kwarsa dan batuan liat. Kelembaban udara rata-rata mencapai 86 dengan kecepatan angin rata-rata 5 knot perjam.
4.1.2 Kondisi Fisik Wilayah Topografi
Berdasarkan topografinya, maka wilayah Kota Samarinda berada di ketinggian antara 0-200 dpl, dan hampir 24,17 berada di ketinggian 0-7 dpl,
umumnya terletak di dekat Sungai Mahakam sekitar 41,10 berada dalam ketinggian 7-25 dpl, dan 32,48 berada di ketinggian 25-100 dpl.
Tabel 5 Topografi Kota Samarinda
No Kemiringan
Luas KM2 Persentase
1 0-2
219,61 30,61
2 3-14
198,58 27,68
3 15,40
194,06 27,05
4 40
105,17 14,68
Sumber: Bappeda Kota Samarinda 2008
4.1.3 Jenis Tanah
Sesuai dengan kondisi iklim di Kota Samarinda yang tergolong dalam tipe iklim tropika humida, maka jenis-jenis tanah yang terdapat di daerah inipun
tergolong ke dalam tanah yang bereaksi masam. Jenis-jenis tanah yang terdapat di Kota Samarinda, menurut Soil Taxanomy USDA tergolong kedalam jenis tanah:
Ultisol, Entisol, Histosol, Inceptiols dan Mollisol atau bila menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor terdiri dari jenis tanah: Podsolik, Alluvial, Organosol.
Ciri dan sifat tanah-tanah Podsolik Ultisol biasanya ditandai dengan: 1.
Pencucian yang intensif terhadap basa-basa, sehingga tanah bereaksi masam dan dengan kejenuhan basa yang rendah.
2. Karena suhu yang cukup tinggi dan pencucian yang berlangsung terus
menerus mengakibatkan pelapukan terhadap mineral liat sekunder dan oksida- oksidanya.
3. Terjadi pencucian liat di lapisan atas eluviasi dan penimbunan liat di lapisan
bawahnya illuviasi. Tanah Podsolik Ultisol merupakan jenis tanah yang arealnya terluas di
Kota Samarinda dan masih tersedia untuk dikembangkan sebagai daerah
pertanian. Persediaan air di daerah ini umumnya cukup tersedia dari curah hujan yang tinggi. Penggunaan tanah dari jenis tanah ini sebagai daerah pertanian,
biasanya memungkinkan produksi yang baik pada beberapa tahun pertama selama unsur-unsur hara dipermukaan belum habis melalui proses biocycle.
Pada dasarnya jenis-jenis tanah di Kota Samarinda menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor dan Padanannya menurut Soil Taxanomy terdiri dari:
Podsolik Ultisol , Alluvial Entisol , Gleisol Entisol, Organosol Histosol dan Lithosol Entisol. Luas jenis tanah dan penyebarannya di Kota Samarinda dapat
dilihat pada tabel 6. Tabel 6 Luas masing-masing Jenis Tanah di Wilayah Kota Samarinda.
No Jenis Tanah
Luas Ha Jumlah 71.800
100
1 Alluvial 3.453
4,81 2 AlluvialGambut
16.294 24,68
3 PodsolikLitosol 8.266
12,52 4 Podsolik
30.010 45,45
5 Lain-Lain 13.777
12,12 Sumber: Bappeda Kota Samarinda 2008
Dari tabel diatas ternyata bahwa jenis tanah Podsolik mempunyai luasan yang tertinggi di wilayah Kota Samarinda dengan 30.010 hakter atau 45,45,
sedangkan jenis tanah Alluvial tidak bergambut mencapai luas 3.453 hakter atau 4,81 dari luas Kota Samarinda.
4.1.4 Kondisi Geologi Struktur geologi di wilayah Kota Samarinda diketahui berdasarkan hasil
survey dan atau pemetaan geologi yang dimuat dalam buku Geology of Indonesia, Volume IA. Oleh R.W. Van Bemmelen, 1949, pada umumnya
berumur Praktertier hingga Kwarter. Beberapa formasi geologi yang terdapat diwilayah Kota Samarinda diantaranya adalah, Kampung Baru Beds, Balikpapan
Beds, Pulau Balang Beds dan Pemaluan Beds lihat pada tabel 7.
Beberapa Wilayah geologi telah mengalami perubahan yang ditandai dengan adanya patahan. Formasi ini terdiri dari Grewake, batu pasir kwarsa, batu
gamping, batu lempeng dan tufa dasitik dengan sisipan batu bara.
Tabel 7 Luas masing-masing Formasi Geologi di Wilayah Kota Samarinda.
No Formasi Luas
Ha Jumlah
71.800 100
1 Kampung Baru Beds
11.314 11,34
2 Balikpapan Beds
33.953 53,29
3 Pulau Balang
Beds 16.977
26,65 4
Pemaluan Beds 9.556
8,72 Sumber: Bappeda Kota Samarinda 2008
4.1.5 Kondisi Hidrologi