Tempat dan Waktu Penelitian Proses penangkapan

3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Pengamatan tingkah laku ikan pada proses penangkapan ikan dengan alat bantu cahaya dilakukan di perairan Kabupaten Barru – Selat Makassar, Sulawesi Selatan. Lokasi pengamatan terletak pada posisi 4°19’19,9” LS-119°16’201” BT. Selat Makassar khususnya perairan Kabupaten Barru merupakan salah satu daerah penangkapan ikan bagan rambo Gambar 3. Pengamatan tingkah laku ikan di salah satu bagan rambo milik nelayan. Bagan rambo dioperasikan pada kedalaman 70 meter dengan jarak dari pantai Barru 20 mil laut. Pengamatan lapang dilakukan selama 12 trip mulai dari bulan April sampai Mei 2005.

3.2 Bahan dan Alat

Beberapa bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini, selain untuk pengambilan data maupun pengolahan data dijelaskan sebagai berikut:

3.2.1 Bahan untuk simpan data

Kaset video jenis MP8 Sony MP8 120 digunakan untuk menyimpan data hasil pengamatan di atas permukaan perairan dengan menggunakan handycam. Jumlah kaset video MP8 yang digunakan selama penelitian sebanyak 12 kaset. Setiap malam membutuhkan 1 satu kaset untuk merekam data pergerakan ikan di atas permukaan perairan. CD-R compact disc recordable digunakan untuk menyimpan hasil rekaman yang dihasilkan oleh side scan sonar colour selama penelitian. Jumlah CD-R yang digunakan sekitar 100 keping, dimana setiap malam menggunakan 7 – 9 CD selama 12 malam. Setiap CD mampu merekam data selama 1 jam 19 menit.

