merek bank syariah yang digunakan, antara lain: 13 orang 34,21 pengguna
merek Bank Syariah Mandiri, 9 orang 23,68 pengguna merek BNI Syariah, 11 orang 28,95 pengguna merek BRI Syariah, sedangkan sisanya sebanyak 5 orang
13,16 adalah pengguna merek Bank Muamalat. Di luar keempat merek tersebut tidak ada yang menggunakan.
Sementara itu hal serupa juga dilakukan terhadap 62 orang responden perempuan dan diperoleh hasil sebagai berikut: sebanyak 13 orang 20,97
pengguna merek Bank Syariah Mandiri, 21 orang 33,87 pengguna merek BNI Syariah, 20 orang 32,26 pengguna merek BRI Syariah, 7 11,29 orang
pengguna merek Bank Muamalat, dan 1 orang 1,61 pengguna merek Bank DKI Syariah. Uraian di atas dijelaskan secara rinci pada tabel berikut:
Tabel 6
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dalam Hubungannya dengan Merek Bank Syariah yang Digunakan
Bank Syariah Responden
Jenis Kelamin Total
Laki-Laki Perempuan
Bank Syariah Mandiri 13
13 26
BRI Syariah 11
20 31
BNI Syariah 9
21 30
Bank Muamalat 5
7 12
Bank DKI Syariah 1
1
Total 38
62 100
Sumber: Data Olahan SPSS 2016
3. Profil Responden Menurut Tahun Masuk Kuliah
Berdasarkan tahun masuk kuliah atau angkatannya, responden angkatan 2011 terbagi atas: 2 orang 22,22 pengguna merek Bank Syariah Mandiri, 3 orang
33,33 pengguna merek BNI Syariah, 3 orang 33,33 pengguna merek BRI
Syariah, dan 1 orang 11,11 pengguna merek Bank Muamalat. Responden angkatan 2012 terbagi atas: 15 orang 27,27 pengguna merek Bank Syariah
Mandiri, 23 orang 41,82 pengguna merek BNI Syariah, 9 orang 16,36 pengguna merek BRI Syariah, dan 8 orang 8,89 pengguna merek Bank
Muamalat. Responden angkatan 2013 terbagi atas: 5 orang 18,52 pengguna merek Bank Syariah Mandiri, 3 orang 11,11 pengguna merek BNI Syariah, 16
orang 59,26 pengguna merek BRI Syariah, 2 orang 7,41 pengguna merek Bank Muamalat, dan 1 orang 3,70 pengguna Bank DKI Syariah. Responden
angkatan 2014 terbagi atas: 2 orang 40,00 pengguna merek Bank Syariah Mandiri, 1 orang 20,00 pengguna merek BNI Syariah, dan 2 orang 40,00
pengguna merek BRI Syariah. Responden angkatan 2015 terbagi atas: 2 orang 50,00 pengguna merek Bank Syariah Mandiri, 1 orang 25,00 pengguna
merek BRI Syariah, dan 1 orang 25,00 pengguna merek Bank Muamalat. Uraian di atas dijelaskan secara rinci pada tabel berikut:
Tabel 7
Kelompok Tahun Masuk Kuliah Responden Berdasarkan Merek Bank Syariah yang Digunakan
Bank Syariah Responden
Tahun Masuk Kuliah Total
2011 2012
2013 2014
2015
Bank Syariah Mandiri 2
15 5
2 2
26 BRI Syariah
3 9
16 2
1 31
BNI Syariah 3
23 3
1 30
Bank Muamalat 1
8 2
1 12
Bank DKI Syariah 1
1
Total
9 55
27 5
4 100
Sumber: Data Olahan SPSS 2016
B. Uji Validitas dan Reliabilitas