3 Peraturan-peraturan kepelabuhanan antara lain peraturan-peraturan lokal,
nasional maupun internasional dalam rnenentukan sirkulasi maritim, perhitungan statistik, pencatatan keluar masuknya kapal, pencatatan dan
pemeliharaan kesehatan awak kapal. Ada beberapa prinsip penting bilamana pengoperasian suatu pelabuhan
perikanan dikatakan berhasil Lubis, 2006: 1
Sangat baik dipandang dan sudut ekonomi, yang berarti hasil pengoperasian pelabuhan itu dapat menguntungkan baik bagi pengelola
pelabuhan itu sendiri maupun bagi pemiliknya. Disamping itu hasil dan pengoperasian pelabuhan tersebut mempunyai pangaruh positif terhadap
perkembangan kota khususnya dan nasional umumnya; 2
Sistem penanganan ikan yang efektif dan efIsien. Dengan kata lain pembongkaran ikan dapat dilakukan secara cepat disertai penseleksian
yang cermat, pengangkutan dan penanganan yang cepat; 3
Fleksibel dalam perkembangan teknologi. Dalam hal pengembangan suatu pelabuhan perikanan adakalanya diperlukan mekanisasi dari fasilitas-
fasilitas pelabuhan tersebut, misalnya perlunya vessel lifi pada fasilitas dock, tangga berjalar tapis roulant untuk pemnbongkaran dan
penyeleksian ikan. Di samping itu diperlukan perluasan fasilitas pelabuhan karena semakin meningkatnya produksi perikanan pelabuhan, misalnya
perluasan gedung pelelangan, dan perluasan dermaga; 4
Pelabuhan dapat berkembang tanpa merusak lingkungan sekitarnya lingkungan alam dan lingkungan sosial, bersih dan higienis;
5 Para pengguna di pelabuhan perikanan dapat bekerja secara aktif dan
terorganisasi baik dalam kegiatannya. Sehingga segala aktivitas yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan standar dan
jadwal kerja yang telah ditetapkan.
2.6 Pengelolaan Aktifitas Pelabuhan Perikanan
2.6.1 Pendaratan Hasil Tangkapan
Pengelolaan aktifitas pendaratan ikan di pelabuhan perikanan meliputi proses pembongkaran, penyotiran, dan pengangkutan kegedung pangkalan
pendaratan ikan yang bertujuan utama agar ikan yang didaratkan dan diangkut ke pangkalan pendaratan ikan sebelum dijual dapat dipindahdiangkut dengan cepat
dan terjaga mutunya. Aktivitas pendaratan ikan hasil tangkapan di pelabuhan perikanan sangat bergantung kepada kelengkapan fasilitas yang ada di pelabuhan
perikanan, seperti dermaga, kolam pelabuhan, dan alur pelayaran yang dapat memperlancar kapal-kapal perikanan untuk bertambat-labuh. Oleh karena itu pada
hakekatnya pengelolaan aktivitas pendaratan terkait pula dengan pengelolaan fasilitas-fasilitasnya. Kelancaran proses pendaratan di pelabuhan perikanan sangat
ditentukan oleh fasilitas yang tersedia di pelabuhan perikanan dan tingkat pengetahuan para pelaku di lapangan. Semakin baik tingkat pengetahuan pelaku di
lapangan maka akan semakin lancar pula proses pendaratan hasil tangkapan di pelabuhan perikanan Lubis, 2006.
Aktivitas pendaratan di pelabuhan perikanan sangat erat hubungannya dengan proses penanganan ikan hasil tangkapan karena kedua kegiatan tersebut
berjalan atau dilakukan pada waktu yang bersamaan. Proses ini nantinya sangat menentukan kualitas atau mutu ikan hasil tangkapan yang didaratkan. Mutu hasil
tangkapan ikan tersebut haruslah selalu dipertahankan agar harganya selalu tinggi. Menurut Ilyas 1983, pengelompokan hasil tangkapan berdasarkan tingkat
kesegarannya dibedakan atas tiga kelornpok, yaitu ikan segar, kurang segar, dan tidak segar.
