Luas daun cm Respons Morfologi Tanaman

11 pohon secara komposit pada beberapa titik dan gawangan secara komposit pada kedalaman ± 20 cm sebanyak 250 g. Analisis tanah dilakukan terhadap sifat kimia tanah meliputi pH H 2 O, pH KCl, C-organik Walkley dan Black, N-total, P-BrayOlsen, KTK, K-dd, Na-dd, Ca-dd, Mg-dd, Al-dd, H-dd, tekstur metode pipet tiga fraksi, P HCl 25 dan K HCl 25. Analisis tanah juga dilakukan pada pertengahan dan akhir percobaan di piringan pohon tanaman pada kedalaman 0-20 cm, 20-40 cm, dan 40-60 cm, dilakukan pada bulan Juli 2013 dan Maret 2014. Analisis sampel tanah pada tiga kedalaman ini dilakukan pengamatan terhadap kadar N, P dan K untuk mengamati pola pergerakan hara di dalam tanah.

4. Dinamika Hara.

Pengamatan dinamika hara dilakukan mulai dari kedalaman 0-20 cm, 20-40 cm dan 40-60 cm pada akhir penelitian 12 BSP serta dibandingkan dengan perlakuan kontrol.

5. Neraca Hara N, P, K.

Perhitungan simulasi neraca hara dilakukan di akhir penelitian 12 BSP berdasarkan perlakuan optimum yang meliputi:  Sumber hara. Tanah awal = kadar hara analisis tanah awal x bobot kering tanah awal Pupuk = kadar hara pupuk x bobot pupuk sesuai perlakuan  Recovery nutrient. Tanah akhir = kadar hara analisis tanah akhir x bobot kering tanah akhir Serapan tanaman pelepah dan leafleat = kadar hara jaringan pelepah, leaflet x bobot kering jaringan  Efisiensi pemupukan = serapan tanaman : pupuk x 100  Jumlah unsur hara yang hilang = pupuk – tanah akhir – tanah awal – serapan tanaman  : pupuk x 100 6. Penentuan Dosis Optimum. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman ditentukan oleh penggunaan hara yang efektif oleh tanaman. Hasil analisis jaringan daun dapat menunjukkan status kecukupan hara tanaman sehingga dapat menentukan kebutuhan pupuk. Namun analisis jaringan ini harus diintegrasikan dengan indikator lain seperti pertumbuhan vegetatif. Percobaan ini memperlihatkan perubahan status hara, perkiraan recovery nutrient, interaksi hara tanaman dan efisiensi penggunaan hara Witt et al. 2005. Percobaan faktorial merupakan teknik yang paling umum digunakan untuk menentukan jumlah pupuk yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil optimum, baik secara ekonomi maupun secara agronomi Corley dan Tinker 2003. Dasar teori untuk penetapan dosis optimum adalah fungsi kuadratik, fungsi tersebut dapat mewakili keadaan hara dalam kondisi kahat, cukup dan berlebihan Webb 2009 . Analisis data Data dianalisis dengan sidik ragam, apabila dalam sidik ragam pada taraf 5 terdapat pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji Kontras Polinomial