Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan dan strategi pengembangan ekspor kertas indonesia

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR

KERTAS INDONESIA

Oleh

NUNIK HANDAYANI A14105585

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(2)

RINGKASAN

NUNIK HANDAYANI. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan dan Strategi Pengembangan Ekspor Kertas Indonesia. Dibawah Bimbingan RINA OKTAVIANI.

Industri bubur kertas (pulp) dan kertas (paper) merupakan salah satu hasil dari sektor industri pada komoditi non migas yang memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Industri ini memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap devisa negara. Perkembangan industri pulp dan kertas sejak tahun 1990-an cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari kapasitas produksi pulp dan kertas yang terus meningkat. Jika pada tahun 2000 produksi pulp dan kertas masing-masing sebesar 4,08 dan 6,80 juta ton, maka pada tahun 2006 meningkat masing-masing sebesar 39 persen dan 30 persen menjadi 5,6 dan 8,8 juta ton. Dalam kurun waktu yang sama ekspor produk pulp dan kertas juga mengalami peningkatan dari masing-masing 1,3 dan 4,5 juta ton menjadi 2,8 dan 6,4 juta ton.

Industri yang menjadi fokus utama pembahasan (diluar industri pulp) adalah industri kertas. Industri ini merupakan salah satu industri yang juga memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Perkembangan produksi kertas Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya. Produksi kertas yang dihasilkan hampir seluruhnya ditujukan untuk pasar internasional. Data terakhir tahun 2006 menunjukkan nilai ekspor kertas mencapai US$ 3.819.223.000. Pertumbuhan volume ekspor selama 10 tahun terakhir ini cenderung meningkat dengan laju pertumbuhannya sebesar 73,2 persen per tahun. Sedangkan laju pertumbuhan nilai ekspor adalah sebesar 89,4 persen per tahun.

Industri kertas Indonesia memiliki peluang untuk menguasai pasar kertas dunia yang saat ini masih dikuasai Finlandia dan negara-negara Amerika Latin seperti Brazilia dan Chili. Hal ini didukung oleh berbagai faktor baik dari dalam negeri maupun luar negeri sebagai faktor peluang bagi kemajuan industri ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis karakteristik negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia dan mengidentifikasi strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia.

Data yang digunakan adalah data sekunder, berupa data cross section

tahun 2006. Metode analisis menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk mengkaji karakteristik negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia. Metode kuantitatif menggunakan analisis regresi berganda dengan persamaan tunggal menggunakan gravity model untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia. Hasil yang diperoleh dari analisis data kuantitatif secara deskriptif akan diformulasikan sehingga diperoleh strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia.

Variabel-variabel yang digunakan dalam analisis regresi berganda meliputi variabel bebas dan variabel tidak bebas. Volume ekspor kertas Indonesia ke masing-masing negara tujuan adalah variabel tidak bebas. Variabel bebas meliputi GDP per kapita negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, harga kertas Indonesia di negara tujuan, nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika dan tuduhan dumping (dummy).


(3)

Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia, diperoleh koefisien determinasi disesuaikan R-Sq (adj) sebesar 70,4 persen. Hal ini berarti bahwa 70,4 persen perubahan volume ekspor kertas Indonesia dapat diterangkan oleh variasi peubah-peubah dalam model, sedangkan sisanya sebesar 29,6 persen diterangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model.

Nilai Fhitung diperoleh sebesar 19,23. Nilai tersebut jika dibandingkan dengan nilai Ftabel, maka nilai Fhitung tersebut lebih besar nilainya dari Ftabel. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel-variabel bebas dalam model berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Dengan demikian, berarti pula bahwa seluruh variabel bebas dapat menjelaskan variasi perubahan volume ekspor kertas Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor.

Uji-t pada hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia, diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh nyata pada taraf lima persen (signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen) terhadap volume ekspor kertas Indonesia. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata adalah GDP per kapita negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak antar negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor dan harga kertas Indonesia di negara tujuan.

Nilai tukar mata uang berpengaruh positif terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Namun demikian, variabel nilai tukar tidak berpengaruh nyata pada taraf lima persen terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Hal ini berarti nilai tukar bukan menjadi faktor utama yang menjadi pertimbangan bagi importir untuk mengimpor kertas dari Indonesia.

Variabel dummy, yaitu tuduhan dumping terhadap produk kertas Indonesia memberikan pengaruh negatif dan tidak nyata terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Hal ini berarti bahwa dengan adanya tuduhan dumping, aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara-negara tujuan mengalami penurunan.

Berdasarkan hasil analisis internal dan eksternal diperoleh beberapa alternatif strategi yang menjadi pertimbangan bagi pengembangan ekspor kertas Indonesia. Alternatif strategi tersebut diantaranya adalah peningkatan ekspor kertas Indonesia khususnya ke negara tujuan ekspor, peningkatan produksi bahan baku kertas, membuka peluang masuknya investor asing dalam industri kertas Indonesia, peningkatan keamanan dan hukum oleh pemerintah, kerjasama antara pemerintah dan para pengusaha untuk membentuk peraturan hukum yang lebih pasti serta pemerintah dan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) membuat program promosi industri kertas Indonesia.


(4)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KERTAS

INDONESIA

Oleh :

NUNIK HANDAYANI A14105585

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN

pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(5)

FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh :

Nama : Nunik Handayani

NRP : A14105585

Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribisnis

Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan dan Strategi Pengembangan Ekspor Kertas Indonesia

dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Rina Oktaviani, Ph.D NIP. 131 846 872

Mengetahui : Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019


(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSOR KERTAS INDONESIA” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Januari 2008

Nunik Handayani NRP. A14105585


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 November 1983 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Rasyim dan Ibu Mimin Sumini.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Sepatan II Bekasi pada tahun 1995. pendidikan tingkat menengah pertama diselesaikan pada tahun 1998 pada SLTP Negeri 2 Bekasi. Selanjutnya pendidikan menengah atas diselesaikan penulis pada tahun 2001 di SMU Negeri 3 Bekasi. Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Studi Diploma III Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI dan selesai pada tahun 2004. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan studi alih jenjang Sarjana dan diterima di Institut Pertanian Bogor pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian.


(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KERTAS INDONESIA”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Faktor-faktor yang akan dianalisis dalam skripsi ini meliputi variabel-variabel yang mempengaruhi aliran perdagangan ekspor kertas Indonesia, yaitu volume ekspor kertas Indonesia, pendapatan per kapita negara tujuan, populasi negara tujuan, harga ekspor kertas Indonesia di negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor, nilai tukar negara tujuan terhadap Dollar Amerika serta variabel dummy. Dengan demikian, akan diperoleh suatu strategi yang dapat mengembangkan ekspor kertas Indonesia.

Skripsi ini disusun dengan harapan dapat menjadi referensi dan informasi bagi semua pihak dalam mengambil keputusan maupun kebijakan yang berhubungan dengan ekspor pada umumnya dan ekspor kertas pada khususnya. Skripsi ini merupakan hasil maksimal yang dapat dikerjakan penulis dan menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Namun dengan segala keterbatasan yang ada diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2008

Nunik Handayani NRP. A14105585


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga memberikan kekuatan dan kemudahan serta kesehatan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada bagian ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, (Papah dan Mamah) yang tak henti-hentinya memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan doa, materi dan semangat yang tiada henti untuk keberhasilan penulis.

2. Rina Oktaviani, Ph.D yang telah memberikan arahan, saran dan bimbingan mulai awal proses penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS, sebagai dosen penguji utama dan evaluator yang telah memberikan masukan, saran dan kritiknya kepada penulis untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

4. Dra. Yusalina, MS, sebagai dosen perwakilan komisi pendidikan atas masukan, saran dan kritiknya untuk penulisan yang lebih baik.

5. Seluruh dosen, staf pengajar dan staf sekretariat Ekstensi MAB yang telah membantu kelancaran penulis mulai dari kuliah sampai pada penulisan skripsi ini.

6. Kakak dan Adikku atas semua dukungan doa dan semangat yang diberikan selama ini.

7. Hebiy atas doa, kasih sayang, semangat dan dukungannya selama ini. 8. Erwin Fachry teman seperjuangan sekaligus pembahas seminar, terima

kasih atas kebersamaannya.


(10)

10.Diah Ayu Retno Arimbi atas dukungan, semangat dan kebersamaannya. 11.Angra Irena. B, SP atas dukungan dan terima kasih bantuannya.

12.Ana Khairani, Rina Tonis dan Maulinda Dini Firmani atas doa, semangat dan persahabatan yang tiada pernah berakhir.

13.Adikku Rany Ndoot dan Kamal atas doa dan semangatnya.

14.Sahabat-sahabatku Gholex, Giet Luthu n Thuthunya, Ndy, Nina Bunda, Ecko, Yudi, Chacha, Santi, Reni, Nusrat, Nenk, Thia, Rena atas doa dan kebersamaannya.

15.Bambang Irawan, SP atas doa, dukungan dan semangatnya. 16.Keluarga Besar TM 7 atas doa, semangat dan dukungannya.

17.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bogor, Januari 2008

Nunik Handayani NRP. A14105585


(11)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR

KERTAS INDONESIA

Oleh

NUNIK HANDAYANI A14105585

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(12)

RINGKASAN

NUNIK HANDAYANI. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan dan Strategi Pengembangan Ekspor Kertas Indonesia. Dibawah Bimbingan RINA OKTAVIANI.

Industri bubur kertas (pulp) dan kertas (paper) merupakan salah satu hasil dari sektor industri pada komoditi non migas yang memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Industri ini memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap devisa negara. Perkembangan industri pulp dan kertas sejak tahun 1990-an cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari kapasitas produksi pulp dan kertas yang terus meningkat. Jika pada tahun 2000 produksi pulp dan kertas masing-masing sebesar 4,08 dan 6,80 juta ton, maka pada tahun 2006 meningkat masing-masing sebesar 39 persen dan 30 persen menjadi 5,6 dan 8,8 juta ton. Dalam kurun waktu yang sama ekspor produk pulp dan kertas juga mengalami peningkatan dari masing-masing 1,3 dan 4,5 juta ton menjadi 2,8 dan 6,4 juta ton.