3.2.2 Bagan rambo

Bagan rambo yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagan rambo nelayan milik H. Gani ukuran bingkai 30 x 30 meter, lampu mercury 60 buah dilengkapi dengan GPSMAP 168 Sounder IEC 60529 IPX7, frekuensi 200 kHz, 15 Gambar 3 Peta lokasi pengamatan di perairan Barru Selat Makassar 16 underwater camera, televisi 21 inchi Thosiba, handycam sony untuk merekam data baik dari permukaan air maupun di layar televisi, timbangan elektrik untuk mengukur berat setiap jenis ikan, sigma untuk mengukur panjang total ikan. Alat tangkap bagan rambo berbeda dengan bagan yang lain terutama dilihat dari segi komponen yang lebih kompleks dan konstruksi yang lebih kuat serta mempunyai ukuran yang lebih besar. Satu unit bagan rambo terdiri atas beberapa komponen utama yang saling terkait satu sama lain. Komponen tersebut adalah : perahu, rangka, waring, bingkai jaring, roller, generator set genset, lampu mercuri, dan rumah bagan. a Perahu Satu unit bagan rambo terdiri atas dua perahu, yaitu perahu utama main boat dan perahu pengantar. Perahu utama berfungsi sebagai penyangga bagunan bagan dan tempat semua proses penangkapan dilaksanakan. Perahu utama berbentuk pipih memanjang dengan dimensi L x B x D 27 m x 2,5 m x 3,1 m dimana bentuk haluan dan buritan sama. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu bayang Intsia bijuga dan kayu meranti Shorea spp. Perahu ini dilengkapi dengan jangkar beton dengan ukuran panjang 2 m dan berat kurang lebih 250 kg. Perahu ini tidak dilengkapi dengan mesin penggerak. Perahu pengantar merupakan perahu penarik towing boat yang berfungsi menarik bagan dari fishing base ke fishing ground atau dari fishing ground yang satu ke fishing ground lainnya dan kembali ke fishing base. Perahu pengantar ini juga digunakan sebagai pengangkut hasil tangkapan, mengantar jemput nelayan, dan membawa bahan dan perlengkapan kebutuhan operasional bagan rambo dari fishing base ke fishing ground dan sebaliknya. Perahu ini berbentuk memanjang dengan dimensi L x B x D 22 m x 2 m x 1,2 m. Jenis mesin yang digunakan adalah mesin darat truck merk Mitsubishi Fuso 6 selinder berbahan bakar solar. b Rangka Rangka bagan rambo dirangkai pada sisi kiri dan kanan kapal utama. Ukuran rangka bagan rambo yang digunakan selama penelitian 30 x 30 meter. Fungsi rangka pada bagan rambo adalah : tempat menggantung jaring, menjaga keseimbangan perahu, tempat untuk melakukan setting dan hauling, tempat 17 menggantungkan lampu, tempat dudukan roller, dan kegiatan lainnya perbaikan jaring, sortir hasil tangkapan, memancing. Rangka bagan rambo ditahan dengan 2 buah tiang terbuat dari kayu jati Tectona grandis yang dipasang pada bagian tengah perahu utama. Tiang ini berbentuk bulat dengan panjang 14 meter dan berdiameter 30 cm tempat mengikat kawat baja sebagai penyangga rangka bagan. Jumlah kawat baja yang digunakan 286 buah diameter 6 mm dengan panjang setiap kawat baja berkisar 7 – 15 m, bergantung pada jarak tiang dengan rangka bagan. Pemasangan kawat baja diusahakan menyebar agar kedudukan rangka bagan lebih kuat, rata, dan stabil. c Bingkai jaring dan jaring Bingkai jaring berbentuk segi empat terbuat dari kayu jati Tectona grandis dengan panjang 7 – 8 m dengan diameter 7 cm. Kayu ini disambung satu dengan yang lain sesuai dengan panjang dan lebar mulut jaring dan rangka bagan. Bingkai jaring berfungsi