Kerangka Pemikiran Pengertian Merek

Peneliti Judul Metodologi Penelitian dan Hasil Luthfy Purnanta Anzie Skripsi, UMM, 2012 Analisis Brand Equity E- Banking BRI Syariah Study Pada Nasabah BRI Syariah Surabaya Objek : Ekuitas merek produk e-banking BRI Syariah Teknik sampling : Judgemental Sampling Teknik analisis : Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Tabulasi Frekuensi, Uji Cochran, Analisis Importance- Performance

F. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis elemen-elemen ekuitas merek bank syariah. Elemen-elemen ekuitas merek yang dianalisis adalah kesadaran merek brand awareness, asosiasi merek brand association, persepsi kualitas terhadap merek perceived quality, dan loyalitas merek brand loyalty. Dari keempat elemen ekuitas merek yang dianalisis tersebut akan dilihat bagaimana kekuatan dari merek bank syariah di kalangan mahasiswa program studi Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian ini digunakan questionnaire structure non disguised di mana data yang dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis pada setiap elemen ekuitas merek. Kesadaran merek dengan analisis secara deksriptif. Asosiasi merek dengan uji reliabilitas dan uji cochran. Persepsi kualitas terhadap merek dengan analisis importance-performance dan diagram cartesius. Loyalitas merek dengan interpretasi skala likert, rata-rata dan standar deviasi menggunakan Brand Switching Patern Matrix untuk menghitung ProT Possibility Rate of Transition = kemungkinan perpindahan merek. Berdasarkan hasil analisis ekuitas merek tersebut terhadap beberapa produk yang sejenis maka dapat diperoleh informasi tentang penguasa pangsa pasar serta seberapa loyal konsumen terhadap bank syariah. Bank Syariah Pemilihan Salah Satu Merek Bank Syariah Merek Bank Syariah Terpilih Brand Awareness Brand Association Perceived Quality Brand Loyalty X 1 X 2 X 3 X 4 Analisis Deskriptif Uji Cochran Analisis Importance- Performance Analisis PRoT Ekuitas Merek Terkuat Variabel yang dianalisis Garis hubungan yang dianalisis Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Ekuitas Merek Bank Syariah

G. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri atas lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan latar belakang penelitian yang didalamnya terdapat masalah, setelah itu dilakukan pembatasan masalah sehubungan dengan keterbatasan dari penulis pribadi. Latar belakang dan pembatasan masalah lalu menghasilkan perumusan masalah berupa pertanyaan-pertanyaan penelitian. Penulis melanjutkan dengan membahas tujuan dan manfaat penelitian, penelitian-penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis membahas landasan teori tentang pengertian merek brand, ekuitas merek brand equity, elemen-elemen ekuitas merek, serta gambaran umum bank syariah. Teori-teori ini dianggap penting untuk dibahas karena akan menjadi landasan utama penulis dalam melakukan analisis dan pembahasan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini penulis menjelaskan tata cara penelitian yang terdiri dari tempat dan waktu penelitian, teknik penentuan sampel, metode pengumpulan data, serta metode analisis data. Metodologi ini penting untuk mendapatkan data yang valid untuk dianalisis.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis melakukan deskripsi pembahasan mengenai gambaran umum responden, uji validitas dan reliabilitas, analisis brand awareness, analisis brand associations, analisis perceived quality, dan analisis brand loyalty.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan disertai dengan saran-saran bagi perusahaan dan pihak lain yang membutuhkan.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Merek