Industri yang menjadi fokus utama pembahasan (diluar industri pulp) adalah industri kertas. Industri ini merupakan salah satu industri yang juga memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Perkembangan produksi kertas Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya. Produksi kertas yang dihasilkan hampir seluruhnya ditujukan untuk pasar internasional. Data terakhir tahun 2006 menunjukkan nilai ekspor kertas mencapai US$ 3.819.223.000. Pertumbuhan volume ekspor selama 10 tahun terakhir ini cenderung meningkat dengan laju pertumbuhannya sebesar 73,2 persen per tahun. Sedangkan laju pertumbuhan nilai ekspor adalah sebesar 89,4 persen per tahun.

Industri kertas Indonesia memiliki peluang untuk menguasai pasar kertas dunia yang saat ini masih dikuasai Finlandia dan negara-negara Amerika Latin seperti Brazilia dan Chili. Hal ini didukung oleh berbagai faktor baik dari dalam negeri maupun luar negeri sebagai faktor peluang bagi kemajuan industri ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis karakteristik negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia dan mengidentifikasi strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia.

Data yang digunakan adalah data sekunder, berupa data cross section

tahun 2006. Metode analisis menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk mengkaji karakteristik negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia. Metode kuantitatif menggunakan analisis regresi berganda dengan persamaan tunggal menggunakan gravity model untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia. Hasil yang diperoleh dari analisis data kuantitatif secara deskriptif akan diformulasikan sehingga diperoleh strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia.

Variabel-variabel yang digunakan dalam analisis regresi berganda meliputi variabel bebas dan variabel tidak bebas. Volume ekspor kertas Indonesia ke masing-masing negara tujuan adalah variabel tidak bebas. Variabel bebas meliputi GDP per kapita negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, harga kertas Indonesia di negara tujuan, nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika dan tuduhan dumping (dummy).


(13)

Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia, diperoleh koefisien determinasi disesuaikan R-Sq (adj) sebesar 70,4 persen. Hal ini berarti bahwa 70,4 persen perubahan volume ekspor kertas Indonesia dapat diterangkan oleh variasi peubah-peubah dalam model, sedangkan sisanya sebesar 29,6 persen diterangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model.

Nilai Fhitung diperoleh sebesar 19,23. Nilai tersebut jika dibandingkan dengan nilai Ftabel, maka nilai Fhitung tersebut lebih besar nilainya dari Ftabel. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel-variabel bebas dalam model berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Dengan demikian, berarti pula bahwa seluruh variabel bebas dapat menjelaskan variasi perubahan volume ekspor kertas Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor.

Uji-t pada hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia, diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh nyata pada taraf lima persen (signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen) terhadap volume ekspor kertas Indonesia. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata adalah GDP per kapita negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak antar negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor dan harga kertas Indonesia di negara tujuan.

Nilai tukar mata uang berpengaruh positif terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Namun demikian, variabel nilai tukar tidak berpengaruh nyata pada taraf lima persen terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Hal ini berarti nilai tukar bukan menjadi faktor utama yang menjadi pertimbangan bagi importir untuk mengimpor kertas dari Indonesia.

Variabel dummy, yaitu tuduhan dumping terhadap produk kertas Indonesia memberikan pengaruh negatif dan tidak nyata terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Hal ini berarti bahwa dengan adanya tuduhan dumping, aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara-negara tujuan mengalami penurunan.

Berdasarkan hasil analisis internal dan eksternal diperoleh beberapa alternatif strategi yang menjadi pertimbangan bagi pengembangan ekspor kertas Indonesia. Alternatif strategi tersebut diantaranya adalah peningkatan ekspor kertas Indonesia khususnya ke negara tujuan ekspor, peningkatan produksi bahan baku kertas, membuka peluang masuknya investor asing dalam industri kertas Indonesia, peningkatan keamanan dan hukum oleh pemerintah, kerjasama antara pemerintah dan para pengusaha untuk membentuk peraturan hukum yang lebih pasti serta pemerintah dan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) membuat program promosi industri kertas Indonesia.


(14)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KERTAS

INDONESIA

Oleh :

NUNIK HANDAYANI A14105585

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN

pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(15)

FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh :

Nama : Nunik Handayani

NRP : A14105585

Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribisnis

Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan dan Strategi Pengembangan Ekspor Kertas Indonesia

dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Rina Oktaviani, Ph.D NIP. 131 846 872

Mengetahui : Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019


(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSOR KERTAS INDONESIA” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Januari 2008

Nunik Handayani NRP. A14105585


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 November 1983 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Rasyim dan Ibu Mimin Sumini.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Sepatan II Bekasi pada tahun 1995. pendidikan tingkat menengah pertama diselesaikan pada tahun 1998 pada SLTP Negeri 2 Bekasi. Selanjutnya pendidikan menengah atas diselesaikan penulis pada tahun 2001 di SMU Negeri 3 Bekasi. Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Studi Diploma III Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI dan selesai pada tahun 2004. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan studi alih jenjang Sarjana dan diterima di Institut Pertanian Bogor pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian.


(18)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KERTAS INDONESIA”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Faktor-faktor yang akan dianalisis dalam skripsi ini meliputi variabel-variabel yang mempengaruhi aliran perdagangan ekspor kertas Indonesia, yaitu volume ekspor kertas Indonesia, pendapatan per kapita negara tujuan, populasi negara tujuan, harga ekspor kertas Indonesia di negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor, nilai tukar negara tujuan terhadap Dollar Amerika serta variabel dummy. Dengan demikian, akan diperoleh suatu strategi yang dapat mengembangkan ekspor kertas Indonesia.

Skripsi ini disusun dengan harapan dapat menjadi referensi dan informasi bagi semua pihak dalam mengambil keputusan maupun kebijakan yang berhubungan dengan ekspor pada umumnya dan ekspor kertas pada khususnya. Skripsi ini merupakan hasil maksimal yang dapat dikerjakan penulis dan menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Namun dengan segala keterbatasan yang ada diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2008

Nunik Handayani NRP. A14105585


(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga memberikan kekuatan dan kemudahan serta kesehatan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada bagian ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, (Papah dan Mamah) yang tak henti-hentinya memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan doa, materi dan semangat yang tiada henti untuk keberhasilan penulis.

2. Rina Oktaviani, Ph.D yang telah memberikan arahan, saran dan bimbingan mulai awal proses penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS, sebagai dosen penguji utama dan evaluator yang telah memberikan masukan, saran dan kritiknya kepada penulis untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

4. Dra. Yusalina, MS, sebagai dosen perwakilan komisi pendidikan atas masukan, saran dan kritiknya untuk penulisan yang lebih baik.

5. Seluruh dosen, staf pengajar dan staf sekretariat Ekstensi MAB yang telah membantu kelancaran penulis mulai dari kuliah sampai pada penulisan skripsi ini.

6. Kakak dan Adikku atas semua dukungan doa dan semangat yang diberikan selama ini.

7. Hebiy atas doa, kasih sayang, semangat dan dukungannya selama ini. 8. Erwin Fachry teman seperjuangan sekaligus pembahas seminar, terima

kasih atas kebersamaannya.


(20)

10.Diah Ayu Retno Arimbi atas dukungan, semangat dan kebersamaannya. 11.Angra Irena. B, SP atas dukungan dan terima kasih bantuannya.

12.Ana Khairani, Rina Tonis dan Maulinda Dini Firmani atas doa, semangat dan persahabatan yang tiada pernah berakhir.

13.Adikku Rany Ndoot dan Kamal atas doa dan semangatnya.

14.Sahabat-sahabatku Gholex, Giet Luthu n Thuthunya, Ndy, Nina Bunda, Ecko, Yudi, Chacha, Santi, Reni, Nusrat, Nenk, Thia, Rena atas doa dan kebersamaannya.

15.Bambang Irawan, SP atas doa, dukungan dan semangatnya. 16.Keluarga Besar TM 7 atas doa, semangat dan dukungannya.

17.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bogor, Januari 2008

Nunik Handayani NRP. A14105585


(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kertas ... 9

2.2 Sejarah Industri Kertas ... 10

2.3 Penelitian Terdahulu ... 12

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 16

3.1.1 Teori Perdagangan Internasional ... 16

3.1.2 Teori Aliran Perdagangan Komoditi... 19

3.1.3 Teori Analisis Regresi Berganda ... 22

3.1.4 Teori Lingkungan Organisasi... 23

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 24

BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data ... 28

4.2 Metode Analisis dan Pengolahan Data ... 29

4.3 Analisis Data ... 29

4.4 Perumusan Model ... 30

4.5 Definisi Operasional ... 31

4.6 Pengujian Hipotesis... 32


(22)

4.6.2 Uji F ... 33 4.6.3 Koefisien Determinasi... 34 4.7 Pengujian Asumsi... 35 4.7.1 Uji Normalitas ... 35 4.7.2 Uji Homoskedastisitas ... 35 4.7.3 Uji Multikolinieritas... 35 4.8 Matriks SWOT ... 36

BAB V. ANALISIS ALIRAN PERDAGANGAN KERTAS INDONESIA

5.1 Karakteristik Negara-Negara Tujuan Ekspor Kertas Indonesia... 38 5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan Kertas Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor ... 47 5.2.1 Pengujian Asumsi... 47 5.2.2 Pendugaan Model Aliran Perdagangan Kertas Indonesia ke Negara-Negara Tujuan Ekspor... 49

BAB VI. STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KERTAS INDONESIA

6.1 Analisis Lingkungan Internal... 57 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal... 59 6.3 Matriks SWOT ... 64

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan... 71 7.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(23)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Nilai Ekspor Non Migas Indonesia Menurut Sektor Industri

Tahun 2002-2006 (Juta US$) ... 1 2. Produksi dan Konsumsi Kertas Indonesia Tahun 1997-2006

(Ton) ... 3 3. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia

Tahun 1997-2006 ... 4 4. Matriks SWOT ... 37 5. 10 Negara Terbesar Ekspor Kertas Indonesia Tahun

