1.95 1.95 30 Neraca Hara N, P, K.

Kerapatan stomata daun dalam penelitian ini berkisar antara 192-226 mm -2 . Kerapatan stomata daun kelapa sawit bergantung pada karakteristik suatu wilayah. Kerapatan stomata pada daun kelapa sawit di Nigeria sebanyak 146 mm -2 dan 175 mm -2 di Malaysia, stomata daun kelapa sawit tergolong semi xeromorfik yang memiliki struktur untuk dapat beradaptasi pada periode kering yang panjang Corley dan Tinker 2003. Tabel 8. Kerapatan stomata daun pelepah ke-9 kelapa sawit pada berbagai perlakuan pupuk organik dan NPK majemuk. Kadar Hara Jaringan Daun Kadar hara jaringan tanaman menggambarkan kandungan hara yang terdapat di dalam jaringan tanaman sehingga dapat menunjukkan tingkat kecukupan, defisiensi dan kelebihan hara. Analisis dilakukan terhadap jaringan daun leaflet kelapa sawit pada seluruh perlakuan. Aplikasi pupuk organik dan NPK majemuk terhadap kadar hara N dan P daun dapat dilihat pada Tabel 9. Interaksi pupuk organik dan NPK majemuk memberikan pengaruh nyata pada 6 dan 12 BSP namun tidak terdapat interaksi pada kadar hara K daun. Berdasarkan 6 12 195.6 217.6 196.9 215.0 198.6 221.2 202.2 215.2 0.8256 0.7231 tn tn tn tn 192.1 210.7 199.4 225.9 203.1 216.8 205.3 219.7 191.9 213.1 0.3723 0.2251 tn tn tn tn 0.7709 0.515 tn tn Keterangan: Pr: probability, f : uji kontras polinomial ortogonal; BSP: bulan setelah perlakuan; tn: tidak nyata Pupuk NPK Dosis Pupuk ………………………………Stomata mm¯² …………………………….. Pupuk Organik 15 30 Umur Tanaman BSP 45 Pr Respon Pola Respon f kg tan ⁻ ¹ kg tan ⁻ ¹ Respon 0.65

1.30 1.95

2.60 Pr

Respon Pola Respon f Interaksi Pr 21 hasil analisis jaringan vegetatif tanaman leaflet diperoleh kadar hara N dan P dari daun pelepah ke-9 sebesar 2.62-2.90 N dan 0.15-0.17 P. Hasil analisis jaringan daun mengindikasikan bahwa konsentrasi hara jaringan terhadap pertumbuhan berada pada zona cukup jika dibandingkan dengan status hara pada critical nutrient level pada tanaman belum menghasilkan sebesar 2.50 N, 0.16 P dan 0.90 K Ollagnier dan Ochs 1981. Berdasarkan hasil analisis jaringan vegetatif kadar hara K dari daun ke-9 sebesar 0.74-0.82 K. Ini menunjukkan defisiensi unsur hara K dalam tanaman bahkan konsentrasi kadar hara K awal pada daun lebih kecil dibandingkan dengan kadar K dalam daun setelah aplikasi. Tabel 9. Kadar hara pada jaringan daun kelapa sawit pada berbagai perlakuan pupuk organik dan NPK majemuk Rendahnya konsentrasi kadar K pada penelitian ini diduga unsur K tidak dapat diserap secara sempurna oleh tanaman karena unsur K terjerap dalam partikel N P K N P K 1.99 0.18 1.12 2.78 0.17 0.77 2.34 0.18 1.16 2.86 0.17 0.78 2.28 0.19 1.15 2.74 0.17 0.76 2.30 0.18 1.20 2.75 0.16 0.81 .0001 0.0386 0.4704 0.0029 0.0386 tn tn tn Q Q tn L tn 1.98 0.18 1.10 2.62 0.15 0.74 2.24 0.19 1.15 2.76 0.16 0.77 2.24 0.18 1.17 2.77 0.17 0.79 2.26 0.18 1.15 2.90 0.17 0.78 2.42 0.19 1.20 2.86 0.17 0.82 0.0001 0.0384 0.5003 .0001 .0001 tn tn tn L L tn Q Q tn 0.0001 0.0001 0.121 0.0018 0.0014 0.249 tn tn Keterangan: : berbeda nyata pada taraf 5; : berbeda nyata pada taraf 1 ; Pr: probability, f : uji kontras polinomial ortogonal; L: linier Q: kuadratik; BSP: bulan setelah perlakuan; tn: tidak nyata Respon 6 BSP 12 BSP Pola Respon f Interaksi Pr Pola Respon f Dosis Pupuk Pupuk Organik 15 Kadar Hara daun ………….……….. Pr Respon Pupuk NPK

0.65 1.30

1.95 2.60

kg tan ⁻ ¹ kg tan ⁻ ¹ 30 45 Pr Respon tanah sehingga serapan unsur tersebut terganggu Abdul dan Zaharah 2004; Tohiruddin et al. 2010; Wigena et al. 2006. Secara umum perlakuan pupuk organik dan NPK majemuk dipengaruhi oleh faktor iklim seperti curah hujan. Curah hujan rata rata yang dibutuhkan tanaman kelapa sawit belum menghasilkan antara 1 700-2 500 mm tahun -1 dengan rata-rata 142-208 mm bulan -1 Wigena et al. 2009. Jumlah curah hujan rata-rata yang tercatat pada penelitian yang dilaksanakan ini adalah 279.3 mm bulan -1 sehingga pelaksanaan aplikasi pemupukan dalam penelitian ini tidak mengalami kendala keterbatasan air dalam lingkungannya. Dinamika Hara Tanah Dinamika hara menunjukkan pergerakan kadar hara di dalam tanah. Pergerakan hara total N, P dan K diamati pada perlakuan dosis pupuk NPK majemuk 1.3 kg tanaman -1 dan pupuk organik 45 kg tanaman -1 pada akhir penelitian. Dinamika hara yang diamati mulai dari kedalaman 0-20 cm, 20-40 cm dan 40-60 cm di piringan pohon serta dibandingkan dengan perlakuan kontrol dipengaruhi oleh tekstur tanah. Gambar 1. Dinamika pergerakan hara N, P dan K dalam tanah di piringan pohon Grafik a: Kadar N, P dan K perlakuan kontrol,grafik b : Kadar N, P dan K perlakuan dosis optimum Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kadar hara total P, K terakumulasi di permukaan tanah 0-20 cm kemudian terjadi penurunan kadar hara dengan bertambahnya kedalaman tanah Gambar 1, berbeda dengan hara N. Kadar hara N, P dan K dosis optimum pada akhir penelitian secara umum lebih tinggi dibandingkan kontrol, namun pada unsur N terjadi pergerakan hara sampai kedalaman 40-60 cm. Hal ini diduga terjadi pergerakan yang cepat terutama unsur N dalam tanah. Havlin et al. 2005 menyatakan bahwa nitrogen bersifat mobil di dalam tanah dan tidak terjerap dalam kompleks jerapan tanah. Berbeda dengan kadar P dan K pada kedalaman 20-40 dan 40-60 cm relatif sama. Hal ini diduga karena mobilitas unsur hara P dan K yang sangat lambat. Penelitian Havlin et al. a b a b b a