Penanganan hasil tangkapan bertujuan mengusahakan agar kesegaran hasil tangkapan dapat dipertahankan selama mungkin, atau setidaknya masih cukup
segar pada saat hasil tangkapan sampai ke tangan konsumen. Jadi begitu hasil tangkapan tertangkap dan dinaikkan ke atas kapal harus secepat mungkin
ditangani dengan baik dan hati-hati. Demikian selanjutnya sampai hasil tangkapan disimpan beku dalarn cold storage atau diolah Moeljanto, 1982. Penanganan
harus dilakukan dengan cepat dan cermat serta menerapkan aspek sanitasi dan higienis agar diperoleh daya awet yang lama Aziza, 2000.
2.6.2 Pemasaran ikan
Pemasaran merupakan salah satu tindakan suatu keputusan yang berhubungan dengan pergerakan barang dan jasa dan produsen sampai konsumen
Hanafiah dan Saefudin, 1983. Kegiatan pemasaran yang dilakukan di suatu
pelabuhan perikanan bersifat 1okal nasional maupun ekspor bergantung dan tipe pelabuhan tersebut. Pada dasarnva, pemasaran produk perikanan bertujuan untuk
menciptakan mekanisme pasar yang menguntungkan baik bagi para nelayan maupun pedagang.
Usaha pemasaran ikan dan hasil perikanan lainnya merupakan kegiatan yang berperan dalam pembentukan harga. peningkatan mutu, peningkatan
produksi, pengembangan modernisasi perikanan, peningkatan pendapatan, dan kesejahteraan nelayan. Pemasaran biasanya tidak dilakukan oleh satu tangan
melainkan oleh beberapa pelaku perantara yang membentuk tataniaga yang panjang, sehingga mengakibatkan biaya pemasaran yang tinggi.
Pemasaran ikan hasil tangkapan nelayan Selili masih bersifat lokal. Daerah pemasarannya meliputi Bontang, Balikpapan, Tenggarong, dan Sanggata.
Sebagian besar, ikan yang dipasarkan biasanya dalam bentuk ikan segar. Mekanisme pemasaran ikan di Selili dimulai dan nelayan menurunkan hasil
tangkapannya ke pangkalan pendaratan ikan Selili yang kemudian dilelang. Proses pelelangan tersebut, ikan hasil tangkapan dibeli oleh bakul-bakul yang nantinya
akan dijual lagi ke pedagang kecil atau restoran yang nantinya akan sampai ke konsurnen. Selain itu, bakul juga menjual ikanya ke pengolah ikan yang kemudian
dijual ke grosit ia1am bentuk ikan yang sudah diolah Aprianti, 2006.
2.6.3 Pengolahan Ikan
Ikan hasil tangkapan yang telah didaratkan di pelabuhan perikana selanjutnya akan diolah menjadi beberapa produk olahan dan ada yang langsung
dipasarkan dalam bentuk ikan segar. Pengolahan terhadap ikan hasil tangkapan dilakukan untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu ikan dalarn rangka
menghindari kerusakan pasca tangkapan. Jenis olahan yang umumnya berada di pelabuhan perikanan di Indonesia masih bersifat tradisional dan belum
memperhatikan kualitas ikan, sanitasi dan cara pengepakan yang baik seperti pengasinan dan pemindangan Lubis, 2006. Jenis olahan lainnya yang serirg
dijumpai di lingkungan pelabuhan perikanan adalah kerupuk ikan dan terasi. Pengolahan ikan di pangkalan pendaratan ikan Selili masih kurang
berkembang. Pengolahan hasil tangkapan hanya dilakukan oleh nelayan atau
pedagang eceran bila ikan hasil tangkapannya tidak habis terjual dalam keadaan segar. Cara pengolahan yang dilakukan biasanya adalah pengeringan,
penggaraman dan pengasapan. Hal ini juga disebabkan karena sebagian besar produksi ikan dipasarkan dalam bentuk segar Aprianti, 2006.
