Hasil Uji Realibilitas Penilaian Responden Terhadap Penilaian Prestasi Karyawan

35 Indeks Prestasi Kumulatif 18 28 40 14 2.00 sd 2.50 2.50 sd 3.00 3.00 sd 3.5 3.5 sd 4.00 Gambar 3. Komposisi IPK Responden

2. Hasil Utama Penelitian

2.1. Hasil Uji Realibilitas

Uji validitas alat ukur penelitian atau kuesioner dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kuesioner dapat mengukur obyek yang ingin diukur. Dalam Penelitian ini dilakukan uji validitas isi terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang merupakan hasil penjabaran kerangka konsep menurut teori yang telah ada Hasil darau uji ini terlampir dalam Lampiran 2. Keseluruhan pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner berjumlah 111 butir yang dianggap dapat mewakili faktor- faktor yang diamati. Masing-masing pertanyaan diberi bobot yang sama yaitu dengan menggunakan Skala Linkert 1 – 5. Kuesioner disebarkan kepada 50 orang responden yang berkerja sebagai karyawan outsourcing PT Perdana Perkasa Elastindo. Dari hasil uji coba kuesioner adalah valid untuk semua pertanyaan. Uji reliabilitas yang dilakukan adalah pertanyaan-pertanyaan yang valid dibagi menjadi dua belahan berdasarkan nomor ge nap ganjil, kemudian masing- masing belahan dijumlahkan dan dimasukkan ke dalam rumus. Hasil dari uji tersebut cukup reliable terpecaya. 36

2.2. Penilaian Responden Terhadap Penilaian Prestasi Karyawan

Perusahaan dapat berkembang merupakan keinginan setiap individu di dalam perusahaaan tersebut, sehingga diharapkan dengan perkembangan tersebut perusahaan mampu bersaing dan mengikuti kemajuan jaman. Kemajuan perusahaan dipengaruhi oleh faktor- faktor lingkungan yang bersifat internal dan eksternal. Pembinaan dan pengembangan karyawan baru ataupun lama dalam perusahaan adalah salah satu kegiatan dalam rangka menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan karyawan. Karena itu perlu dilakukan penilaian atas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh karyawan atau disebut dengan penilaian kinerja atau penilaian prestasi kerja. Berdasarkan hasil jawaban responden yang ditunjukkan dengan nilai skor 2.86 Tabel. 7. Responden tidak mengerti akan fungsi dan tujuan penilaian prestasi kerja, dan hasil dari penilaian prestasi kerja tersebut dan Hal ini menunjukkan kurangnya sosialisasi pihak perusahaan mengenai waktu pelaksanaan penilaian. Penilaian prestasi kerja diartikan pula sebagai sebuah mekanisme yang baik untuk mengendalikan karyawan. Perlu juga diketahui bahwa sebagai karyawan mereka menginginkan adanya kesempatan promosi, memperoleh kenaikan gaji juga menginginkan terciptanya lengkungan kerja yang baik, ingin mutasi ketempat-tempat pilihan mereka serta menginginkan pekerjaan-pekerjaan yang dapat memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Oleh karena itu apabila orang akan memperoleh apa yang diinginkan, orang tersebut harus memberikan apa yang diinginkan oleh atasan mereka atau perusahaan mereka Rivai, 2004. Hasil skor 2.92 Tabel 7 dalam penilaian kuesioner yang diberikan kepada responden, membuktikan bahwa kurangnya sosialisasi yang baik antara atasansupervisor dalam penerapan penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan penilaian prestasi kerja tampaknya belum secara maksimal untuk dapat meningkatkan motivasi kerja dan produktivitas karyawan.. Karyawan yang dinilai prestasi kerjanya pada akhir masa kontraknya akan berakhir bisa mengetahui 37 hasilnya, sehingga karyawan telah mempunyai rencana ke depan bila hasil penilaian tersebut telah resmi ditetapkan. Tabel 7. Penilaian Responden Terhadap Penilaian Prestasi Karyawan. Keterangan : Skor penilaian = 5.00 = sangat setuju Skor penilaian = 4.00 – 4.99 = setuju Skor penilaian = 3.00 – 3.99 = cukup setuju Skor penilaian = 2.00 – 2.99 = tidak setuju Skor penilaian = 1.00 – 1.99 = sangat tidak setuju Kondisi diatas tidak akan berubah jika mayoritas karyawan outsourcing tidak mengetahui adanya penilaian prestasi kerja, sehingga banyak sekali permasalahan yang timbul menyangkut status kerja si karyawan. Perubahan tersebut terjadi disebabkan oleh banyaknya pengaduan tentang nasib status kerja si karyawan, ketidakadilan dalam hal pemberhentian kontrak kerja, dan tidak adanya sosialisasi terhadap atasansupervisor si karyawan akan pentingnya penilaian prestasi kerja dan akan semakin jelas perbedaan yang mencolok antara karyawan kontrak dengan karyawan tetap. Menurut Rivai 2004 bahwa berbagai prasangka terhadap karyawan seperti prasangka kesukuan, agama, jenis kelamin, dan pendidikan yang bisa menyebabkan kesalahan dalam penilain kinerja.

2.3. Penilaian Responden Terhadap Motivasi Kerja Karyawan