sebagai tempat mengikat jaring, pemberat, dan tali penggantung yang dihubungkan dengan roller jaring. Pada setiap sudut bingkai jaring diikatkan batu, demikian juga sisi bingkai jaring diikatkan 3 buah batu yang beratnya 17 – 20 kg. Jaring pada bagan rambo berbentuk seperti kelambu terbalik dan terbuat dari bahan waring hitam polypropylene. Bagian tepi jaring dipasang tali ris berdiameter 6 mm terbuat dari bahan polyethylen PE sebagai penguat pinggiran jaring. Jaring diikatkan pada bingkai jaring dengan ukuran panjang, lebar dan dalam masing-masing 30 x 30 x 17 m. Satu unit bagan rambo, luas jaring yang digunakan berkisar antara 3500 – 4000 m 2 . d Roller Berdasarkan fungsinya, maka roller atau pemutar pada bagan rambo terdiri atas 3 tiga jenis yaitu : 1 Roller untuk bingkai jaring, berfungsi untuk menurunkan atau menarik bingkai jaring pada saat setting dan hauling. Roller ini dipasang melintang pada sisi kiri dan kanan bagian tengah rangka bagan, tingginya 1 m. Panjang tali roller ini antara 25 – 45 meter. Ukuran diameter tali roller 1 cm terbuat dari bahan polyethylen PE. Sepanjang roller dibuat handle 18 pemutar tangkai untuk memutar roller masing-masing 3 buah dengan panjang 1,3 meter dan diameter 10 cm berjumlah 4 buah. 2 Roller untuk tali jangkar, berfungsi untuk menurunkan dan menarik tali jangkar. Roller ditempatkan pada bagian depan perahu utama, panjangnya 3,5 m, tinggi 1 m, dan diameter 25 cm. Pada roller ini dibuat handle pemutar tangkai untuk memutar roller sebanyak 2 buah pada masing-masing sisi luar yang panjang pemegangnya 1,5 m diameter 4 cm berjumlah 4 buah. Pada roller ini disiapkan tali jangkar dengan panjang 350 meter dengan diameter 3,5 cm terbuat dari bahan polyethylen PE. 3 Roller pemberat, berfungsi untuk menarik dan menurunkan batu arus. Batu arus ini beratnya 35 kg berfungsi untuk menahan bingkai jaring pada saat arus kencang sehingga bingkai jaring tetap berada di bawah rangka bagan. Roller pemberat berjumlah 4 buah, 2 buah di depan dan 2 buah di belakang. Tinggi roller 50 cm, diameter 12 cm, dan panjang 70 cm. Tali yang digunakan pada roller ini terbuat dari polyethylen PE berdiameter 1 cm dengan panjang 50 m. Secara rinci deskripsi bagan dapat dilihat pada Gambar 4 dan Tabel 1 dan 2. e Generator set genset Sumber tenaga untuk menyalakan lampu pada bagan rambo menggunakan genset yang dipasang dalam lambung kapal. Kapasitas daya genset yang digunakan 20 KVA. Genset ini digerakkan dengan mesin merek Yanmar TF 300, dengan daya kerja maksimum 2400 rpm 30 pk. f Lampu Jenis lampu yang digunakan bagan rambo adalah lampu mercury. Jumlah watt dan warna lampu bagan rambo yang digunakan selama penelitian adalah lampu 250 dan 500 watt dengan menggunakan warna kuning dan putih. Dua buah warna kuning 500 watt lampu di pasang setinggi 6 m dan 2 buah lampu warna putih 500 watt dipasang setinggi 3 m pada tiang kapal menghadap ke depan dan ke belakang. Setiap sisi kapal dipasang 4 buah lampu, 1 lampu warna kuning 500 watt, 1 buah lampu berwarna putih 500 watt dan 2 buah lampu warna putih 250 watt. Lampu bagian luar ini berfungsi menarik kawanan ikan pada jarak yang 19 jauh. Tiga puluh delapan buah lampu warna putih 250 watt dan dua lampu fokus berkekuatan 500 watt ditempatkan di bawah rangka bagan yang dapat diredupkan dan berfungsi mengkonsentrasikan ikan di catchable area. Setiap bola