Dimensi Ekologi HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

Kavanagh, 2001. Hasil perlakuan menggunakan metode RAP-PPI menunjukkan nilai Stress rata-rata 0.12 – 0.14 dan nilai koofisien determinan R2 rata rata 0.95 yang mendekati nilai 1. Nilai Stress dan koofisien determinan dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Hasil analisis Pangkalan Pendaratan Ikan pada nilai stress dan koofisien determinan Parameter Dimensi Ekologi Ekonomi Sosial Budaya Infrastruktur Teknologi Hukum Kelembagaan Stress 0.14 0.13 0.13 0.13 0.12 R2 0.95 0.95 0.95 0.95 0.95 Untuk melihat atribut yang sensitif dan memberikan kontribusi terhadap nilai indeks keberlanjutan dilakukan analisis Root Mean Square RMS. Dengan analisis tersebut dapat diketahui nilai perubahan atribut terhadap sumbu ordinansi X. Dimana semakin besar nilai perubahan RMS, semakin menunjukkan sensitifitas terhadap keberlanjutan pengelolaan pangkalan pendaratan ikan. Hasil analisis Root Mean Square RMS disajikan berdasarkan masing-masing dimensi yang digunakan.

5.1.1. Dimensi Ekologi

Atribut yang digunakan untuk melihat pengaruh dimensi ekologi terhadap keberlanjutan pengelolaan pangkalan pendaratan ikan sebanyak delapan 8 elemen. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan nilai keberlanjutan dimensi ekologi sebesar 28.38 yang termasuk dalam kategori kurang berkelanjutan dapat dilihat pada lampiran 2. Terdapat Tujuh 7 elemen yang sensitif mempengaruhi setelah dilakukan analisis leverage yaitu : 1 kesesuaian lokasi, 2 luas lahan PPI, 3 sistem pemeliharaan, 4 ketersediaan tempat pembuangan sampah perikanan, 5 pemanfaatan limbah perikanan, 6 tingkat kualitas air, 7 ketersediaan instalasi pengolahan limbah perikanan. Hasil analisis leverage dapat dilihat pada Gambar 21. Gambar 21 Peran masing-masing atribut dimensi ekologi dalam bentuk nilai Root Mean Square RMS Beberapa atribut yang sensitif memberikan dampak yang mempengaruhi keberlanjutan seperti kesesuaian lokasi pangkalan pendaratan ikan saat ini yang kurang layak sebagai pelabuhan perikanan terletak dikelilingi banyak perusahan–perusahan serta masyarakat umum yang mayoritas bukan nelaya melainkan pekerja buruh bangunan, guru, PNS dan swasta. Hal ini sangat mengganggu masyarakat sekitar dari hal kebisingan dan kebauan. Hal ini dikarenakan perkembangan kota yang semakin pesat perlunya solusi masalah tata ruang wilayah. Dukungan lainnya adalah luas lahan Pangkalan pendaratan ikan Selili hanya 1,2 Ha,kurang sesuai, Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan 2004 mengenai kriteria teknis untuk tipe pelabuhan, pangkalan pendaratn ikan termasuk tipe D minimal memiliki lahan sekurang–kurangnya seluas 2 Ha. Karena pangkalan pendaratan ikan tersebut berada dipermukiman penduduk sehingga perlu waktu dan membiayaan yang sangat besar untuk pembebasan lahan. Perlu ditingkatkan sistem pemerliharan bangunan fasilitas fisik agar dapat terjaga saat ini dan akan datang. Agar dibangun tempat pembuangan sampah hasil sisa perikanan yang terencana agar polusi udara dan kebauan dapat dikurang pencemarannya. Kurangnya penyuluahan tentang pemanfaatan limbah perikanan yang bisa sebagai alternatif pakan ikan dan dapat meningkatan perekonomian Leverage of Attributes 3,71 5,08 3,63 6,47 4,95 4,67 3,71 0,42 1 2 3 4 5 6 7 Sistem pemeliharaan pangkalan pendarataan ikan Luas lahan PPI Kertersedian tempat pembuangan sampah hasil perikanan Kesesuaian lokasi PPI Pemanfaatan limbah perikanan di PPI Tingkat kualitas air di sekitar PPI Ketersediaan instalasi pengolahan limbah perikanan Sarana air bersih untuk pembersihan limbah perikanan di PPI A tt ri but e Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100 nelayan. Tingkat kualitas air yang buruk yang diakibatkan masih rendahnya pengetahuan nelaya terhadap lingkungan sekitar pangkalan dengan membuang sisa limbah perikanan ke sungai juga disebabkan industrialisasi yang berada disekitar pangkalan pendaratan ikan. Ketersediaan instalasi pengolahan limbah perikanan yang belum tersedia saat ini untuk dipersiapkan agar dikemudian jika telah dibangun maka akan sangat memiliki nilai berharga dimana tidak boleh langsung membuang limbah produk olahan langsung ke sungai yang dapat mencemari lingkungan. Pencemaran disebabkan kerusakan ekologis sungai seperti kematian habitat ikan serta gangguan kesehatan bagi masyarakat yang memanfaatkan sungai dalam aktifitas kehidupan sehari-hari.

5.1.2. Dimensi Ekonomi