2.6.4 Pengelolaan SDM Pelabuhan Perikanan
Pengelolaan SDM pelabuhan perikanan bertujuan untuk melancarkan kegiatan dan pelayanan di pelabuhan perikananpangkalan pendaratan ikan. Agar
tujuan tersebut dapat dicapai tentu harus didukung oleh kernampuan yang mernadai dan para pengelola pelabuhan perikanan. Oleh karena itu setiap
sumberdaya manusia SDM pengelola pelabuhan perikanan harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup mengenai pelabuhan perikanan
DKP, 2005. Secara umum SDM pengelola pelabuhan perikanan untuk klasifikasi Pangkalan Pendaratan Ikan terdiri atas Kepala PPI, sub bagian tata
usaha, bagian pelelangan ikan, bagian fasilitas pendaratan dan bagian sarana prasarana permukiman nelayan lihat Gambar 2, Lubis, 2006.
Pendidikan yang sesuai dengan bidang kerja SDM pengelola pelabuhan perikanan adalah syarat mutlak pengelola pelabuhan perikanan, sedangkan untuk
lebih meningkatkan kemampuannya perlu dilakukan pelatihan-pelatihan dan pembinaan teknis dan pihak terkait terutama yang bersifat teknis dan adminsitrasi
kepelabuhanan, dan ditunjang pula dengan pembinaan yang menunjang terhadap peningkatan moral SDM pengelola pelabuhan perikanan.
Sumber: Lubis 2002
Gambar 2 Bagan struktur organisasi PPI
2.6.5 Pengelolaan Fasilitas Pelabuhan Perikanan
Pengelolaan fasilitas pelabuhan perikanan berarti pengelolaan fasilitas yang tersedia di pelabuhan perikanan untuk mendukung operasional pelabuhan.
Fasilitas pelabuhan perikanan terdiri atas fasilitas pokok, fungsional, dan tambahan Lubis, 2006. Rincian fasilitas pelabuhan perikanan lebih jelas dapat
dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Fasilitas pelabuhan perikanan menurut kriteria dan jenis fasilitas.
No Kriteria Fasilitas
Jenis Fasilitas
Pokok -
Dermaga -
Kolam Pelabuhan -
Alat bantu navigasi -
Pemecah gelombang Fungsional
- TPl
- Pabrik es
- Gudang es
- Refrigerasi
- Gedung pemasaran
- Lapangan perbaikan alat penangkapan ikan
- Tempat penjemuran alat penangkap ikan
- Bengkel
- Slipways
- Gudang jarring
- Vessel lift
- Fasilitas perbekalan tangki dan instalasi air
minum, tangki bahan bakar -
Fasilitas koinunikasi
Tambahan
- MCK
KEPALA UPT-PP1
Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Fasilitas Prasarana
Pendaratan Seksi
Pelelangan Ikan
Seksi Sarana dan Pemukiman
Ne1ayan
- Poliklinik
- Asrama
- Kantinwarung
- Mushola
- Kantor pengelola pelabuhan
- Ruang operator
-
Kantor syahbandar Sumber : Lubis 2006
Menurut Direktur Jenderal Kelautan dan Perikanan 1994, bahwa aspek- aspek tersebut secara terinci adalah sebagai berikut:
1. Produksi : bahwa pelabuhan perikanan sebagai tempat para nelayan
melakukan kegiatan kegiatan produksinya, mulai dan memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di laut sampai membongkar hasil
tangkapannya; 2.
Pengolahan : bahwa pelabuhan perikanan menyediakan sarana yang dibutuhkan untuk mengolah hasil tangkapannya;
3. Pemasaran : bahwa pelabuhan perikanan merupakan pusat pengumpulan dan
pemasaran hasil tangkapannya. Pelabuhan perikaaan juga dapat diklasifikasikan menurut letak dan jenis
usaha perikanannya. Pelabuhan perikanan apabila dilihat dari banyaknya faktor yang ada pengklasifikasian dapat dipengaruhi oleh berbagai parameter, antara
lain: 1. Luas Lahan, letak dan jenis konstruksi bangunan, 2. Tipe dan ukuran kapal-kapal yang masuk pelabuhan, 3. Jenis penikanan dan skala usahanya, 4.