lampu dilengkapi dengan reflektor terbuat dari wajan aluminium dengan diameter 30 cm, kecuali lampu fokus ditempatkan dalam wadah berbentuk silender agar cahaya lampu terfokus pada perairan. Total jumlah lampu yang digunakan pada bagan rambo ini adalah 60 buah dengan menggunakan kekuatan 18 kW. g Rumah bagan Rumah bagan pada bagan rambo di tempatkan di atas perahu utama dan berbentuk 4 persegi panjang dengan ukuran panjang 7 m, lebar 3,75 m dan tinggi 2,75 m. Rumah bagan ini berfungsi sebagai tempat istirahat, tempat panel lampu dan saklar, genset, dan peralatan lainnya. h Alat bantu lainnya Peralatan lain yang ada pada bagan rambo adalah alat bantu dalam memperlancar operasional antara lain radio komunikasi, keranjang, peti, dan serok. Radio komunikasi digunakan berkomunikasi antara juragan laut dan juragan darat punggawa laut dan punggawa darat, sesama nelayan untuk mengetahui fishing ground, harga ikan, dan hasil tangkapan. Keranjang berfungsi sebagai wadah hasil tangkapan setelah disortir. Setiap bagan rambo mempunyai minimal 30 buah keranjang. Peti merupakan tempat penyimpanan hasil tangkapan sebelum dibawa ke darat. Peti ini mempunyai ukuran panjang 78 cm, lebar 46 cm dan tinggi 50 cm. Selain alat tersebut di atas, alat lain adalah serok yang berfungsi mengangkat hasil tangkapan dari jaring ke atas perahu. Serok ini mempunyai ukuran panjang 3,5 meter dengan dameter bukaan mulut 50 cm, dan tinggi jaring 60 cm dengan mesh size 1 cm terbuat dari bahan poliethylen. 20 Gambar 4 Desain bagan rambo yang digunakan selama penelitian 21 Tabel 1 Dimensi bagan rambo, perahu observer dan perahu pengangkut yang digunakan selama penelitian Dimensi Bagan Jolloro Perahu pengangkut Platform Pengamatan Panjang m 27 22 14 Lebar m 2,5 2 2.1 Tinggi m 3,1 1,2 1 LWL m 25 21 12 Jenis Jaringwaring Waring poliprophylene P. 30 m, L. 30 m, T. 17 m Panjang bingkai m 30 Lebar bingkai m 30 Jumlah Lampu unit 60 buah 42 buah 250 watt, 12 buah 500 watt, 6 buah berwarna kuning 500 watt Jenis Lampu Mercury Mesin Penggerak Mitsubishi fuso 8 selinder Jianding 14 pK Mesin Generator pK Yanmar TF 30030 Pk Dinamo 20 KVA Nama Pemilik H. Gani H. Gani Syafruddin Juragan laut Rustam Lawi Uppi Jumlah ABK 14 1 Daerah Penangkapan 4°19’19,9” LS - 119°16’201” BT Tabel 2 Spesifikasi teknis bagan rambo yang digunakan selama penelitian Bagian bagan rambo Spesifikasi A. Perahu LOA LWL BOA D 27 m 25 m 2,5 m 3,1 m B. Jaring Panjang Lebar Depth Material Mesh size 30 m 30 m 17 m Waring polyprophylene 0,5 cm C. Rangka Panjang Lebar 30 m 30 m D. Generator Mesin Kekuatan putaran mesin Dinamo 30 pK 2400 rpm 20 KVA E. Lampu Jenis Warna Jumlah Kekuatan Total kekuatan Mercury Kuning dan putih 60 buah 250 dan 500 watt 18 kW 22 Gambar 5 Bahan dan peralatan yang digunakan selama penelitian 1 timbagan elektrik, 2 GPSMAP 168 sounder, 3 side scan sonar colour, 4 video disc recorder dan stereo video titler and processor beserta CD- R, 5 handycam sony dan kaset MP8 120, 6 kamera bawah air rakitan, 7 Botol sampel, hand refractometer dan sigma, 8 current meter , 9 genset pro-tiger TG1000 Gambar 6 Posisi peralatan di atas bagan dan platform observer selama penelitian dimana 1 jarak bagan dengan platform observer 60 -100 m, 2 bagan rambo, 3 lampu mercury, 4 platform observer, 5 GPS map sounder , 6 side scan sonar colour, 7 handycam, 8 permukaan air laut, 9 kedalaman perairan 23

