13 power. Jika dipadukan dengan teori Maslow, tampaknya ketiga kebutuhan tersebut
timbul apabila kebutuhan dasar menurut Maslow telah terpenuhi.
6. Produktivitas Karyawan
Produktivitas pada dasarnya merupakan sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih
baik dari hari ini Simanjuntak, 2000. Secara umum, produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai output dengan keseluruhan sumberdaya
yang digunakan input. Produktivitas dapat dinyatakan dalam ukuran fisik physical production dan ukuran finansial financial production Mulyono, 1993.
Dengan kata lain, produktivitas memiliki dua dimensi, yaitu : 1. Efektivitas yang mengarah pada pencapaian unjuk kerja maksimal, yaitu
pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu, 2. Efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi
penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Pengertian produktivitas dapat dilihat pada persamaan berikut :
input n
menggunaka Efisiensi
output an
menghasilk s
Efektivita tas
Produktivi =
Makin tinggi rasio output terhadap input, maka makin baik tingkat kemajuan suatu organisasi. Dengan kata lain, indikator produktivitas suatu perusahaan adalah tingkat
keuntungan yang dicapai Kasim, 1993. Produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara menekan kendali mutu positif dan bukan pendeteksian setelah munculnya
kenyataan kegagalan dan pengulang-kerjaan dari kegagalan. Menurut Bulk dalam Kasim 1993, konsep produktivitas didasarkan pada
asumsi-asumsi berikut :
1. Suatu organisasi bisnis adalah suatu badan yang mampu menentukan nasibnya 2. Organisasi produktif akan menyingkirkan organisasi kurang produktif
3. Organisasi harus berkembang supaya bertahan hidup 4. Kesehatan organisasi diukur berdasarkan gambaran keuntungan jangka pendek dan
jangka panjang
5.
Mutu rendah akan menyebabkan kerugian
14 Dari segi manajemen, produktivitas mencerminkan ukuran hasil kerja yang lebih luas,
yang menunjukkan keber hasilan dan kegagalan dalam memproduksi barang dan jasa dalam jumlah dan mutu dengan penggunaan sumber daya secara optimal
Schermerhom, 1986. Jadi produktivitas dapat dinyatakan sebagai hasil sumber daya atau produktivitas mencakup mengerjakan pekerjaan atau tugas dengan cara yang
terbaik. Hal itu merupakan kriteria dari pencapaian kerja yang diterapkan kepada individu, kelompok dan organisasi.
Mutu kerja dalam hubungannya dengan produktivitas akan diasosiasikan sebagai ukuran hasil kerja dari seorang pekerja atau lebih sebagai akibat dari
perubahan-perubahan dalam mutu modal fisik bisa berupa mesin dan peralatan lainnya dan mutu pekerja itu sendiri Mulyono, 1993.
Untuk mencapai tingkat produktivitas yang maksimum, organisasi harus menjamin dipilihnya orang tepat dengan pekerjaan tepat, serta kondisi
memungkinkan untuk berkerja optimal. Menurut Umar 1999, ada enam faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja, yaitu sikap kerja, tingkat
keterampilan, hubungan antara tenaga kerja dan pemimpin, manajemen produktivitas, efisiensi tenaga kerja dan kewirausahaan.
Secara luas produktivitas mencakup banyak aspek. Menurut Mathis dan Jackson 2000, sistem manajemen produktivitas berusaha mengidentifikasikan,
mendorong, mengukur, mengevaluasi, meningkatkan dan memberi penghargaan terhadap produktivitas karyawannya. Kata produktivitas itu sendiri dapat dilekatkan
pada aspek-aspek yang luas, seperti produktivitas perusahan sehingga maknanya lebih luas lagi.