2005-2006... 38 6. GDP, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor

Kertas Indonesia ke China Tahun 1997-2006 ... 39 7. GDP, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor

Kertas Indonesia ke Korea Selatan Tahun 1997-2006... 41 8. GDP, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor

Kertas Indonesia ke Jepang Tahun 1997-2006... 43 9. GDP, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor

Kertas Indonesia ke Malaysia Tahun 1997-2006 ... 45 10. GDP, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor

Kertas Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 1997-2006 ... 46 11. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Aliran Perdagangan Kertas Indonesia Tahun 2006... 50 12. Harga Kertas Indonesia di Beberapa Negara Tujuan, Tahun

2006... 54 13. Hasil Analisis Matriks SWOT ... 66


(24)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kurva Perdagangan Internasional ... 18 2. Skema Kerangka Pemikiran Operasional... 27


(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Ekspor Kertas Indonesia Menurut Negara Tujuan Tahun 2005 ... 76 2. Ekspor Kertas Indonesia Menurut Negara Tujuan Tahun 2006 ... 79 3. Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia Menurut Negara

Tujuan yang Digunakan dalam Pendugaan Model Aliran

Perdagangan, Tahun 2006 ... 82 4. Data Nominal yang Digunakan dalam Pendugaan Model

Aliran Perdagangan ... 83 5. Analisis Regresi Gravity Model dengan Metode Ordinary

Least Square (OLS)... 84 6. Analisis Pengujian Asumsi Normalitas dan Homoskedastisitas


(26)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri bubur kertas (pulp) dan kertas (paper) merupakan salah satu hasil dari sektor industri pada komoditi non migas yang memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Industri ini memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap devisa negara, diantara 10 industri yang diandalkan sebagai komoditi ekspor (Tabel 1). Beberapa alasan utama yang menjadi dasar pentingnya sumbangan ini adalah produk pulp dan kertas harganya banyak ditentukan dalam nilai dollar, komponen bahan baku impor yang digunakan dalam proses produksi nilainya tidak lebih dari 30 persen dan produk pulp dan kertas cenderung banyak yang ditujukan untuk pasar luar negeri sehingga dalam masa krisis ekonomi yang dihadapi Indonesia, industri ini masih dapat diandalkan dalam membantu penerimaaan devisa negara1.

Tabel 1. Nilai Ekspor Non Migas Indonesia menurut Sektor Industri Tahun 2002-2006 (juta US$)

Sektor Industri 2002 2003 2004 2005 2006

Tekstil 6.889,6 7.052,2 7.647,4 8.604,1 9.446,3

Besi Baja, Mesin-mesin dan Otomotif

3.247,0 3.760,0 4.581,8 5.949,7 7.712,7 Elektronika 6.689,4 6.109,5 7.142,5 7.853,0 7.200,2 Pengolahan

Kelapa/Kelapa Sawit

2.910,4 3.247,5 4.840,3 5.419,2 6.407,3 Pengolahan Karet 1.560,8 2.089,7 2.954,1 3.545,8 5.465,2 Pengolahan Kayu 4.432,6 4.318,4 4.461,6 4.476,3 4.757,6 Pengolahan Tembaga,

Timah dll

728,4 1.187,1 2.165,1 3.133,5 4.134,0

Pulp dan Kertas 2.804,4 2.798,5 2.817,6 3.257,5 3.983,3 Kimia Dasar 1.784,9 2.049,7 2.640,1 2.750,2 3.521,4 Kulit, Barang dari Kulit dan

Sepatu

1.418,6 4.381,4 1.553,0 1.683,7 1.913,2 Sumber : Departemen Perindustrian, 2007

1


(27)

Perkembangan industri pulp dan kertas sejak tahun 1990-an cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari kapasitas produksi pulp dan kertas yang terus meningkat. Jika pada tahun 2000 produksi pulp dan kertas masing-masing sebesar 4,08 dan 6,80 juta ton, maka pada tahun 2006 meningkat masing-masing sebesar 39 persen dan 30 persen menjadi 5,6 dan 8,8 juta ton. Dalam kurun waktu yang sama ekspor produk pulp dan kertas juga mengalami peningkatan dari masing-masing 1,3 dan 4,5 juta ton menjadi 2,8 dan 6,4 juta ton2.

Industri pulp dan kertas memiliki ketersediaan bahan baku melalui Hutan Tanaman Industri (HTI) yang cukup besar dan berkualitas. Berdasarkan data Departemen Kehutanan (2005) total luas hutan di Indonesia mencapai 120,4 juta ha yang terbagi atas hutan produksi sebesar 66,3 juta ha, hutan konservasi sebesar 20,5 juta hektar dan hutan lindung sebesar 33,6 juta ha. Hutan yang telah termanfaatkan untuk industri pulp dan kertas adalah sebesar 4,4 juta ha. Posisi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa serta iklim tropis yang menjadikan waktu tebang lebih singkat, menguntungkan bagi pemilik Hutan Tanaman Industri (HTI) Indonesia dibandingkan negara Skandinavia yang merupakan kawasan terbesar dalam produksi pulp dan kertas. Selain itu biaya produksi pulp dan kertas Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan negara lainnya3.

Menurut Direktur Jenderal Bina Produksi Departemen Kehutanan Hadi Susilo Pasaribu (2007) industri ini tidak akan kekurangan bahan baku. Hal ini

2

www.e-bursa.com [26 Juni 2007] 3

Indonesia Berpeluang Meningkatkan Ekspor Bubur Kertas dan Kertas, www.bisnisindonesia.co.id [26 Juni 2007]


(28)

didukung oleh semakin diperluasnya areal Hutan Tanaman Industri (HTI) sebagai pasokan bahan baku tetap pulp dan kertas4.

Tabel 2. Produksi dan Konsumsi Kertas Indonesia Tahun 1997-2006 (Ton)

Tahun Produksi Konsumsi

1997 4.821.600 3.282.600

1998 5.487.260 2.783.430

1999 6.720.560 3.913.560

2000 6.849.000 4.224.420

2001 6.951.240 4.805.945

2002 7.212.970 5.015.935

2003 7.267.880 5.314.380

2004 7.679.820 5.410.150

2005 8.207.620 5.514.100

2006 8.862.280 5.611.840

Laju Pertumbuhan (% per tahun) 17,4 17,5

Sumber : Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, 2007 (diolah)

Industri yang menjadi fokus utama pembahasan (diluar industri pulp) adalah industri kertas. Industri ini merupakan salah satu industri yang juga memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa perkembangan produksi dan konsumsi kertas Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya. Laju pertumbuhan produksi kertas adalah sebesar 17,4 persen per tahun. Laju pertumbuhan konsumsi kertas sebesar 17,5 persen per tahun. Meskipun kenaikan produksi kertas Indonesia setiap tahunnya tidak secara signifikan, yaitu sebesar 1,9 persen, namun industri kertas memiliki kemampuan bersaing lebih tinggi dibandingkan dengan industri pulp. Hal ini dapat dilihat pada perkembangan perusahaan yang bergerak di industri kertas yang terus bertambah dan umumnya mengarah pada pasar internasional. Jumlah perusahaan kertas di Indonesia pada tahun 1989 adalah sebannyak 25 perusahaan yang kemudian berkembang menjadi 71 perusahaan pada tahun 2006 (APKI, 2007).

4

Ekspor Bubur Kertas dan Kertas Indonesia Naik, www. tempointeraktif.com [26 Juni 2007]


(29)

Data terakhir tahun 2006 (Tabel 3) menunjukkan nilai ekspor kertas mencapai US$ 3.819.223.000. Tabel 3 pula menunjukkan pertumbuhan volume ekspor kertas selama 10 tahun terakhir ini cenderung meningkat dengan laju pertumbuhannya sebesar 73,2 persen per tahun, sedangkan laju pertumbuhan nilai ekspornya adalah sebesar 89,4 persen per tahun. Pada tahun 2000-2001 terjadi penurunan nilai ekspor kertas dengan laju sebesar -17,34 persen. Hal ini disebabkan oleh terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika, akibatnya para pengusaha banyak mengalami kerugian.

Tabel 3. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia Tahun 1997-2006

Tahun Volume (ton) Nilai (000 US $)

1997 2.697.629 1.335.540

1998 4.248.361 2.050.341

1999 4.691.918 2.314.793

2000 4.556.744 2.841.692

2001 4.728.731 2.421.744

2002 5.503.817 2.662.580

2003 5.303.674 2.661.347

2004 4.623.194 2.649.045

2005 5.582.445 3.084.184

2006 6.472.808 3.819.223

Laju Pertumbuhan (% per tahun) 73,2 89,4

Sumber : BPS, 2007 (diolah)

Produksi kertas hampir seluruhnya ditujukan untuk pasar internasional. Besarnya peran ekspor kertas bukan hanya pada saat kondisi perekonomian stabil, namun pada saat perekonomian sulit pun ekspor kertas ini cukup menguntungkan. Oleh karena itu, ditengah terjadinya fluktuatif nilai rupiah, industri ini masih dapat diandalkan sebagai penerimaan devisa negara.

Industri kertas terkonsentrasi di pulau Jawa, Riau dan Kalimantan. Beberapa perusahaan kertas terbesar di Indonesia umumnya beroperasi di daerah tersebut karena dekat dengan sumber bahan baku. Perusahaan-perusahaan tersebut mengalokasikan produksinya untuk ekspor lebih dari 60 persen. Tujuan ekspor ke berbagai negara di dunia seperti China, Jepang,


(30)

Korea, Amerika Serikat, Australia, Timur Tengah, Afrika serta beberapa negara di Eropa. Proporsi ekspor tersebut terbagi atas 50 persen ke wilayah Asia, 14 persen ke Timur Tengah dan Afrika, 12 persen ke Amerika dan sisanya terbagi ke berbagai wilayah di Eropa5.

Pasar ekspor kertas sebagian besar ke negara Asia disebabkan karena negara-negara Asia seperti China, Jepang dan Korea Selatan kurangnya areal hutan yang berpotensi dalam memproduksi kertas. Hal ini menjadikan peluang bagi Indonesia untuk menguasai pasar Asia tersebut. Sedangkan diluar negara Asia, meskipun penguasaan pasarnya relatif lebih kecil, namun peluang ekspor kertas Indonesia masih terbuka lebar6.

