19
1. Ordinary Least Square
Teknik ini tidak ubahnya dengan membuat regresi dengan data cross section
atau time series sebagaimana telah dipelajari sebelumnya. Akan tetapi, untuk data panel, sebelum membuat regresi harus menggabungkan data cross
section dengan data time series pooled data. Kemudian data gabungan ini
diperlakukan sebagai satu kesatuan pengamatan yang digunakan untuk mengestimasi model dengan metode OLS.
2. Model Efek Tetap Fixed Effects
Adanya variabel-variabel yang tidak semuanya masuk dalam persamaan model memungkinkan adanya intersep yang tidak konstan, atau dengan kata lain,
intersep ini mungkin berubah untuk setiap individu dan waktu. Pemikiran inilah yang menjadi dasar pemikiran pembentukan model tersebut.
3. Model Efek Random Random Effects
Bila pada model efek tetap, perbedaan antar individu dan atau waktu dicerminkan lewat intersep maka pada model efek random perbedaan tesebut
diakomodasi lewat error. Teknik ini juga memperhitungkan bahwa error mungkin berkorelasi sepanjang time series dan cross section.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Peranan sektor kehutanan sebagai salah satu penyumbang devisa negara ternyata tidak diimbangi dengan keberlanjutan manfaat yang dihasilkannya. Hal
ini dapat dilihat dari semakin tingginya laju deforestasi dan degradasi hutan yang terjadi selama kurun waktu yang cukup lama. Pemanfaatan hutan alam di
Indonesia yang telah dilakukan selama dua setengah dasarwarsa terakhir masih bertumpu pada hasil hutan berupa kayu. Sementara itu hasil hutan bukan kayu
HHBK yang biasanya disebut non-timber forest produts atau minor forest products
belum dapat diusahakan secara optimal. Dengan semakin kritisnya kondisi hutan tropis Indonesia disertai dengan
desakan dari dunia internasional untuk melakukan upaya konservasi terhadap kawasan hutan tropis yang ada serta reformasi paradigma sistem pengelolaan di
bidang kehutanan menuntut agar pengelolaan hutan yang dilakukan
20
memperhatikan kaidah keberlanjutan atau kelestarian hasil atau yang biasa dikenal dengan sistem pengelolaan hutan secara lestari Sustainable Forest Management.
Sebagai implikasi dari perubahan paradigma tersebut, maka fokus pembangunan kehutanan tidak lagi tertuju pada pemanfaatan hasil hutan berupa
kayu, melainkan pada pemanfaatan hasil hutan lainnya yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat multiplier effect dari hutan tersebut, termasuk hasil
hutan bukan kayu HHBK. Permintaan ekspor untuk sebagian jenis komoditas HHBK unggulan yang
memiliki nilai jual tinggi, meliputi beragam variasi bentuk. Akan tetapi, perkembangan kuantitas volume dari komoditas ini mengalami kecenderungan
yang berfluktuasi. Aliran perdagangan yang terjadi dari negara Indonesia sebagai negara produsen menuju negara tujuan diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor
tertentu seperti produk domestik bruto, harga komoditas tersebut, jarak antar negara, populasi negara tujuan dan nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap
dollar Amerika. Lima komoditas HHBK yang memiliki nilai dan volume terbesar pada
tahun 2006 secara berurutan adalah meubel rotan, anyaman rotan, rotan setengah jadi, gambir dan minyak atsiri. Dalam rangka mengantisipasi kecenderungan
permintaan volume ekspor yang cenderung berfluktuasi dan agar dapat meningkatkan volume dan nilai ekspor komoditas HHBK, maka perlu adanya
kajian yang mengamati dan menganalisis mengenai aliran perdagangan komoditas HHBK dari negara Indonesia ke negara tujuan. Berdasarkan uraian diatas, dapat
diringkas dalam bentuk alur kerangka pemikiran operasional penelitian yang tersaji pada gambar 5.
21
Gambar 5. Alur Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian Rekomendasi kebijakan didalam peningkatan ekspor
beberapa komoditas Hasil Hutan Bukan Kayu Indonesia Negara Tujuan
importir Indonesia
eksportir Kaidah Pengelolaan Hutan Secara Lestari
Sustainable Forest Management
Perdagangan Internasional fluktuasi permintaan ekspor
Analisis Regresi Data Panel model gravitasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan HHBK:
Produk Domestik Bruto negara tujuan Populasi negara tujuan
Harga komoditas di negara tujuan Jarak ke negara tujuan
Nilai tukar mata uang negara tujuan
Analisis Deskriptif
Deforestasi dan Degradasi Hutan Indonesia
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu HHBK
Kecenderungan volume ekspor
Pemanfaatan Jasa Lingkungan
22
3.3. Hipotesis Penelitian