Menurut Ranfil dalam Timpe 1989, ciri-ciri karyawan produktif diidentifikasikan sebagai berikut:
1. lebih dari sekedar memenuhi kualifikasi pekerjaan, dengan indikator: a. Cerdas dan dapat belajar dengan cepat,
b. Kompeten secara profesional dan teknis, c. Kreatif dan inovatif,
d. Memahami pekerjaan, e. Bekerja dengan cerdik,
15 f. Selalu mencari perbaikan,
g. Dianggap bernilai oleh pengawasnya, h. Memiliki catatan prestasi yang berhasil, dan
i. Selalu meningkatkan diri; 2. Bermotivasi tinggi, indikatornya adalah
a. Dapat memotivasi diri sendiri, b. Tekun,
c. Mempunyai kemauan keras untuk bekerja, d. Bekerja efektif dengan atau tanpa pengawasan,
e. Melihat hal- hal yang harus dikerjakan dan mengambil tindakan yang perlu, f. Menyukai tantangan,
g. Selalu ingin bertanya, h. Memperagakan ketidakpuasan yang konstruktif, selalu memikirkan perbaikan,
i. Berorientasi pada tujuan, j. Selalu tepat dan ingin menepati waktu,
k. Dapat mengarahkan energi yang tinggi secara efektif l. Merasa puas jika sudah melakukan pekerjaan dengan baik,
m. Percaya bahwa hak itu perlu diimbangi dengan kewajiban, n. Memberikan andil lebih dari yang diharapkan;
3. Mempunyai orientasi pekerjaan positif, dengan indikator: a. Menyukai pekerjaan dan memandangnya sebagai sumber utama kebutuhan,
b. Menetapkan standar yang tinggi, c. Mempunyai kebiasaan kerja yang baik,
d. Selalu terlibat di dalam pekerjaannya, e. Cermat, dapat dipercaya, dan konsisten
f. Menghormati manajemen dan tujuannya g. Mempunyai hubungan baik dengan manajemen,
h. Dapat memberi pengarahan dan menerima tantangan serta tugas baru, i. Luwes dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan;
4. Dewasa, dengan indikator: a. Bersifat seadanya, jujur dan tulus,
16 b. Mempunyai rasa tanggung jawab yang kuat
c. Mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, d. Mandiri, percaya diri
f. Hidup dalam dunia nyata dan bergaul secara obyektif dengan lingkungannya, g. Mantap secara emosional,
h. Dapat berproduktivitas efektif, i. Mempunyai ambisi yang sehat, ingin tumbuh secara profesional, dan
5. dapat bergaul dengan efektif, indikatornya a. Memperagakan kecerdasan sosial,
b. Diterima dan bergaul efektif, baik dengan atasan maupun sejawat, c. Berkomunikasi dengan efektif,
d. Bekerja produktif dalam tim, dan e. Memperagakan sikap positif dan antusiasme.
Sebagai suatu hasil, produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Menurut Soeprihanto 1986, sejumlah faktor yang mempengaruhi pro-
duktivitas tenaga kerja, yaitu bakat, pendidikan dan pelatihan, nutrisi, lingkungan dan fasilitas, iklim kerja, motivasi dan kemauan, hubungan industrial, teknologi,
manajemen, kesempatan berprestasi, investasi, perijinan, moneter, dan distribusi. Bernadin dan Russell 1993, menyebutkan bahwa pengetahuan, ke-
terampilan, abilitas, sikap, dan perilaku karyawan sebagai faktor yang berpengaruhi signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja. Sementara itu Tiffin dalam Dahlan
1982 menemukan dua macam faktor yang mempengaruhi produktivitas seseorang, yaitu faktor karakteristik individu dan kondisi kerja. Karakteristik individu meliputi
kecakapan, perhatian, kepribadian, sikap, pelatihan dan motivasi. Kondisi kerja mencakup lingkungan fisik, penerangan, suara, suasana kerja, waktu kerja serta
istirahat. Ciri-ciri dimaksudkan selanjutnya dapat dijadikan sebagai indikator-
indikator variabel produktivitas karyawan. Dengan memenuhi indikator- indikator dimaksud maka diasumsikan bahwa karyawan sudah bertindak produktif bagi
perusahaanya. Selanjutnya untuk faktor yang mempengaruhi produktivitas yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah bakat, pendidikan dan pelatihan, motivasi dan
17 iklim kerja. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa untuk dapat mengerjakan sesuatu
lebih baik dan bekerja lebih cerdik diperlukan pengetahuan, kreativitas, dan keterampilan serta keinginan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dengan kata lain,
untuk dapat bekerja produktif diperlukan kemampuan yang handal serta motivasi yang kuat untuk bekerja.
4. Hubungan Penilaian Prestasi, Motivasi dan Produktivitas