Latar Belakang Pendekatan Akustik dalam Studi Tingkah Laku Ikan pada Proses Penangkapan dengan Alat Bantu Cahaya

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode penangkapan ikan dengan menggunakan cahaya sudah sejak lama diketahui sebagai perlakuan yang efektif untuk tujuan penangkapan ikan tunggal maupun berkelompok Ben-Yami, 1987. Metode penangkapan ini digunakan untuk menangkap ikan pelagis dengan menggunakan alat tangkap seperti surrounding net purse seine dan lampara, stationary dan movable lifnets stick held dipnets di Jepang, dan pancing. Teknologi penangkapan ikan di Indonesia berkembang pesat terutama pada penggunaan alat bantu cahaya untuk menarik perhatian ikan Baskoro, 2001. Teknologi penangkapan ikan menggunakan alat bantu cahaya disebut light fishing. Sumber cahaya yang digunakan mulai dari obor, petromaks lampu tekan minyak tanah sampai lampu listrik Nomura and Yamazaki, 1975, diacu dalam Wisudo et al, 2001. Cahaya digunakan untuk menarik dan mengkonsentrasikan kawanan ikan pada catchable area yang selanjutnya dengan menggunakan alat tangkap tertentu untuk menangkapnya. Setiap alat dan metode penangkapan bervariasi pada ruang dan waktu, demikian juga intensitas cahaya yang digunakan oleh nelayan berbeda-beda tergantung pada jenis alat tangkap, spesies target, fishing ground, dan kemampuan finansial dari nelayan. Bagan merupakan salah satu jenis alat tangkap yang menggunakan cahaya sebagai alat bantu penangkapan. Berdasarkan cara pengoperasiannya bagan dapat dikelompokkan ke dalam jaring angkat von Brandt, 1985. Sejalan dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi serta kemajuan yang telah dicapai masyarakat, maka desain dan konstruksi bagan semakin berkembang. Salah satu jenis bagan yang berkembang dengan pesat di Sulawesi Selatan saat ini adalah bagan perahu, khususnya di perairan Kabupaten Barru Selat Makassar Nadir, 2000. Hal yang cukup menarik perhatian pada konstruksi bagan perahu ini adalah ukurannya yang besar dan menggunakan lampu listrik dengan jumlah kapasitas yang besar. Bagan perahu yang demikian oleh masyarakat setempat disebut “bagan rambo”. Selanjutnya menurut Sudirman 2003 bahwa tidak jelas siapa pertama kali memberi nama bagan rambo. Pemberian kata rambo berkaitan dengan ukuran bagan yang lebih besar dengan jumlah hasil tangkapan yang lebih banyak, dapat tinggal lama pada suatu fishing ground, kekuatan dari alat tangkapnya, serta jangkauan fishing ground yang lebih jauh. Prinsip penangkapan pada alat tangkap ini pada dasarnya memanfaatkan tingkah laku ikan, khususnya respon ikan terhadap cahaya. Mengingat sulitnya melakukan pengamatan di bawah air, maka dalam penelitian ini pengamatan tingkah laku ikan di sekitar pencahayaan dilakukan melalui pendekatan akustik. Dewasa ini penerapan metode akustik terus mengalami kemajuan dalam bidang perikanan dengan menggunakan peralatan sonar atau echo-sounder yang dapat digunakan untuk studi tingkah laku ikan migrasi vertikal dan horizontal, kecepatan renang, respon ikan terhadap stimuli dan lain-lain Bodholt and Olsen, 1977, diacu dalam Ferno dan Olsen, 1994. Metode ini mempunyai beberapa kelebihan berupa hasil dugaan dapat diperoleh secara langsung, singkat, cukup akurat dan dapat mencakup areal yang luas serta dapat memonitor pergerakan kawanan ikan Jaya dan Pasaribu, 2000. Penelitian mengenai hubungan antara cahaya dan tingkah laku ikan telah dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain : Levenes, Gerlotto dan Petit 1990 meneliti tentang reaksi ikan pelagis terhadap alat bantu cahaya untuk melihat kelimpahan dengan menggunakan echo sounder, Baskoro 1999 meneliti proses penangkapan ikan dan tingkah laku ikan pada bagan skala kecil dengan lampu petromaks, Jaya dan Pasaribu 1999 meneliti tentang evaluasi kecepatan dan arah renang ikan pelagis di Selat Sunda dengan pendekatan akustik, Jaya 2002 mengamatati tingkah laku schooling lemuru dengan pendekatan akustik, Alam 2002 meneliti tentang kecepatan renang ikan di bawah cahaya lampu dengan pemanfaatan teknologi hidroakustik, Tupamahu 2003 meneliti tentang tingkah laku ikan tembang dan selar di bawah cahaya lampu dan Sudirman 2003 menganalisis tingkah laku ikan hubungannya dengan teknologi ramah lingkungan. Pengetahuan yang diharapkan dapat mengoptimalkan pengoperasian alat penangkapan ikan dengan menggunakan alat bantu cahaya adalah pengetahuan tentang tingkah laku ikan, khususnya mengenai aspek-aspek pola tingkah laku kedatangan ikan, sebaran ikan dan pola tingkah laku ikan di sekitar catchable area pada bagan. Dalam penelitian ini aspek-aspek tersebut diamati dengan menggunakan side scan sonar colour.

1.2 Rumusan Masalah