Distribusi dan tujuan ikan hasil tangkapan. Pelabuhan perikanan menurut tipe konstruksi bangunan. dibagi menjadi:
1. Pelabuhan perikanan alam 2. Pelabuhan perikanan buatan;
3. Pelabuhan perikanan semi alam. Pelabuhan Perikanan berdasarkan jenis dan skala usaha perikanannya
Lubis 1989 dapat dibagi menjadi : 1. Pelabuhan perikanan berskala besar atau perikanan laut dalam;
2. Pelabuhan perikanan berskala menengah; 3. Pelabuhan perikanan berskala kecil perikanan pantai.
Pelabuhan perikanan berdasarkan daerah operasi penangkapan dibagi menjadi:
1. Pelabuhan perikanan lam lepas; 2. Pelabuhan perikanan lepas pantai;
3. Pelabuhan perilcanan pantai. Di Indonesia, Direktur Jenderal Kelautan dan Perikanan mengelompokkan
pelabuhan perikanan menjadi 4 tipe yaitu: Ciri Pelabuhan Samudra A, 1. Diperuntukkan bagi kapal-kapal diatas 100 GT, 2. Melayani kapal-kapal
perikanan 100 unit hari, 3. Jumlah ikan yang didaratkan lebih dan 200 ton hari, 4. Pemasaran lokal dan luar negeri, 5. Tersedianya fasilitas pembinaan mutu,
sarana pemasaran dan lahan kawasan industh perikanan. Nusantara B, 1. Diperuntukkan bagi kapal-kapal 50-100 GT, 2. Melayani kapal-kapal penikanan
50 unit hari, 3. Jumlah ikan yang didaratkan 100 ton hari, 4. Pemasaran lokal dan luar negeri, 5. Tersedianya fasilitas pembinaan mutu sarana pemasaran dan lahan
kawasan industry. Pantai C, 1. Diperuntukkan bagi kapal-kapal 10-30 GT, 2. Melayani kapal-kapal perikanan 25 unit hari, 3. Jumlah ikan yang didaratkan 50
ton hari, 4. Pemasaran lokal dan antar daerah, 5. Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, pemasaran dan lahan kawasan industry. Pendaratan ikan D, 1.
Diperuntukkan kapal-kapal 30 GT, 2. Melayani kapal-kapal perikanan 15 unit per hari, 3. Jumlah ikan yang didaratkan 10 ton per hari, 3. Pemasaran lokal, 4.
Tersedianya fasilitas pembinaan mutu sarana pemasaran dan lahan kawasan industri perikanan Direktur Jenderal Kelautan dan Perikanan, 1994
Pada umumnya fasilitas pelabuhan perikanan terdiri dari: 1.
Fasilitas pokok adalah fasilitas dasarpokok yang diperlukan dalam kegiatan di suatu pelabuhan. Fasilitas ini berfungsi untuk melindungi kapal yang akan
masuk dan keluar pelabuhan terhadap gangguan alam dan memberikan kemudahan serta keamanan bagi kapal dalam pelayarannya. Fasilitas pokok
ini terdiri dan dermaga, kolam pelabuhan, alat bantu navigasi, pernecah gelombang break water.
2. Fasilitas Fungsional adalah fasilitas yang berfungsi meningkatkan nilai guna
dan fasilitas pokok yang dapat menunjang aktivitas di pelabuhan. Fasilitas ini
tidak sama di setiap pelabuhan dan disediakan sesuai dengan kebutuhan operasional pelabuhan tersebut. Fasilitas fungsional ini dapat dikelompokkan:
a. Penanganan hasil tangkapan dan pemasaran yaitu Tempat Pelelangan
Ikan TPI, pabrik es, cold storage dan lain-lain; b.
Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan armada dan alat penangkap ikan yaitu bengkel, ruangan mesin, slip way dan lain-lain;
3. Fasilitas Penunjang adalah fasilitas yang secara tidak langsung meningkatkan
peranan pelabuhan atau para pelaku mendapatkan kenyamanan dalam melakukan aktivitis di pelabuhan, misalnya fasilitas kesejaliteraan poliklinik,
musholla, kantin dan warung, fasiitas administrasi kantor pengelola pelabuhan, ruang operator.
2.8 Analisis Kebijakan