1.2 Perumusan Masalah

Industri kertas Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan pangsa ekspor kertas di dunia yang saat ini masih didominasi Finlandia dan negara-negara Amerika Latin seperti Brazilia dan Chili. Hal ini didukung oleh berbagai faktor baik dari dalam negeri maupun luar negeri sebagai faktor peluang bagi kemajuan industri ini. Indonesia memiliki ketersediaan bahan baku dengan kualitas baik. Ketersedian bahan baku yang berupa pohon kayu akasia di Indonesia memiliki masa panen yang pendek, yaitu antara lima hingga tujuh tahun dan berkualitas bagus dibandingkan dengan negara Eropa dan Amerika Latin yang hanya dapat dipanen setelah 30 tahun.

Selain itu industri ini ditunjang pula dengan biaya produksi yang relatif rendah serta penggunaan teknologi yang lebih efisien. Dengan demikian, Indonesia memiliki daya saing yang tinggi di pasar kertas dunia, sehingga

5

Sinarmas Tingkatkan Ekspor ke Timur Tengah dan Amerika, www.republika.co.id [26 Juni 2007]

6


(31)

industri sejenis di negara seperti Amerika dan Eropa terdesak dengan keberadaan industri kertas Indonesia. Namun disisi lain, Indonesia mendapat tuduhan dari LSM luar negeri mengenai pelanggaran lingkungan hidup terhadap produk kertas Indonesia yang diekspor7.

Selain pelanggaran lingkungan hidup, Indonesia dikenakan tuduhan pelaksanaan dumping, yakni menjual harga produk lebih rendah minimun dua persen dibandingkan harga di pasar domestik eksportir. Tuduhan dumping dikenakan pada produk kertas Indonesia yang di ekspor. Tuduhan ini dibuat dengan alasan bahwa industri ini menerima subsidi atas bahan baku (kayu) yang digunakan dalam proses produksinya akibat adanya larangan ekspor kayu gelondongan yang menyebabkan harga kertas dari Indonesia menjadi lebih murah8. Tuduhan dumping ini sangat merugikan citra Indonesia di pasar internasional, ditengah perekonomian Indonesia sedang tumbuh.

Faktor lain yang mempengaruhi ekspor kertas Indonesia adalah adanya persaingan pasar yang kuat. Persaingan tersebut terjadi dengan negara-negara Eropa dan Amerika yang memiliki pangsa pasar lebih besar dibandingkan industri kertas Indonesia. Meskipun Indonesia hanya menguasai sekitar 2,2 persen pangsa pasar kertas di dunia, namun Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan ekspornya. Peluang tersebut didukung oleh tutupnya industri pulp

maupun industri kertas di beberapa negara pesaing sejak beberapa tahun terakhir akibat kekurangan bahan baku9.

Selain itu permintaan kertas ditentukan pula oleh perkembangan perekonomian baik di dalam negeri negara pengimpor maupun di dalam negeri pengekspor. Perkembangan tersebut seperti perubahan nilai tukar mata uang

7

Indonesia Berpotensi Kuasai Pasar Kertas Dunia, www.republika.co.id [26 Juni 2007] 8

Tuduhan Amerika Serikat Soal Dumping Meluas ke Subsidi, www.bisnisindonesia.co.id [26 Juni 2007]

9


(32)

antara negara pengekspor dan pengimpor, serta perubahan nilai tukar Dollar Amerika terhadap mata uang negara pengekspor dan pengimpor lainnya. Perbedaan nilai tukar mata uang antar negara akan mempengaruhi aliran perdagangan di pasar internasional.

Pasar ekspor kertas Indonesia ditujukan ke berbagai negara Asia, Amerika, Australia, Afrika, Timur Tengah serta beberapa negara di Eropa. Negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia memiliki lokasi dan karakteristik yang berbeda-beda, baik dari kondisi perekonomian, jarak antar negara dan harga kertas di negara tujuan. Kondisi perekonomian negara tujuan ekspor dapat dilihat melalui tiga faktor ekonominya, yaitu pendapatan per kapita, populasi dan nilai tukar. Faktor-faktor yang berbeda pada negara tujuan tersebut berlaku sebagai faktor penarik (gravity) terjadinya aliran perdagangan kertas dari Indonesia sebagai negara pengekspor ke negara tujuan ekspor.

Analisis aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara-negara tujuan penting dilakukan agar ekspor kertas tetap eksis di pasar internasional. Analisis tersebut didasarkan pada karakteristik negara tujuan ekspor, sehingga diharapkan dapat diperoleh suatu strategi untuk mengembangkan ekspor kertas Indonesia.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan pokok untuk dikaji lebih lanjut sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor ?

2. Strategi apa yang dapat dilakukan untuk mengembangkan ekspor kertas Indonesia ?


(33)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor.

2. Mengidentifikasi strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi bagi Pemerintah.

2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai proses belajar dalam mengamati, mengumpulkan dan menganalisis data bagi penulis.

3. Sebagai bahan informasi yang bermanfaat dan rujukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.


(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Kertas

Kertas telah menjadi kebutuhan, dimana hampir semua aktivitas kehidupan menggunakan kertas. Kertas antara lain digunakan sebagai media untuk menulis, mencetak dan sebagai pembersih seperti tissue. Kertas (paper) dalam bahasa Inggris diambil dari penulisan Mesir kuno yang dikenal sebagai

papyrus. Papyrus dihasilkan pada 3000 tahun SM di Mesir yang dibuat dari kulit biri-biri atau kulit anak kambing. Hal ini dikarenakan bahan baku yang diperoleh lebih mudah dibandingkan dari bahan baku tumbuh-tumbuhan yang memerlukan cuaca subtropika agar dapat tumbuh subur (Wikipedia, 2005).

Kertas adalah bahan tipis dan rata yang dihasilkan dengan kompresi serat. Serat yang digunakan biasanya adalah alami dan mengandung selulosa. Peradaban Mesir Kuno menyumbang papyrus sebagai media tulis menulis.

Papyrus ini digunakan pada masa bangsa Fir’aun yang kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah hingga Romawi di Laut Tengah serta ke seluruh Eropa, meskipun papyrus dirasakan masih sangat mahal. Kata papyrus (papyrus) kemudian dikenal sebagai paper dalam bahasa Inggris, papier dalam bahasa Belanda, Jerman, Perancis misalnya atau papel dalam bahasa Spanyol (Wikipedia, 2005).

Dalam peradaban Cina, Tsai Lun menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah diperoleh di seluruh daerah di Cina pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini akhirnya berkembang ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya bangsa-bangsa Cina ke timur meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas merupakan hal yang sangat rahasia. Pada akhirnya teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ke tangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah terutama


(35)

setelah kalahnya pasukan dinasti Tang. Dalam perang tersebut para tawanan-tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang arab sehingga muncullah pusat-pusat industri kertas di Baghdad maupun Samarkand dan kota-kota industri lainnya. Industri-industri tersebut menyebar pula ke Italia, India serta Eropa (Wikipedia, 2005).

2.2 Sejarah Industri Kertas

Industri kertas mulai didirikan pada tahun 1928 yaitu pada zaman hindia Belanda dengan nama NV. Padalarangsche Papier Fabriek yang merupakan anak dari perusahaan NV. Papier Fabriek Nijmegens di Belanda. Tujuan pendirian pabrik tersebut adalah menghasilkan berbagai jenis kertas untuk keperluan kantor sebagai substitusi impor kertas dari Belanda yang mengalami hambatan pengiriman karena adanya Perang Dunia I.

Pada tahun 1970-an industri kertas mulai berkembang, terutama setelah dikeluarkannya Undang-Undang tentang Penanaman Modal Asing (PMA) pada tahun 1967 dan Undang-Undang tentang Penanaman Modal dalam negeri (PMDN) pada tahun 1968. Adanya kedua Undang-Undang tersebut, telah memicu berkembangnya pabrik kertas baik yang berstatus PMA maupun PMDN.

Berdasarkan APKI (2007), jumlah perusahaan pulp dan kertas Indonesia terus berkembang. Mulai dari 40 perusahaan pada tahun 1989 yang terbagi atas 15 perusahaan sebagai perusahaan integrated (pabrik menghasilkan pulp dan kertas) dan 25 perusahaan sebagai perusahaan non-integrated (pabrik yang hanya menghasilkan pulp saja atau kertas saja) menjadi 84 perusahaan dengan 10 perusahaan integrated dan 74 perusahaan non-integrated. Dari 74 perusahaan non-intergrated, 71 perusahaan indutri kertas yang berkembang di Indonesia. Industri kertas yang ada di Indonesia ini umumnya lebih mengarah pada pasar internasional dimana Indonesia telah melakukan ekspor kertas sejak


(36)

tahun 1980-an. Beberapa perusahaan yang bergerak di industri kertas yang berkembang di Indonesia saat ini, diantaranya :

1. PT Adiprima Suraprinta

Status/ Awal Produksi : Kepemilikan Modal Dalam Negeri (PMDN)/ 1997 Lokasi : Kantor Pusat : Gd. Graha Pena, Surabaya Kapasitas Produksi : Kertas : 150.000 ton/ tahun

Jenis Produk Kertas : - Newsprint paper

- Telephone directory paper

- Ground wood paper

2. PT Asia Paper Mills

Status/ Awal Produksi : Kepemilikan Modal Dalam Negeri (PMDN)/ 2007 Lokasi : Kantor Pusat : Jatiuwung, Tangerang

Kapasitas Produksi : Kertas : 157.500 ton/ tahun Jenis Produk Kertas : - Newsprint paper

- Uncoated writing printing paper

- Uncoeted ground wood paper

- Telephone directory paper

3. PT Aspex Kumbong

Status/ Awal Produksi : Kepemilikan Modal Asing (PMA)/ 1985 Lokasi : Kantor Pusat : Wisma Korindo, Jakarta Kapasitas Produksi : Kertas : 430.000 ton/ tahun