Brand Secara historis, istilah brand bahasa Inggris diambil dari kata brandr bahasa Norwegia Kuno mengandung makna “to burn” dan dari asal-usulnya tersebut berhasil masuk ke bahasa Inggris Kuno. 19 Ada pula sejarawan yang menyatakan bahwa istilah brand berasal dai ungkapan bahasa Jerman, yaitu es brennte it is burning dan der brand the fire, the burning. Hal ini mengacu pada praktik pengidentifikasian ternak pada zaman dahulu, yang sejatinya dimulai sejak tahun 2000 SM. 20 Pada waktu itu pemilik hewan ternak menggunakan tanda cap khusus untuk menandai hewan ternak miliknya untuk membedakan dengan ternak lainnya. Melalui cap tersebut konsumen lebih mudah pula mengidentifikasi ternak yang berkualitas dari peternak yang bereputasi bagus. Berdasarkan definisi yang paling banyak diacu, yakni rumusan yang dikemukakan oleh American Marketing Association AMA pada tahun 1960, merek adalah “A name, term, sign, symbol, or design, or a combination of them which is intended to identify the goods or services of one seller or a group of sellers and to differentiate them from those of competitors .” 21 Sedangkan David A. Aaker mendefinisikan merek sebagai: “A distinguishing nameor symbol such a logo, 19 Tom Blackett, “What is a brand?” dalam Brands and Branding, ed. Rita Clifton dan John Simmons, diterjemahkan oleh penulis London: Profile Books, 2003, 13. 20 Fandy Tjiptono, Branding Brand Longevity di Indonesia Yogyakarta: Andi, 2014, 90-91. 21 Tilde Heding, Charlotte F. Knudtzen dan Mogens Bjerre, Brand Management: Research, Theory, and Practice London: Routledge, 2009, 9. trademark, or package design intended to identify the goods or service of either one seller, a group of sellers, and to differentiate those goods or services from those competitor. ” 22 Definisi yang serupa dirumuskan dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 te ntang Merek, pasal 1 ayat 1: “Tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. ” Definisi-definisi di atas menekankan tujuan identifikasi dan diferensiasi pada penggunaan merek, di mana sebuah merek mengkonfirmasi proteksi hukum yang diberikan kepada pemiliknya, mengindikasi jaminan kualitas, dan memberikan wahana untuk diferensiasi. Merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan tampilan, manfaat dan jasa tertentu kepada konsumen. 23 Janji yang dimaksud adalah ‘jaminan bahwa apa yang dilihat konsumen itulah yang akan mereka dapatkan’. Jadi, dapat disimpulkan bahwa merek tidak sekedar sebuah nama, simbol atau bentuk-bentuk tangible saja, melainkan gabungan dengan bentuk-bentuk intangible yang dimiliki perusahaan untuk membedakan produk maupun perusahaannya dengan perusahaan lain. Sesuai dengan penjabaran di Majalah Fortune 1997: “In the twenty-first century, branding ultimately will be the only unique differentiator between companies. Brand equity is now a key asset. ” 24 22 David A. Aaker, Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand Name New York: The Free Press, 1991, 7. 23 Muhammad Adam, Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Aplikasi Bandung: Alfabeta, 2015, 45. 24 Tom Blackett, “What is a brand?” dalam Brands and Branding, ed. Rita Clifton dan John Simmons London: Profile Books, 2003, 17-18. Dalam industri jasa, nama perusahaan merupakan merek dari perusahaan tersebut. Memiliki merek yang kuat bagi suatu industri jasa adalah sangat penting, karena merek yang kuat sangat membantu meyakinkan pelanggan tentang kualitas jasa dari suatu perusahaan. Merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, merek berperan penting sebagai: 25  Saran identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akuntansi.  Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspk produk yang unik. Merek bisa mendapatkan perlindungan properti intelektual. Nama merek dapat diproteksi melalui merek dagang terdaftar registered trademarks dan hak cipta copyrights. Hak-hak properti intelektual ini dapat memberikan jaminan bahwa perusahaan dapat berinvestasi dengan aman dalam merek yang dikembangkannya dan meraup manfaat dari aset bernilai tersebut.  Sinyal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka dapat dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. Loyalitas merek seperti ini menghasilkan predictability dan security permintaan bagi perusahaan dan menciptakan hambatan masuk yang menyulitkan perusahaan lain untuk memasuki pasar.  Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing. 25 Fandy Tjiptono, Manajemen Strategi Merek Yogyakarta: Andi, 2011, 43  Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.  Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa mendatang. Bagi konsumen, merek bisa memberikan beraneka macam nilai melalui sejumlah fungsi dan manfaat potensial. Tabel 4 Fungsi Merek Bagi Konsumen 26 Fungsi Manfaat Bagi Konsumen Identifikasi Agar dapat dilihat dengan jelas, mengidentifikasi dengan cepat produk yang dibutuhkan, membuat pencariaan menjadi terstruktur. Praktikalisasi Memungkinkan penghematan waktu dan tenaga melalui pembelian ulang yang serupa dan loyalitas. Jaminan Memberikan jaminan bahwa konsumen akan mendapatkan kualitas yang sama sekalipun pembelian dilakukan pada tempat dan waktu yang berbeda. Optimalisasi Memberikan kepastian bahwa konsumen membeli produk terbaik dalam kategori produk tersebut dan yang memberikan kinerja terbaik untuk tujuan spesifik. Karakterisasi Memberikan konfirmasi mengenai citra diri konsumen atau citra yang ditampilkan konsumen kepada orang lain. Keberlanjutan Kepuasan tercipta melalui hubungan keakraban dan keintiman dengan merek yang telah dikonsumsi selama bertahun-tahun. Hedonistik Keterpikatan pada daya tarik sebuah merek, logo, komunikasi dan penghargaan atas pengalamannya. Etis Kepuasan terkait perilaku bertanggung jwab dari merek dalam hubungannya dengan masyarakat ekologi, karyawan, kemasyarakatan, pengiklanan yang tidak mengejutkan. 26 Jean N. Kapferer, The New Strategic Brand Management, edisi 4, diterjemahkan oleh penulis London: Kogan Page, 2008, 22.

B. Pengertian Ekuitas Merek

Dokumen yang terkait

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Pustakawan akademik dan feasilibitas pengembangan insitutional repository (studi kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 16 14

Pustakawan Akademik dan Feasilibitas Pengembangan Insitutional Repository (Studi Kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 11 17

Pemetaan Kajian Tafsir Al-Qur’an pada Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Analisis Sitiran Pengarang yang Disitir Disertasi Mahasiswa Tahun 2005-2010

0 5 55

Tingkat pemahaman fiqh muamalat kontemporer terhadap keputusan menjadi nasabah bank syariah ( studi pada mahasiswa program studi muamalat konsentrasi perbankan syariah fakultas syariah dan hukum uin syarif hidayatullah jakarta )

0 55 126

Tingkat Pemahaman Fiqh Muamalat Kontemporer Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Bank Syariah (Studi pada Mahasiswa Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 15 0

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Tingkat Pemahaman Fiqh Muamalat kontemporer Terhadap keputusan menjadi Nasab Bank Syariah (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

1 34 126