25 pohon-pohon yang diterangi matahari menjadi bagian visual dari interior. Di bagian
interior, warna putih mendominasi hingga mengekspos buku-buku serta pengunjung. Para arsitek bangunan ini percaya bahwa perpustakaan harus memancarkan
muatan emosional karena ini adalah tempat kreativitas non-material dan spiritualitas. Oleh karena itu, mereka telah memilih pemandangan ekspresif dan tak terduga
berbagai siluet sebagai bahasa arsitektur utama. Ruangan-ruangan bangunan ini menggunakan ventilasi alami melalui bukaan jendela. Partisi-partisi pada sisi selatan
melindungi pengunjung dan buku-buku dari panas dan matahari langsung.
Gambar 2.9. Suasana Interior Lobby
Sumber: www.archdaily.com357038
II.4.2. The Hunt Library, North Carolina University
Gambar 2.10. Fasade Gedung Perpustakaan
Sumber: www.lib.ncsu.eduhuntlibrary
Perpustakaan ini dirancang oleh Snøhetta. Perpustakaan ini sangat berbeda dari perpustakaan pada umumnya. Perpustakaan ini lebih mengarah pada teknologi-
teknologi digital. Suasana yang dibangun juga lebih flexible dan dinamis, tidak pada perpustakaan lain yang kaku.
Universitas Sumatera Utara
26
Gambar 2.11. Display Wall
Sumber: www.lib.ncsu.eduhuntlibrary
Perpustakaan ini seakan menjawab perkembangan zaman dimana media baca e-book lebih populer daripada media cetak. Perpustakaan serba digital adalah
sebuah solusi praktis - sebuah sistem perpustakaan yang melayani penduduk kota dengan baik, tetapi seakan mengabaikan penduduk yang ada di pinggiran kota.
Tetapi pada zaman serba digital, solusi ini jauh lebih cepat dan efektif dalam mengumpulkan data, daripada menghabiskan waktu dan sumber daya membangun
sebuah persediaan buku fisik. “ini adalah hanya sebuah solusi yang jelas untuk masalah yang berkembang,”
Gambar 2.12. Layout Denah
Sumber:www.lib.ncsu.eduhuntlibrary
Gambar 2.13. Ruang Simpan Buku
Sumber: www.lib.ncsu.eduhuntlibrary
Selain memiliki ruang baca konvensional, perpustakaan ini memiliki ruang- ruang diskusi, ruang presentasi, ruang multi-media dengan layar-layar sentuh
interaktif, dan banyak lagi. Setiap ruangan ini dilengkapi dengan peralatan serba canggih demi memfasilitasi kebutuhan mahasiswa dan pengunjung lainnya.
Universitas Sumatera Utara
27
Gambar 2.14. Ruang Baca Tenang
Sumber: www.lib.ncsu.eduhuntlibrary
Gambar 2.15. Reading Lounge
Sumber: www.lib.ncsu.eduhuntlibrary
II.4.3. Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, Depok
Gambar 2.16. Fasade Gedung Perpustakaan
Sumber: www.archdaily.com221155
Perpustakaan ini dirancang oleh Denton Corker Marshall. Bangunan in Terletak di sebuah site yang sangat lapang di sisi danau kampus, berbentuk
Universitas Sumatera Utara
28 melingkar sebagai respon dari bangunan melingkar yang kuat dan jalan raya yang
membedakan pola kampus itu sendiri. Dengan tema earth architecture, bangunan ini mengintegrasikan lanskap dan massa bangunan menjadi bentuk lahan tropis yang
dapat digunakan.
Gambar 2.17. Siteplan Perpustakaan
Sumber: www.archdaily.com221155
Gambar 2.18. Denah Perpustakaan
Sumber: www.archdaily.com221155
Pada bentuk lahan yang terkikis melingkar di tepi danau terdapat sebuah amphiteater dengan pohon-pohon mahoni dewasa yang menghadap ke danau. Serta
mengidentifikasi pintu masuk utama, bagian ini memungkinkan cahaya masuk ke dalam interior. Di bawah sebuah penutup tanah isolasi dan atap beton, manuskrip
langka, buku dan penelitian bahan referensi disimpan dalam suhu lingkungan yang stabil dari sinar matahari langsung. Susunan padat cladding batu dan celah sempit
kaca mengurangi panas, hingga mengurangi beban AC.
Universitas Sumatera Utara
29
Gambar 2.19. Detail Massa yang Berbentuk Tablet
Sumber: www.archdaily.com221155
Area membaca yang berada di tengah bentuknya bervariasi, tergantung pada masing-masing massa yang bentuk tablet, dari ruang besar terbuka hingga intim
ruang baca yang lebih intim. Pada lantai atas terdapat berbagai ruang pertemuan dan seminar yang menghadap danau. Dengan menggantikan fungsi perpustakaan
fakultas dan departemen, yang kegiatan mahasiswa yang sebelumnya tersebar, dan menggabungkan fasilitas baru - plaza, food court, bank ritel dan ruang pameran
temporer – perpustakaan ini menjadi hub universitas baru mahasiswa, sebuah situs untuk berinteraksi dengan orang lain, serta seperti pengetahuan itu sendiri.
Sirkulasi internal jelas dipahami, interior terbuka menawarkan garis yang jelas terlihat dan mendorong interaksi. Sirkulasi vertikal didominasi dengan ramp landai,
mendorong pembaca untuk berjalan daripada menggunakan lift, dan menikmati kualitas interior.
Gambar 2.20. Suasana Interior Perpustakaan
Sumber: www.archdaily.com221155
Universitas Sumatera Utara
30 Air hujan yang ditangkap, digunakan kembali, air limbah diperlakukan dan
didaur ulang dan konsumsi energi diminimalkan. Mempertahankan pohon dewasa yang ada dan vegetasi di situs 2,5 hektar merupakan bagian penting dalam desain
yang, bersama dengan atap hijau, memastikan area yang luas dari situs ini dipertahankan sebagai lanskap.
Gambar 2.21. Atap Hijau
Sumber: www.archdaily.com221155
Universitas Sumatera Utara
31
BAB III ELABORASI TEMA
III.1. PENGERTIAN TEMA
Tema yang digunakan pada proyek ini adalah arsitektur metafora yang mana diuraikan sebagai berikut:
a. Pengertian Arsitektur · Arsitektur