Jenis Produk Kertas : - Newsprint paper

- Uncoated writing printing paper

- Uncoeted ground wood paper

- Telephone directory paper

4. PT Kertas Basuki Rachmat

Status/ Awal Produksi : Kepemilikan Modal Dalam Negeri (PMDN)/ 1969 Lokasi : Kantor Pusat : Banyuwangi, Jawa Tengah Kapasitas Produksi : Kertas : 13.700 ton/ tahun

Jenis Produk Kertas : - Uncoated writing printing paper

5. PT Fajar Surya Wisesa Tbk

Status/ Awal Produksi : Kepemilikan Modal Dalam Negeri (PMDN)/ 1978 Lokasi : Kantor Pusat : Jakarta

Kapasitas Produksi : Kertas : 700.000 ton/ tahun Jenis Produk Kertas : - Coated duplex board

- Corrugating medium

- Kraft liner


(37)

2.3 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai pulp dan kertas dilakukan oleh Asih (2005) dengan judul penelitiannya adalah analisis ekonomi perkembangan ekspor pulp dan kertas Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perkembangan ekspor pulp dan kertas Indonesia dibeberapa negara utama dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan ekspor pulp dan kertas di pasar dunia.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data time series dengan metode analisis model persamaan simultan Two Stage Least Square (2SLS). Hasil pembahasan pada penelitian diperoleh bahwa ekspor pulp dan kertas terkonsentrasi di negara China, Korea Selatan dan Jepang sehingga perkembangan ekspor pulp dan kertas sangat bergantung pada perkembangan ekonomi ketiga tersebut. Agar dapat mempertahankan peningkatan ekspor pulp

dan kertas Indonesia, disarankan agar produsen pulp dan kertas Indonesia memperhatikan pemasaran pulp dan kertas ke negara China, Korea Selatan dan Jepang karena ketiga negara tersebut memiliki prospek yang baik.

Hasil penelitian mengenai pulp dan kertas juga telah dilakukan sebelumnya oleh Ningrum (2006) dengan judul penelitian analisis permintaan ekspor pulp dan kertas Indonesia. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS).

Dari model diperoleh hasil bahwa perkembangan ekspor pulp dan kertas Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan ekspor pulp

dan kertas Indonesia lebih didominasi oleh tiga negara yaitu Jepang, China dan Korea Selatan. Nilai ekspor pulp dan kertas Indonesia ke China lebih tinggi dibandingkan pada ekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Variabel yang memiliki pengaruh paling besar dari permintaan ekspor pulp adalah variabel produksi


(38)

pulp. Pada ekspor kertas, variabel yang paling responsif terhadap ekpor kertas adalah variabel produksi kertas. Jika industri pulp dan kertas Indonesia dapat meningkatkan produksinya, maka ekspor pulp dan kertas Indonesia akan semakin meningkat dan dapat memperluas pemasaran produknya dan menjangkau negara-negara yang memiliki peluang besar sebagai pasar untuk produk pulp dan kertas Indonesia.

Penelitian dengan menggunakan model regresi berganda dengan persamaan tunggal dengan metode gravity model dilakukan oleh Yunita (2006) yang meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan biji kakao Indonesia. Dat yang digunakan adalah data cross section. Variabel-variabel yang digunakan adalah volume ekspor, GDP per kapita negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, harga produk ekspor di negara tujuan, nilai tukar dan kualitas produk (dummy).

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel-variabel bebas dalam model berpengaruh terhadap variabel-variabel tidak bebas. Dengan kata lain, semua variabel bebas dapat menjelaskan variasi perubahan volume ekspor biji kakao Indonesia ke negara-negara tujuan. Variabel-variabel yang berpengaruh besar terhadap aliran perdagangan biji kakao Indonesia adalah populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap dolar Amerika dan kualitas biji kakao Indonesia. Sedangkan untuk GDP per kapita negara tujuan tidak menjadi faktor utama yang menjadi pertimbangan bagi negara importir untuk mengimpor biji kakao Indonesia.

Penelitian Sunenti (2005) tentang anlisis aliran perdagangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor meubel rotan di Indonesia. Hasil yang diperoleh adalah bahwa pendapata per kapita, jumlah penduduk dan nilai tukar


(39)

terhadap dolar Amerika memberikan nilai yang positif. Sedangkan jarak, harga dan biaya transportasi berpengaruh negatif. Dari keenam variabel, hanya tiga variabel yang nyata pada taraf lima persen yaitu pendapatan per kapita, populasi dan biaya transportasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Trisdawanto (2004) mengenai analisis strategi pemasaran mebel kayu pada CV Permata 7 di Kabupaten Wonogiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal lingkungan pemasaran CV Permata 7 dan merumuskan strategi pemasaran yang tepat dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan posisi pasar.

Alat analisis yang digunakan adalah matrik IFE dan EFE, SWOT dan QSPM. Dari hasil analisis matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi. Alternatif strategi yang dimasukkan dalam analisis QSPM adalah strategi penetrasi pasar dengan cara mempertahankan dan meningkatkan hubungan dengan distributor melalui peningkatan pelayanan serta mencari pemasok alternatif yang dapat memberikan bahan baku dengan mutu yang sama dengan harga yang relatif lebih murah.

Analisis dengan menggunakan matrik IFE dan EFE, SWOT dan QSPM juga dilakukan oleh Kemala (2002) dengan judul penelitian analisis strategi pemasaran produk kayu olahan PT Inhutani II. Berdasarkan hasil analisis melalui matriks SWOT diperoleh beberapa strategi yaitu adanya diversifikasi produk, perluasan pemasaran, penggunaan teknologi serta mempererat kerjasama yang baik dengan pemasok.

Berdasarkan dari penelitian sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan karena model aliran perdagangan dengan menggunakan gravity model untuk produk kertas belum pernah dilakukan. Pada model ini variabel yang digunakan lebih bervariasi dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan


(40)

penelitian aliran perdagangan dengan menggunakan gravity model yang telah dilakukan adalah pada komoditi yang ditelitinya. Selain itu, penelitian ini juga merumuskan hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan statistik, sehingga diharapkan dapat diperoleh suatu alternatif strategi yang baik. Dengan demikian, hasilnya dapat menjelaskan kondisi ekspor kertas di negara tujuan dan strategi pengembangan ekspor kertas secara lebih jelas.


(41)

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Perdagangan Internasional

Perdagangan dapat terjadi antar daerah, antar pulau maupun antar perorangan di dalam suatu negara maupun antar negara yang disebut perdagangan internasional. Salah satu perwujudan antar daerah yang dapat berwujud barang, uang maupun jasa. Beberapa pendekatan untuk melihat atau menilai hubungan antar daerah, yaitu pendekatan analisis kependudukan, analisis ekonomi, analisis masukan keluaran dan program linear (Limbong dan Sitorus, 1987).

Pada dasarnya faktor yang mendorong timbulnya perdagangan internasional dari suatu negara ke negara lain bersumber dari keunggulan kompetitif dalam memperluas pemasaran komoditi ekspor dan memperbesar penerimaan komoditi ekspor dan memperbesar penerimaan devisa dalam penyediaan dana pembangunan dari negara yang bersangkutan. Teori perdagangan internasional mengkaji dasar-dasar terjadinya perdagangan internasional serta keuntungan yang diperoleh dengan adanya perdagangan tersebut. Kebijakan perdagangan internasional membahas alasan-alasan dan pengaruh adanya hambatan-hambatan perdagangan serta hal-hal yang menyangkut proteksionisme baru (Salvatore, 1997).

Teori perdagangan internasional menjelaskan arah serta komposisi perdagangan antar beberapa negara, serta bagaimana efeknya terhadap struktur perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional juga menunjukkan adanya profit yang timbul akibat adanya perdagangan internasional. Menurut Gonarsyah (1987) ada beberapa faktor yang mendorong timbulnya perdagangan


(42)

internasional suatu negara dengan negara lain, yaitu keinginan memperluas pemasaran komoditi ekspor, memperbesar penerimaan bagi kegiatan pembangunan, adanya perbedaan penawaran permintaan antar negara, adanya perbedaan biaya relatif serta tidak semua negara menyediakan kebutuhan masyarakatnya.

Kegiatan perdagangan internasional (ekspor-impor), suatu negara akan cenderung mengekspor barang-barang yang biaya produksi dalam negerinya relatif lebih rendah dibandingkan dengan barang yang sama di luar negeri dan dapat bersaing di pasar internasional (keumggulan komperatif). Namun sebaliknya, suatu negara akan mengimpor barang-barang yang biaya produksi dalam negerinya relatif lebih mahal dibandingkan dengan barang yang sama diluar negeri. Beberapa faktor pendukung suatu negara dapat bersaing di pasar internasional adalah sumberdaya manusia, sumberdaya alam, teknologi serta sosial budaya dimana faktor-faktor ini sebagai penentu harga dan mutu barang dan jasa yang dihasilkan.

Pada Gambar 1 terlihat bahwa tanpa adanya perdagangan internasional, negara 1 akan mengadakan produksi dan konsumsi di titik A berdasarkan harga relatif komoditi X sebesar P1, sedangkan negara 2 akan berproduksi dan berkonsumsi di titik A’ berdasarkan harga relatif P3. Setelah ada hubungan dagang antara negara 1 dan negara 2, harga relatif komoditi X akan berkisar antara P1 dan P3, jika harga yang berlaku diatas P1 maka negara 1 akan memasok komoditi lebih banyak dari tingkat permintaan domestik. Kelebihan produksi itu selanjutnya akan diekspor ke negara 2, sedangkan di pihak negara 2 menghadapi harga di bawah P3 akan mengalami peningkatan permintaan sehingga tingkatnya lebih tinggi dari produksi domestiknya serta kekurangan akan diimpor dari negara 1.


(43)

Gambar 1. Kurva Perdagangan Internasional Sumber : Salvatore, 1997

Pada harga relatif P2 kuantitas impor komoditi X yang diminta oleh negara 2 (B’E’) sama dengan kuantitas ekspor komoditi X yang ditawarkan negara 1 (BE). Hal tersebut diperlihatkan oleh perpotongan antara kurva D dan S setelah komoditi X diperdagangkan antara kedua negara. Dengan demikian P2 adalah harga relatif ekuilibrium untuk komoditi X setelah perdagangan internasional berlangsung. Apabila Px/PY lebih besar dari P2 maka kuantitas ekspor komoditi X yang ditawarkan akan melebihi tingkat permintaan impor sehingga lambat laun harga relatif komoditi X tersebut (Px/PY) akan mengalami penurunan sehingga pada akhirnya akan sama dengan P2.