3.2.3 Kapal pengamatan platform observer

Platform observer perahu nelayan dilengkapi dengan side scan sonar colour JRC, model JFP-101, frekuensi : 180kHz, beam angle : 10°, depression angle : 3° yang menggunakan video kamera SONY, type CCD-MC1 yang dihubungkan dengan video disk recorder Data Video VDR-3000 untuk merekam data, hand refractometer merk kruss, current meter valeport seri 07481, botol sampel botol nansen yang dilengkapi dengan thermometer. Perlengkapan penunjang penelitian yang ada di atas kapal adalah 1 unit genset PRO TIGER – TG100 sebagai sumber listrik. Gambar 7 Bagan dan platform observer yang digunakan selama penelitian 1 bagan rambo dilihat dari depan, 2 bagan rambo dilihat dari samping, dan 3 kapal pengamatan platform observer 24 3.3 Pengamatan, Pengukuran dan Pengumpulan Data 3.3.1 Pengamatan proses penangkapan Pengamatan proses penangkapan penurunan jaring, penyalaan lampu, pemadaman lampu secara teratur dan penarikan jaring dilakukan setiap tahapan kegiatan operasi di daerah penangkapan ikan dan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk setiap tahapan kegiatan. Data hasil tangkapan jenis, ukuran dan berat ikan dan jumlah hauling setiap malam digunakan untuk membuat diagram proses penangkapan dan mencoba menganalisis secara deskriptif.

