Definisi Operasional METODE PENELITIAN

28

4.5.3. Koefisien Determinasi R

2 Nilai koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besar sumbangan dari variabel penjelas terhadap variabel respon. Semakin besar koefisien determinasi, maka model semakin baik. Koefisien determinasi yang disesuaikan berarti koefisien determinasi sudah disesuaikan dengan derajat bebas dari masing-masing jumlah kuadrat yang tercakup didalam penghitungan koefisien determinasi. TSS RSS R 2 Dimana : RSS = Jumlah kuadrat regresi Residual Sum Square TSS = Jumlah Kuadrat total Total Sum Square Dari rumus tersebut, jika R 2 bernilai satu, maka garis regresi menjelaskan 100 persen variasi dalam Y. Namun, jika R 2 bernilai nol maka garis regresi tidak menjelaskan variasi dalam Y.

4.6. Definisi Operasional

1. Volume ekspor komoditas ke negara tujuan merupakan total volume komoditas yang diekspor oleh negara Indonesia ke negara tujuan ekspor dan dinyatakan dalam satuan ton. 2. Produk domestik bruto PDB negara tujuan dinyatakan dalam satuan juta Dollar Amerika. 3. Populasi negara tujuan merupakan total warga negara di negara tujuan ekspor komoditas dan dinyatakan dalam satuan juta jiwa. 4. Harga ekspor komoditas di negara tujuan merupakan harga komoditas Indonesia ditingkat importir, yaitu harga Free on Board yang merupakan hasil bagi antara nilai ekspor dengan volume ekspornya dan dinyatakan dalam satuan Dollar Amerika per ton. 5. Jarak ekonomi antara Indonesia dengan negara tujuan merupakan hasil kali jarak tempuh dari ibukota negara Indonesia ke ibukota negara tujuan dengan harga minyak dunia dan dinyatakan dalam satuan Dollar Amerika. 6. Nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika dinyatakan dalam mata uang negara tujuan per Dollar Amerika. 29

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kecenderungan Volume Ekspor Beberapa Komoditas Hasil Hutan Bukan Kayu Indonesia Menurut Negara Tujuan Berdasarkan informasi mengenai kecenderungan ekspor yang disajikan pada Tabel 1 nilai ekspor dan Gambar 2 volume ekspor, dapat diketahui bahwa kecenderungan aliran perdagangan untuk sebagian besar komoditas yang diamati pada penelitian ini memiliki kecenderungan berfluktuasi selama tahun pengamatan. Kecenderungan ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kecenderungan pada total volume komoditas yang diekspor oleh Indonesia dan kecenderungan volume ekspor yang diekspor ke masing-masing negara tujuan. Aliran perdagangan yang terjadi antara Indonesia dengan negara tujuan ekspor dipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing negara tersebut.

5.1.1. Meubel rotan

Kecenderungan permintaan volume ekspor komoditas meubel rotan selama periode pengamatan menunjukkan kecenderungan yang berfluktuatif. Peningkatan volume ekspor komoditas meubel rotan terjadi pada awal tahun pengamatan sebesar 102.413,42 ton hingga tahun 2004 sebesar 133.896,04 ton. Total volume ekspor tersebut kemudian menurun pada tahun 2005 128.082,75 ton hingga tahun 2006 sebesar 128.318,82 ton. Uraian mengenai kecenderungan volume ekspor berdasarkan negara tujuannya, disajikan pada gambar berikut. 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun V ol uu m e ton EUROPEAN UNION UNITED STATES JAPAN AUSTRALIA CANADA MEXICO RUSSIAN FEDERATION SINGAPORE SOUTH AFRICA TURKEY Gambar 6. Kecenderungan Volume Ekspor Komoditas Meubel Rotan Berdasarkan Negara Tujuan