Adanya biaya transportasi maka penawaran ekspor komoditi X akan berkurang sehingga kurva S menjadi St dengan tingkat harga relatif ekuilibrium berada diatas P2, yaitu P4 dengan pengurangan jumlah impor komoditi negara 2 dari titik X1 ke X2.

Px/Py Px/Py Px/Py

X X

B E

A D S E* A’ Dx E’ B’ Sx P3 0 0

Pasar di negara 1 Hubungan perdagangan Pasar di negara 2 untuk komoditi X internasional dalam untuk komoditi X komoditi X dengan

adanya biaya transportasi Sx Dx X1 X2 St P4 B* Et Bt X P2 P1 0


(44)

3.1.2 Teori Aliran Perdagangan Komoditi

Aliran perdagangan kertas pada penelitian ini dijelaskan dengan menggunakan gravity model. Model ini digunakan untuk menganalisis faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi perdagangan antara dua negara. Pertama kali gravity model digunakan dalam analisis perdagangan internasional oleh Tinberger (1962) dan Ponyohen (1963) untuk menganalisis aliran perdagangan antara negara-negara Eropa. Menurut model ini, barang ekspor dari negara i ke negara j diterangkan oleh ukuran ekonomi masing-masing negara (GDP), populasi masing-masing negara, jarak antar negara.

Gravity model menyajikan suatu analisa yang lebih empiris dari pola perdagangan dibandingkan model yang lebih teoritis. Model ini pada bentuk dasarnya, menjelaskan perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi antar negara dalam ukuran ekonominya, seperti GDP dan populasi. Alasan yang melatarbelakangi penggunaan gravity model adalah bahwa negara yang lebih besar dan kaya banyak melakukan perdagangan luar negeri dibandingkan dengan negara yang lebih kecil dan miskin.

Menurut Bergstand dalam Oktaviani (2000) dalam Turnip (2002) menerapkan persamaan gravity model dari keseimbangan model perdagangan dunia. Variabel gravity yang digunakan dalam persamaannya meliputi jarak, harga dan nilai tukar. Pada kondisi dimana permintaan dan penawaran berada di posisi ekuilibrium menurut Koo, Karemera, dan Taylor dalam Oktaviani (2000) dalam Turnip (2002), bahwa komponen variabel yang terkandung dalam gravity model adalah faktor ekonomi yang mempengaruhi aliran perdagangan di negara tujuan dan hasil-hasil alam yang meningkatkan ataupun mempertahankan aliran perdagangan. Persamaan gravity model diperoleh adalah sebagai berikut :


(45)

Keterangan :

Xij = Volume komoditi dari negara i ke negara j Yi(Yj) = Pendapatan di negara i (j)

Cij = Biaya transportasi (cif/fob) antara negara i dan negara j Tij = Faktor lain yang mempengaruhi perdagangan antar negara Pi(Pj) = Harga komoditas pada negara eksportir dan negara importir Eij = Nilai tukar mata uang asing antar negara i dengan negara j eij = RandomError

Menurut Oktaviani (2000) dalam Turnip (2002), dalam makalahnya yang berjudul The Indonesian Import Demand and Trade of Cotton (Permintaan Impor dan Aliran Perdagangan Kapas ke Indonesia), variabel yang mempengaruhinya adalah pendapatan per kapita (Yj), jarak antar negara pengekspor dengan Indonesia (Dij), harga FOB kapas di negara eksportir (Pj), jumlah penduduk (Nj), dan nilai tukar mata uang asing (Ej). Dengan demikian, persamaan aliran perdagangannya adalah :

Xij = f(Yj, Dij, Pj, Nj, Ej)

Berdasarkan hasil tinjauan studi terdahulu dari beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilakukan, maka variabel-variabel yang akan digunakan dalam model aliran perdagangan kertas Indonesia adalah GDP per kapita negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor, harga kertas Indonesia di negara tujuan, nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika Serikat dan tuduhan dumping terhadap produk kertas Indonesia (dummy).

1. Gross Domestic Product (GDP)

Variabel pendapatan yang digunakan untuk mewakili perdagangan kertas Indonesia adalah Gross Domestic Bruto (GDP). GDP mengukur pendapatan setiap orang dalam perekonomian dan pengeluaran total terhadap output barang dan jasa perekonomian (Mankiw, 2000). GDP yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah sebagai asumsi dari GDP tingkat kebutuhan kertas untuk


(46)

bidang pendidikan dan jurnalistik di negara tujuan ekspor, sehingga lebih spesifik berdasarkan jenis kebutuhan.

2. Populasi

Populasi suatu negara yang terus bertambah berpengaruh pada ekspor suatu komoditi melalui sisi penawaran dan permintaan. Pada sisi permintaan, berdampak pada bertambah besarnya permintaan domestik. Pada sisi penawaran adalah bertambahnya tenaga kerja untuk melakukan produksi komoditi ekspor (Salvatore, 1997). Populasi pada pembahasan ini adalah sebagai asumsi dari pertambahan jumlah penduduk akan kebutuhan kertas seperti pada bidang pendidikan dan jurnalistik. Semakin meningkatnya kebutuhan akan kertas di bidang tersebut disebabkan peningkatan dari jumlah penduduk yang membutuhkan dan menggunakannya10.

3. Jarak antara Indonesia dengan Negara Tujuan

Variabel jarak adalah indikasi dari biaya transportasi yang dihadapi oleh suatu negara dalam melakukan ekspor (Salvatore, 1997). Jarak dapat meningkatkan biaya transaksi pertukaran barang dan jasa internasional.

4. Harga

Teori ekonomi menyatakan bahwa harga suatu komoditi dan kuantitas yang akan diminta berhubungan secara negatif, cateris paribus (Lipsey, 1995). Hal ini berarti jika harga suatu komoditi semakin rendah, maka jumlah yang akan diminta akan semakin besar. Semakin tinggi harga maka semakin kecil jumlah komoditi yang akan diminta, karena konsumen akan beralih membeli barang yang harganya lebih murah.

5. Nilai Tukar (Kurs)

Nilai tukar adalah harga mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam mata uang lain yang dapat dibeli dan dijual (Lipsey, 1995). Kurs antara dua

10


(47)

negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Kurs terbagi menjadi dua, yaitu kurs riil dan kurs nominal. Kurs riil adalah harga relatif dari barang-barang di antara dua negara. Sedangkan kurs nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara (Mankiw, 2000). Peningkatan atau penurunan nilai mata uang (kurs) domestik terhadap mata uang asing dapat mempengaruhi volume ekspor yang diperdagangkan.

6. Variabel Dummy

Variabel dummy digunakan untuk menentukan hubungan antara variabel bebas kualitatif dengan variabel terikat (Hanke et al., 2003). Variabel dummy

yang digunakan dalam persamaan aliran perdagangan kertas ini adalah adanya tuduhan dumping terhadap kertas Indonesia yang diekspor. Dimana D=0 adalah sebelum adanya tuduhan dumping dan D=1 adalah setelah adanya tuduhan dumping.

3.1.3 Teori Analisis Regresi Berganda

Hubungan kedua variabel kadangkala memungkinkan seseorang memprediksi secara akurat variabel terikat berdasarkan pengetahuan variabel bebas. Namun, situasi peramalan di kehidupan nyata tidaklah begitu sederhananya. Biasanya diperlukan lebih dari satu variabel bebas untuk memprediksi variabel tidak bebas secara akurat. Model regresi yang terdiri lebih dari satu variabel bebas disebut model regresi berganda. Model statistik regresi berganda dirumuskan sebagai berikut :

Yt = β0 + β1X1t + β2X2t + … + βkXkt + ε Dimana :

Yt = Variabel dependen pada periode t X1…Xk = Variabel independen


(48)

β1…βk = Slope

k = Banyaknya independen variabel t = Observasi periode waktu

εt = error term

Dalam analisis regresi berganda kadangkala perlu untuk mrenentukan apakah variabel terikat berikatan dengan suatu peubah bebas apabila faktor kualitatif mempengaruhi keadaan. Hubungan ini diselesaikan dengan pembentukan variabel dummy yang mengambil nilai 0 dan 1.

Berdasarkan penelitian terdahulu, gravity model diperkirakan dalam bentuk log-linier. Model tersebut menggunakan regresi berganda yang diestimasi dengan menggunakan prinsip metode kuadrat terkecil biasa (Method of Ordinary Least Squares, OLS).

Pada analisis regresi berganda, perlunya dipenuhi beberapa asumsi-asumsi untuk diuji. Dengan terpenuhinya asumsi-asumsi-asumsi-asumsi tersebut, maka penaksir kuadrat terkecil dalam kelas penaksir tak bias mempunyai varians minimum yaitu

Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Untuk mengevaluasi apakah model yang digunakan sudah baik atau belum, terdapat beberapa kriteria pengujian statistik yaitu koefisien determinasi atau R2, multikolinieritas, uji F dan uji-t.

3.1.4 Teori Lingkungan Organisasi

Pengertian organisasi dalam penelitian ini adalah mewakili seluruh perusahaan kertas di Indonesia. Analisis faktor-faktor internal dan eksternal organisasi dilakukan sebelum merumuskan pilihan strategi yang dapat diterapkan oleh suatu organisasi. Analisis lingkungan internal dan eksternal dalam penelitian ini adalah formulasi hasil yang diperoleh dari analisis deksriftif dan kuantitatif faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi. Dengan demikian, diharapkan dapat dirumuskan suatu strategi sebagai upaya untuk mengembangkan ekspor kertas Indonesia.