3.3.2 Pengukuran iluminasi cahaya bawah air

Pengukuran iluminasi cahaya bawah air lux diukur pada bagian tengah bagan ke arah horizontal ke sudut bagan dengan interval 5, 10, 20, 30 , 40 ,50 m. Pengukuran dilakukan mulai dari kedalaman nol meter dengan interval 1 meter. Iustrasi pegukuran intensitas cahaya di bagan rambo diperlihatkan pada Gambar 8. Gambar 8 Ilustrasi pengukuran intensitas cahaya bawah air lampu mercury di bagan rambo. Simbol posisi pengukuran intensitas cahaya 25

3.3.3 Pengukuran profil dasar perairan

Pengukuran profil dasar perairan dilakukan dengan menggunakan GPSMAP 168 sounder yang ditempatkan di platform observer. Platform observer yang berlayar sepanjang jalur transek seperti Gambar 9. Data akustik direkam secara terus menerus selama pelayaran dengan interface NMEA 0813 dengan transfer data per 10 detik yang dihubungkan dengan komputer. Gambar 9 Alur pelayaran akustik data profil dasar perairan

3.3.4 Pengamatan tingkah laku ikan

Observasi tingkah laku ikan pada bagan rambo dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu : 1 pengamatan secara visual di permukaan air dan pengamatan bawah air 2 pengamtan bawah air dengan menggunakan metode akustik. Pengamatan tingkah laku ikan secara visual di atas permukaan air meliputi jenis ikan dan pola pergerakan kawanan ikan. Pengamatan ini dilakukan secara visual pada permukaan perairan sampai dengan kedalaman 1,5 meter. Data di rekam dengan menggunakan handycam. 26 Pengamatan bawah air dilakukan dengan menggunakan teknik akustik yaitu dengan menggunakan side scan sonar colour. Pengoperasian perangkat akustik dilakukan selama operasi penangkapan ikan. Variabel yang dapat diamati dengan alat ini adalah pola tingkah laku dan sebaran kawanan ikan di sekitar bagan pada beberapa waktu setting dan hauling waktu settinghauling : Sebelum tengah malam pukul 18.00-22.00; Tengah malam pukul 22.00-02.00 dan setelah tengah malam pukul 02.00 06.00, pola tingkah laku kawanan ikan ketika pemadaman lampu, bagaimana pola tingkah laku pergerakan kawanan ikan serta sebaran kawanan ikan setelah hauling. Pengambilan data akustik dilakukan dengan menempatkan side scan sonar colour di platform observer yang diarahkan ke arah bagan rambo dengan sudut sebesar 360 dengan jarak platform observer dengan bagan rambo sejauh kurang lebih 60 - 90 meter Gambar 6. Data akustik direkam terus menerus sepanjang malam. Pengambilan data dengan side scan sonar colour menggunakan kamera yang dihubungkan dengan video disc recorder dan stereo video titler and processor yang direkam dengan menggunakan CD-Recordable. Transfer data untuk setiap malamnya menggunakan 7 - 9 CD-Recordable dengan perincian 2 atau 3 kali setting semalam. Data yang diperoleh dari side scan sonar colour dilengkapi dengan data underwater camera yang dapat memonitoring pola pergerakan kawanan ikan. Underwater camera dihubungkan dengan televisi yang selanjutnya data di rekam dengan menggunakan handycam.