(49)

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Permintaan ekspor kertas di berbagai negara terus meningkat. Hal ini menyebabkan terjadinya aliran perdagangan kertas dari Indonesia sebagai negara pengekspor ke berbagai negara tujuan sebagai titik konsumsi. Aliran perdagangan kertas ke berbagai negara tujuan ekspor, dianalisis dengan menggunakan persamaan yang menyertakan berbagai faktor gravity atau penarik yang lebih dikenal dengan gravity model. Garvity model ini didasarkan pada karakteristik negara tujuan yang dilihat melalui faktor-faktor ekonomi maupun non ekonomi. Model ini bertujuan untuk melihat hubungan dan pengaruhnya terhadap aliran perdagangan kertas ke negara tujuan ekspor.

Faktor ekonomi yang digunakan untuk menggambarkan aliran perdagangan dalam penelitian ini adalah pendapatan per kapita (GDP per kapita) negara tujuan, jumlah penduduk (populasi) negara tujuan, nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika dan harga kertas di negara tujuan. Sedangkan faktor non ekonominya adalah jarak antar negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor serta variabel dummy, yaitu adanya tuduhan dumping terhadap kertas Indonesia.

GDP per kapita merupakan ukuran perekonomian suatu negara. Hal ini dapat dilihat baik dari negara pengekspor maupun negara pengimpor. Perubahan pada pendapatan masyarakat akan berpengaruh pada permintaan suatu komoditi. Sedangkan pertambahan penduduk akan meningkatkan permintaan terhadap komoditi ekspor. Jika pendapatan per kapita naik, maka permintaan terhadap suatu komoditi akan bertambah (Lipsey, 1995).

Nilai tukar mata uang suatu negara lain merupakan salah satu pertimbangan untuk mengukur pembelian barang yang harus dikeluarkan dari luar negeri, karena harga dalam perdagangan kertas menggunakan Dollar Amerika. Perubahan nilai tukar mata uang negara tujuan ekspor terhadap Dollar


(50)

Amerika akan berpengaruh besar terhadap ekspor kertas. Jika nilai tukar negara tujuan ekspor kertas Indonesia terhadap Dollar Amerika terapresiasi, maka aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara tersebut akan meningkat.

Harga kertas Indonesia di negara tujuan apabila mengalami peningkatan, maka aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara tujuan tersebut menjadi menurun. Sebaliknya jika harga kertas Indonesia di negara tujuan menurun, maka aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara tujuan akan meningkat.

Jarak antar negara merupakan variabel yang juga digunakan dalam aliran perdagangan kertas. Jarak digunakan untuk mewakili biaya transportasi. Jarak akan mengindikasikan bahwa semakin jauh jarak negara pengekspor dengan negara tujuan ekspor, maka frekuensi ekspor semakin sedikit. Jarak yang digunakan dalam penelitian ini adalah jarak antara negara Indonesia sebagai negara pengekspor kertas dengan negara tujuan ekspornya.

Variabel dummy yang digunakan dalam persamaan aliran perdagangan kertas ini adalah adanya tuduhan dumping terhadap kertas Indonesia yang diekspor. Tuduhan ini dibuat dengan alasan bahwa industri ini menerima subsidi atas bahan baku (kayu) yang digunakan dalam proses produksinya akibat adanya larangan ekspor kayu gelondongan yang menyebabkan harga kertas dari Indonesia menjadi lebih murah. Dimana D=0 adalah sebelum adanya tuduhan dumping dan D=1 adalah setelah adanya tuduhan dumping.

Bertolak dari penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini akan menganalisis ekspor kertas Indonesia yang dianalisis dari aliran perdagangan kertas Indonesia yang belum pernah dilakukan. Meskipun pangsa pasar ekspor kertas ini masih kecil, namun produk kertas yang diekspor memberikan sumbangan devisa yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia. Ekspor kertas masuk dalam 10 komoditi terpenting sebagai penghasil devisa negara diantara sektor industri lainnya. Analisis aliran perdagangan kertas ke negara


(51)

tujuan ekspor yang menggunakan analisis regresi berganda dengan persamaaan

gravity model dilakukan agar ekspor kertas Indonesia dapat bertahan di pasar internasional dan dapat terus dikembangkan.

Dalam penelitian ini akan dikaji karakteristik negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia melalui faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi serta mempelajari bagaimana aliran perdagangan kertas ke berbagai negara tujuan ekspor. Hasil yang diperoleh melalui analisis deskriftif dan perhitungan tersebut diharapkan dapat diformulasikan, sehingga dapat dirumuskan suatu strategi sebagai upaya untuk mengembangkan ekspor kertas Indonesia. Kerangka analisis aliran perdagangan kertas ini dapat digambarkan secara skematis yang dapat dilihat pada Gambar 2.


(52)

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Operasional Industri kertas Indonesia

Ekspor kertas fluktuatif Negara-negara tujuan ekspor kertas

Faktor-faktor yang mempengaruhinya (gravity model) :

1. GDP perkapita 2. Jumlah penduduk 3. Jarak antar negara tujuan

4. Harga kertas Indonesia di negara tujuan 5. Nilai tukar

6. Dummy

Analisis regresi berganda faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas

Indonesia

Analisis lingkungan internal dan eksternal dari hasil analisis regresi (Matriks SWOT)

Strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia


(53)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian mengenai aliran perdagangan kertas adalah mencakup jenis kertas secara keseluruhan. Penelitian ini juga terdapat keterbatasan dalam menganalisis aliran perdagangan kertas. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan data yang diperoleh. Berdasarkan 112 negara tujuan ekspor kertas Indonesia, hanya 47 negara saja yang dapat dianalisis.

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data nasional, meliputi data kuantitatif. Data ini merupakan data sekunder berupa data deret waktu (time series) dan ruang (cross section). Data deret waktu meliputi data tahunan selama 10 tahun (1997-2006) digunakan untuk mengkaji karakteristik lima negara pengimpor terbesar kertas Indonesia. Negara-negara tersebut adalah China, Korea Selatan, Jepang, Malaysia dan Amerika Serikat.

Pada penelitian ini yang menjadi data cross section adalah volume ekspor kertas pada tahun 2006, dengan asumsi data tahun 2006 merupakan data terbaru yang tersedia. Jenis data yang dibutuhkan juga mencakup GDP per kapita negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dan negara tujuan, populasi negara tujuan, harga ekspor kertas Indonesia di negara tujuan, nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika serta dumping terhadap produk kertas Indonesia sebagai dummy. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Perindustrian, Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), Bank Indonesia serta data-data pendukung seperti internet, perpustakaan, buku dan lain-lain.


(54)

4.2 Metode Analisis dan Pengolahan Data

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriftif dan kuantitatif. Metode deskriftif digunakan untuk melihat karakteristik negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia. Metode ini juga digunakan pada hasil yang diperoleh dari analisis data kuantitatif yang kemudian akan diformulasikan, sehingga diharapkan dapat diperoleh strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia.

Metode kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda dengan persamaan tunggal menggunakan gravity model. Metode ini digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia. Pengolahan data dimulai dari pengelompokkan data, perhitungan dan ditabelkan sesuai yang dibutuhkan. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan paket program komputer excel dan

minitab for windows 14 yang kemudian hasil output komputer diinterpretasikan.

4.3 Analisis Data

Dalam analisis data, model yang digunakan adalah model regresi linier berganda dengan persamaan tunggal, karena bentuk ini mampu menunjukkan berapa persen variabel tak bebas dapat dijelaskan oleh variabel bebas dengan nilai R2. Dengan demikian dapat diketahui apakah variabel-variabel bebasnya berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel tak bebas dengan melihat nilai uji-F dan uji-t.

Model tersebut diduga dengan Metode Kuadrat Terkecil Biasa (Ordinary Lest Square/OLS) yang didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut, Supranto dalam Turnip 2002 :

1. Nilai rata-rata kesalahan pengganggu sama dengan nol, yaitu E (ei) = 0, untuk utuk i = 1,2,....,n


(55)

2. Varian (ej) = E (ej) = σ2, sama untuk semua kesalahan pengganggu (asumsi homoskedastisitas).

3. Tidak ada autokorelasi antara kesalahan pengganggu berarti covarian

(ei,ej) = 0, i ≠j

4. Variabel bebas X1, X2,...,Xk konstan dalam sampling yang terulang dan bebas terhadap kesalahan pengganggu, E (Xi , ei) = 0.

5. Tidak ada kolinearitas ganda diantara variabel bebas X.

6. ei

N (0 ; σ2), artinya kesalahan pengganggu mengikuti distribusi normal dengan rata-rata nol dengan varian σ2.

Berdasarkan asumsi tersebut, maka koefisien regresi (parameter) yang diperoleh merupakan penduga linier terbaik yang tidak bias (BLUE = Best Linier Unbiased Estimator).

4.4 Perumusan Model

Perumusan model merupakan langkah awal dalam mempelajari hubungan antar variabel-variabel. Berdasarkan penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran teoritis, maka pendekatan yang digunakan untuk menduga dalam gravity model yaitu pertama model harus linier dengan mengubah ke dalam log-linier. Dengan demikian model ekonometrika untuk aliran perdagangan kertas Indonesia adalah sebagai berikut :

Log Xij = b0 + b1 log Yj + b2 log Nj + b3 log Dij + b4 log Pj + b5 log ERj + b6 DM + Eij Keterangan :

Xij = Volume ekspor kertas negara Indonesia ke negara tujuan (ton) Yj = GDP per kapita negara tujuan (US$/org)

Nj = Populasi negara tujuan (juta)

Dij = Jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan (km) Pj = Harga kertas Indonesia di negara tujuan (US$/ton)

ERj = Nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika (domestik/US$)

DM = Dummy tuduhan dumping Indonesia Eij = Random error


(56)

b0 = Konstanta (intersep)

bn = Parameter yang diduga, n = 1, 2,....6

Berdasarkan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia, maka yang menjadi hipotesis/dugaan awal adalah :

1. GDP per kapita negara tujuan yang diharapkan berpengaruh positif terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia.

2. Populasi negara tujuan diharapkan berpengaruh positif terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia.

3. Jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan diharapkan berpengaruh negatif terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia.

4. Harga kertas Indonesia di negara tujuan diharapkan berpengaruh negatif terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia.

5. Nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap berpengaruh positif terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia.