3.3.5 Pengamatan beberapa faktor oseanografi

Faktor oseanografi diketahui untuk menjelaskan keterkaitan dengan faktor- faktor lainnya. Dalam penelitian ini arus dan kecerahan merupakan parameter penting yang perlu diketahui. Suhu dan salinitas diketahui sebagai faktor pendukung. Kecepatan arus diukur dengan menggunakan current meter. Kecepatan arus diukur sebelum dan setelah hauling. Pengukuran kecepatan arus dilakukan dilakukan pada 3 titik kedalaman masing-masing 5 meter, 10 meter dan 15 meter. 27 Suhu dan salinitas diukur dengan menggunakan bantuan cammerer water sampler untuk mengambil sampel air di beberapa kedalaman. Suhu dan salinitas diukur dengan menggunakan thermometer dan handrefractometer dimana lokasi kedalaman dan waktu pengambilan data seperti halnya pengukuran suhu. Kecerahan perairan diukur dengan menggunakan seicchi disk. Pengukuran kecerahan dilakukan 1 jam sebelum waktu pengangkatan jaring. 3.4 Metode Analisis Data 3.4.1 Proses penangkapan Analisis proses penangkapan dilakukan secara deskriptif untuk melihat tahapan kegiatan operasi dan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk setiap tahap kegiatan. Data tersebut digunakan untuk membuat diagram proses penangkapan.

3.4.2 Distribusi iluminasi cahaya bawah air

Menurut Nikonorov 1975, iluminasi cahaya dalam kolom air menurun secara eksponensial berdasarkan hukum Burger sebagai berikut : e I I kx o x − = .......................................................................................... 1 dimana: I x = intensitas cahaya pada kedalaman yang ditentukan lux I o = intensitas cahaya awal yang masuk dalam air lux e = logaritma dasar natural k = koefisien atenuasi x = panjang path dari sinar cahaya m Persamaan ini dipakai untuk memperoleh koefisien atenuasi dan intensitas cahaya awal yang masuk dalam perairan dari hasil pengukuran dengan lux meter. Dengan memperoleh koefisien atenuasi dapat diduga nilai iluminasi cahaya bawah air dengan interval 1 m sampai kedalaman 20 m. Hasil perhitungan iluminasi cahaya dinormalkan untuk medapatkan formula iluminasi cahaya yang masuk ke dalam perairan dengan menggunakan software CURVA EXPERT 1.3. Formula yang didapatkan selanjutnya digunakan untuk mencari distribusi iluminasi cahaya dalam perairan. Tampilan kontur distribusi iluminasi cahaya bawah air bagan rambo menggunakan software SURFER for WINDOWS versi 7.0. 28

3.4.3 Pola tingkah laku ikan

Pola distribusi kawanan ikan disekitar pencahayaan sebelum dan setelah proses penangkapan, pola kedatangan kawanan ikan disekitar pencahayaan dan tingkah laku ikan disekitar pencahayaan yang meliputi pola pergerakan pada saat pengoperasian bagan dianalisis secara deskriptif berdasarkan pengamatan visual untuk ikan-ikan yang terakumulasi di bawah cahaya lampu sampai dengan kedalaman 1,5 meter. Analisis data di kedalaman lebih dari 1,5 meter menggunakan metode akustik untuk mengetahui tingkah laku ikan yang ada di dalam kolom air. Data hasil rekaman side scan sonar colour dimati secara deskriptif untuk mengetahui pola pergerakan kawanan ikan. Kecepatan pergerakan kawanan ikan juga dapat diketahui dengan menghitung jarak perpindahan kawanan ikan pada rekaman side scan sonar colour dan waktu yang dibutuhkan dalam melakukan perpindahan. Pola kawanan ikan juga dapat diamati dari hasil rekaman side scan sonar colour dengan melihat bentuk kawanannya dan jenisnya dapat diketahui dengan menghubungkan dengan data hasil tangkapan. Data hasil rekaman side scan sonar colour juga diamati pola kedatangan kawanan ikan di sekitar pencahayaan, pola pergerakan pada saat lampu dipadamkan secara bertahap dan pola penyebaran kawanan ikan setelah proses hauling.