6. Tuduhan dumping terhadap produk kertas Indonesia.

4.5 Definisi Operasional

1. Volume ekspor kertas Indonesia yang dimaksud adalah total volume ekspor kertas yang diekspor ke negara tujuan ekspor dan dinyatakan dalam satuan ton.

2. Pendapatan per kapita (GDP per kapita) negara pengimpor kertas, dinyatakan dalam satuan US$/orang, asumsi mewakili pendapatan per kapita pada bidang pendidikan dan bidang jurnalistik yang lebih fokus pada kebutuhan kertas.

3. Populasi negara tujuan didefinisikan sebagai total penduduk negara tujuan ekspor kertas Indonesia dan dinyatakan dalam juta jiwa, asumsi


(1)

Lanjutan Lampiran 2.

No

Negara Tujuan

Volume (Ton)

Nilai (000 US$)

49 Mexico

2.564

2.170

50 Argentina

3.464

3.039

51 Brazil

18.121

14.149

52 Colombia

4.266

4.190

53 Ecuador

2.599

2.936

54 Peru

4.851

4.727

55 Dominican

Republic

913

782

56 El

Savador

3.695

2.457

57 Costa

Rica

3.828

2.527

58 United

Kingdom

23.662

21.802

59 Netherland

52.513

26.824

60 Perancis

96.197

40.558

61 Jerman

2.400

5.316

62 Austria

2.375

1.613

63 Belgia

27.784

24.573

64 Switzerland

1.134

520

65 Sweden

1.128

1.257

66 Italia

185.265

74.673

67 Spanyol

17.140

14.519

68 Greece

14.202

11.185

69 Czechoslovakia

1.528

1.246

70 Rumania

381

394

71 Bulgaria

2.490

885

72 Kyrgyzstan

87

62

73 Ukraina

3.317

3.951

74 Latvia

152

134

75 Georgia

2.698

1.894

76 Croatia

152

123

77 Malta

515

449

78 Slovenia

1.023

824

79 Rusia

4.996

5.581

80 Ireland

317

532

81 Nepal

136

94

82 Iraq

28

46

83 Chili

1.426

1.524

84 Venezuela

615

660

85 Trinidad

528

387

86 Denmark

432

1.043

87 Liechtenstein

199

542

88 Madagascar

1.255

1.189

89 Cyprus

3.332

2.605

90 Algeria

125

59

91 Kamerun

1.710

1.235

92 Benin

1.431

1.163

93 Cote

D’Ivory

1.496

1.163

94 Tanzania

4.299

2.749

95 Mozambiq

1.426

1.102


(2)

Lanjutan Lampiran 2.

No

Negara Tujuan

Volume (Ton)

Nilai (000 US$)

97 Gabon

157

141

98 Papua

New

Guinea

2.357

2.312

99 Nicaragua

1.839

1.182

100 French

Polynesia

880

868

101 Uruguay

205

210

102 Paraguay

338

422

103 Samoa

54

55

104 Norway

440

627

105 Senegal

822

682

106 Reunion

1440

1187

107 Jamaica

184

138

108 Dominica

25

17

109 Solomon

Islads

51

53

110 Tonga

46

60

111 Kuba

192

149

112 Czech

Republic

19

57


(3)

Lampiran 3. Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia Menurut Negara

Tujuan yang Digunakan dalam Pendugaan Model Aliran

Perdagangan, Tahun 2006

Negara

Volume (Ton)

Nilai (000 US$)

Jepang Hongkong Korea Selatan Taiwan China Thailand Singapura Philipina Malaysia Myanmar Kamboja Vietnam India Pakistan Bangladesh Srilanka Iran Saudi Arabia Kuwait Yordania Yaman Turki

Uni Emirat Arab Mesir Ghana Nigeria Afrika Selatan Mauritius Australia New Zeland Amerika Serikat Kanada Brazilia United Kingdom Netherland Perancis Belgia Italia Spanyol Greece Sudan Rusia Djibouti Jerman Ukraina El Salvador Costa Rica 515.737 156.305 720.239 269.470 1.659.978 89.619 177.902 93.283 378.092 33.715 13.578 186.612 199.625 74.972 51.446 75.965 128.247 108.764 17.159 18.503 17.210 41.835 87.483 35.521 8.949 57.708 50.839 20.691 188.781 42.064 292.006 51.707 18.121 23.662 52.513 96.197 27.784 185.265 17.140 14.202 8.639 4.996 18.641 2400 3666 3.695 3.828 380.410 108.223 308.585 144.506 753.707 70.707 124.067 61.155 259.006 20.435 9.137 113.478 94.492 49.681 29.339 40.337 89.431 67.089 11.728 15.133 12.540 30.773 67.588 25.473 6.816 43.070 32.243 11.830 161.652 32.265 227.382 40.708 14.149 21.802 26.824 40.558 24.573 74.673 14.519 11.185 5.359 5.581 13.878 5.316 3.951 2.457 2.527


(4)

Lampiran 4. Data Nominal yang digunakan dalam Pendugaan Model Aliran Perdagangan

Kertas Indonesia, Tahun 2006

NEGARA Xij (1) Pj Yj (2) Nj (3) Dij (4) ERj (5) DM

Jepang 515737 0.74 33100 127.76 5768 116.3 0

Hongkong 156305 0.69 36500 6.92 5194 7.77 0

Korea Selatan 720239 0.43 24200 48.45 5276 954.79 0

Taiwan 269470 0.54 29000 23.04 3803 32.38 0

China 1659978 0.45 7600 1314.78 4419 7.97 0

Thailand 89619 0.79 9100 64.63 2319 37.88 0

Singapura 177902 0.70 30900 4.36 900 1.59 0

Philipina 93283 0.66 5000 85.47 2778 51.31 0

Malaysia 378092 0.69 12700 26.64 1175 3.67 1

Myanmar 33715 0.61 1800 55.36 2795 6.42 0

Kamboja 13578 0.67 2600 13.88 2755 4008.9 0

Vietnam 186612 0.61 3100 83.2 3009 15994.3 0

India 199625 0.47 3700 1107.94 5012 45.31 0

Pakistan 74972 0.66 2600 152.8 5660 60.27 0

Bangladesh 51446 0.57 2200 137.36 3769 68.93 0

Srilanka 75965 0.53 4600 19.69 3330 103.91 0

Iran 128247 0.70 8900 68.69 7405 9327.03 0

Saudi Arabia 108764 0.62 13800 27.02 7922 3.75 0

Kuwait 17159 0.68 21600 2.42 7402 0.28 0

Yordania 18503 0.82 4900 5.91 8598 0.71 0

Yaman 17210 0.73 900 21.46 7154 198.55 0

Turki 41835 0.74 8900 70.41 9447 1.17 0

Uni Emirat Arab 87483 0.77 49700 2.6 16559 3.67 0

Mesir 35521 0.72 4200 78.89 8978 5.7 0

Ghana 8949 0.76 2600 22.41 14746 9498.3 0

Nigeria 57708 0.75 1400 131.86 11617 119.5 0

Afrika Selatan 50839 0.63 13000 47.39 8605 6.51 0

Mauritius 20691 0.57 13500 1.24 15731 30.1 0

Australia 188781 0.86 32900 20.26 5507 0.75 1

New Zeland 42064 0.77 26000 4.08 7719 1.29 0

Amerika Serikat 292006 0.78 43500 301.13 18454 1 1

Kanada 51707 0.79 35200 32.74 13236 1.13 0

Brazilia 18121 0.78 8600 188.08 15438 1.74 0

United Kingdom 23662 0.92 31400 60.61 11713 0.48 0

Netherland 52513 0.51 31700 16.49 11361 0.8 1

Perancis 96197 0.42 30100 62.75 11583 0.8 1

Belgia 27784 0.88 31800 10.38 11414 27.5 0

Italia 185265 0.40 29700 58.13 10815 1320.19 0

Spanyol 17140 0.85 27000 40.39 12190 113.45 0

Greece 14202 0.79 23500 10.7 13831 28.31 0

Sudan 8639 0.62 2300 41.24 8526 200.04 0

Rusia 4996 1.12 12100 142.89 9297 24.59 0

Djibouti 18641 0.74 2515 486.5 10245 123.45 0

Jerman 2400 2.22 31400 82.7 10785 1.33 1

Ukraina 3666 1.08 7600 46.71 9580 5.05 0

El Salvador 3695 0.66 4900 6.82 18092 8.75 0

Costa Rica 3828 0.66 12000 4.08 18757 518.89 0


(5)

Lampiran 5. Analisis Regresi

Gravity Model

dengan Metode

Ordinary Least

Square

(OLS)

Regression Analysis: LogXij versus LogPj, LogYj, ...

The regression equation is

LogXij = 4.27 - 2.68 LogPj + 0.727 LogYj + 0.388 LogNj - 0.915 LogDij + 0.0093 LogERj - 0.105 DM

Predictor Coef SE Coef T P VIF Constant 4.2668 0.8611 4.96 0.000 LogPj -2.6789 0.4447 -6.02 0.000 1.1 LogYj 0.7268 0.1318 5.52 0.000 1.5 LogNj 0.38753 0.08387 4.62 0.000 1.2 LogDij -0.9155 0.1758 -5.21 0.000 1.1 LogERj 0.00932 0.04978 0.19 0.852 1.4 DM -0.1048 0.1849 -0.57 0.574 1.2

S = 0.349596 R-Sq = 74.3% R-Sq(adj) = 70.4%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P Regression 6 14.1017 2.3503 19.23 0.000 Residual Error 40 4.8887 0.1222


(6)

Lampiran 6. Analisis Pengujian Asumsi Normalitas dan Homoskedastisitas

Aliran Perdagangan Kertas Indonesia

1. Normalitas

LogXij

Pe

rc

e

n

t

6.5 6.0

5.5 5.0

4.5 4.0

3.5 3.0

99

95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

Mean

>0.150 4.683 StDev 0.6425

N 47

KS 0.059 P-Value Probability Plot of LogXij

Normal

2. Homoskedastisitas

Fitted Value

Re

s

id

u

a

l

6.0 5.5

5.0 4.5

4.0 3.5

0.75

0.50

0.25

0.00

-0.25

-0.50

Residuals Versus the Fitted Values