3.4.4 Komposisi jenis hasil tangkapan

Persentase komposisi jenis hasil tangkapan selama penelitian dan komposisi jenis berdasarkan waktu pengamatan sebelum malam, tengah malam dan setelah tengah malam dihitung dengan menggunakan rumus: 100 1 x N p n = ..........................................................................................2 dimana: p = persentase satu jenis ikan yang tertangkap n 1 = berat satu jenis ikan setiap kali sampling kg N = berat total tangkapan setiap kali hauling kg Selanjutnya dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui distribusi hasil tangkapan dengan melihat standar deviasi hasil tangkapan masing-masing waktu hauling menggunakan analisis One-Sample T Test dengan software spss. Gambar 10 Diagram alir pengambilan data sampai proses data 4 HASIL

4.1 Proses penangkapan

Pengoperasian satu unit bagan rambo membutuhkan minimal 16 orang anak buah kapal ABK yang dipimpin oleh seorang juragan laut atau disebut dengan punggawa laut. Juragan laut memimpin dan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh operasi penangkapan ikan yang dilakukan. Tugas masing- masing ABK pada saat operasi dibagi atas : 1 orang mengatur pencahayaan lampu, 1 orang mengatur tali jangkar pada saat hauling, 2 orang bertugas mengangkut hasil tangkapan dan 12 orang bertugas memutar roller dan menggiring ikan pada salah satu sisi bagan yang berfungsi sebagai kantong. Proses penangkapan dimulai dengan menentukan fishing ground. Penentuan fishing ground dilakukan dengan melihat pengalaman tahun-tahun sebelumnya, hasil tangkapan nelayan malam sebelumnya, dan hasil tangkapan nelayan lain. Penentuan fishing ground sepenuhnya berada pada juragan laut. Bagan ditarik ke fishing ground setelah lokasi fishing ground ditentukan. Jarak dari fishing base ke fishing ground sekitar 20 mil. Lama waktu yang dibutuhkan ke fishing ground sekitar 6 jam. Penurunan jangkar pada fishing ground dilakukan setelah dilakukan pengecekan dasar perairan. Dasar perairan sebaiknya berlumpur dan dekat dengan batu agar terlindung dari arus dan gelombang yang besar. Setting dimulai pada saat senja hari pukul 18.00 WIT setelah semua ujung jaring telah diikatkan pada bingkai bagan dan selanjutnya dilakukan penyalaan lampu. Sebelum bingkai jaring diturunkan, batu arus yang berfungsi sebagai penahan jaring dari arus diturunkan terlebih dahulu. Dua sampai tiga jam setelah lampu dinyalakan dilakukan pemadaman lampu. Pemadaman lampu dilakukan secara bertahap untuk menghindari agar ikan tidak kaget dan ikan semakin mendekat ke tengah jaring. Lampu pertama yang dipadamkan adalah lampu yang berada pada bagian pinggir rangka bagan. Bersamaan dengan itu lampu fokus dinyalakan dan lampu tiang juga dipadamkan. Pada kondisi ini hanya lampu yang berada di rumah bagan dan lampu yang berada di bawah rangka bagan yang dinyalakan. Pemadaman lampu di bawah rangka bagan juga dilakukan secara bertahap, mulai dari bagian luar rangka bagan, sehingga kawanan ikan diharapkan semakin mendekat ke arah perahu. Pada akhirnya hanya lampu fokus yang menyala dan diredupkan secara perlahan selama 10 – 15 menit pendapat nelayan = peredupan dilaksanakan jika yang terkonsentarsi ikan layang, jika ikan teri maka peredupan lampu fokus tidak dilakukan. Penarikan jaring dimulai setelah juragan laut telah memberikan isyarat bahwa jaring segera ditarik. Penarikan jaring dilakukan setelah juragan mengamati secara visual kawanan ikan yang terdapat di bawah rangka bagan. Pemutaran roller jaring dilakukan dengan cepat agar kawanan ikan pada catchable area tidak meloloskan diri. Pada saat pemutaran roller jaring, tali jangkar juga dikendorkan agar bingkai jaring tepat berada di bawah perahu pada saat penarikan bingkai jaring. Waktu yang dibutuhkan untuk menarik jaring sampai kepermukaan air bergantung pada kecepatan arus dan kedalaman bingkai jaring, umumnya lama penarikan jaring berkisar 10 menit. Proses selanjutnya adalah menggiring ikan ke bagian sisi jaring yang berfungsi sebagai kantong setelah bingkai jaring ditarik sampai rangka bagan dan lampu dinyalakan kembali. Jika ikan sudah terkumpul, ikan diangkat ke atas perahu dengan menggunakan serok dilanjutkan dengan penyortiran. Ikan yang sejenis dikelompokkan ke dalam satu basket dan dimasukkan ke dalam peti setelah dicampur es. Pada saat ini pula tali jangkar ditarik kembali, jaring diturunkan untuk melakukan proses penangkapan berikutnya. Secara singkat proses penangkapan ikan pada bagan rambo dapat dilihat pada Gambar 11 dan illustrasi metode pengoperasian bagan dapat dilihat pada Gambar 12. Waktu yang dibutuhkan dalam penyalaan lampu berbeda-beda bergantung pada waktu hauling, musim ikan, kedatangan ikan, periode bulan dan keadaan cuaca. Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan dalam operasi bagan rambo dapat dilihat pada Tabel 3. Gambar 11 Proses operasi penangkapan ikan pada bagan rambo Gambar 12 Ilustrasi metode pengoperasian bagan rambo 1 kolom perairan. Tabel 3 Waktu yang dibutuhkan pada masing-masing aktifitas operasi bagan rambo di Selat Makassar No. Deskripsi Waktu yang dibutuhkan menit 1. Persiapan setting 10 - 20 2. Pencahayaan 120 - 240 3. Pemadaman lampu secara berkala 30 – 60 4. Hauling 10 – 15 5. Menggiring ikan ke sisi perahu 10 – 15 6. Mengangkat hasil tangkapan ke atas perahu 5 – 50 7. Penyortiran hasil tangkapan 15 – 90 1 1 1 1 Bagan rambo dengan alat bantu cahaya akan menarik ikan karena intensitas cahaya, warna cahaya, kecerahan perairan yang mendukung, dan keberadaan ikan di sekitar fishing ground. Ikan-ikan akan bergerak mendekati sumber cahaya disebabkan oleh fototaksis positif, mencari makan, ataupun keduanya, yaitu sifat fototaksis positif dan mencari makan. Ikan-ikan yang berfototaksis positif akan memilih cahaya yang disenangi. Ikan berenang di atas jaring atau di bawah jaring dan berdiam lama di sekitar pencahayaan. Ikan-ikan yang mencari makan akan berada di sekitar pencahayaan selama makanan masih tersedia dan akan meninggalkan daerah pencahayaan apabila makanan tidak ada lagi. Ikan yang berfototaksis positif dan mencari makan berada di sekitar pencahayaan sambil melakukan aktivitas makan feeding activity . Pemadaman lampu secara berkala pada saat pengoperasian bagan rambo mengakibatkan ikan-ikan semakin mendekati catchable area. Ikan yang berfototaksis positif tetap terkonsentrasi di sekitar pencahayaan. Pada saat hanya lampu fokus yang menyala, ikan yang berfototaksis positif telah berada pada catchable area . Pada saat hauling sebagian ikan masuk ke dalam lingkup jaring dan sebagian lagi meloloskan diri. Ikan-ikan yang meloloskan diri ada yang masih tetap berada di sekitar daerah pencahayaan dan ada yang berenang menghindar dan menjauhi bagan.

4.2 Distribusi iluminasi cahaya bawah air