Kerapatan stomata daun dalam penelitian ini berkisar antara 192-226 mm
-2
. Kerapatan stomata daun kelapa sawit bergantung pada karakteristik suatu wilayah.
Kerapatan stomata pada daun kelapa sawit di Nigeria sebanyak 146 mm
-2
dan 175 mm
-2
di Malaysia, stomata daun kelapa sawit tergolong semi xeromorfik yang memiliki struktur untuk dapat beradaptasi pada periode kering yang panjang
Corley dan Tinker 2003. Tabel 8. Kerapatan stomata daun pelepah ke-9 kelapa sawit pada berbagai
perlakuan pupuk organik dan NPK majemuk.
Kadar Hara Jaringan Daun
Kadar hara jaringan tanaman menggambarkan kandungan hara yang terdapat di dalam jaringan tanaman sehingga dapat menunjukkan tingkat
kecukupan, defisiensi dan kelebihan hara. Analisis dilakukan terhadap jaringan daun leaflet kelapa sawit pada seluruh perlakuan. Aplikasi pupuk organik dan
NPK majemuk terhadap kadar hara N dan P daun dapat dilihat pada Tabel 9. Interaksi pupuk organik dan NPK majemuk memberikan pengaruh nyata pada 6
dan 12 BSP namun tidak terdapat interaksi pada kadar hara K daun. Berdasarkan
6 12
195.6 217.6
196.9 215.0
198.6 221.2
202.2 215.2
0.8256 0.7231
tn tn
tn tn
192.1 210.7
199.4 225.9
203.1 216.8
205.3 219.7
191.9 213.1
0.3723 0.2251
tn tn
tn tn
0.7709 0.515
tn tn
Keterangan: Pr: probability,
f : uji kontras polinomial ortogonal; BSP: bulan setelah perlakuan; tn: tidak nyata
Pupuk NPK Dosis Pupuk
………………………………Stomata mm¯² ……………………………..
Pupuk Organik
15 30
Umur Tanaman BSP
45 Pr
Respon Pola Respon
f
kg tan
⁻ ¹
kg tan
⁻ ¹
Respon 0.65
1.30 1.95
2.60 Pr
Respon Pola Respon
f
Interaksi Pr
21 hasil analisis jaringan vegetatif tanaman leaflet diperoleh kadar hara N dan P
dari daun pelepah ke-9 sebesar 2.62-2.90 N dan 0.15-0.17 P. Hasil analisis jaringan daun mengindikasikan bahwa konsentrasi hara
jaringan terhadap pertumbuhan berada pada zona cukup jika dibandingkan dengan status hara pada critical nutrient level pada tanaman belum menghasilkan sebesar
2.50 N, 0.16 P dan 0.90 K Ollagnier dan Ochs 1981. Berdasarkan hasil analisis jaringan vegetatif kadar hara K dari daun ke-9 sebesar 0.74-0.82 K. Ini
menunjukkan defisiensi unsur hara K dalam tanaman bahkan konsentrasi kadar hara K awal pada daun lebih kecil dibandingkan dengan kadar K dalam daun
setelah aplikasi.
Tabel 9. Kadar hara pada jaringan daun kelapa sawit pada berbagai perlakuan pupuk organik dan NPK majemuk
Rendahnya konsentrasi kadar K pada penelitian ini diduga unsur K tidak dapat diserap secara sempurna oleh tanaman karena unsur K terjerap dalam partikel
N P
K N
P K
1.99 0.18
1.12 2.78
0.17 0.77
2.34 0.18
1.16 2.86
0.17 0.78
2.28 0.19
1.15 2.74
0.17 0.76
2.30 0.18
1.20 2.75
0.16 0.81
.0001 0.0386
0.4704 0.0029
0.0386 tn
tn tn
Q Q
tn L
tn
1.98 0.18
1.10 2.62
0.15 0.74
2.24 0.19
1.15 2.76
0.16 0.77
2.24 0.18
1.17 2.77
0.17 0.79
2.26 0.18
1.15 2.90
0.17 0.78
2.42 0.19
1.20 2.86
0.17 0.82
0.0001 0.0384
0.5003 .0001
.0001 tn
tn tn
L L
tn Q
Q tn
0.0001 0.0001
0.121 0.0018
0.0014 0.249
tn tn
Keterangan: : berbeda nyata pada taraf 5; : berbeda nyata pada taraf 1 ;
Pr: probability, f : uji kontras polinomial ortogonal; L: linier
Q: kuadratik; BSP: bulan setelah perlakuan; tn: tidak nyata
Respon
6 BSP 12 BSP
Pola Respon
f
Interaksi Pr
Pola Respon
f
Dosis Pupuk
Pupuk Organik
15 Kadar Hara daun
………….………..
Pr Respon
Pupuk NPK
0.65 1.30
1.95 2.60
kg tan
⁻ ¹
kg tan
⁻ ¹
30 45
Pr Respon
tanah sehingga serapan unsur tersebut terganggu Abdul dan Zaharah 2004; Tohiruddin et al. 2010; Wigena et al. 2006.
Secara umum perlakuan pupuk organik dan NPK majemuk dipengaruhi oleh faktor iklim seperti curah hujan. Curah hujan rata rata yang dibutuhkan
tanaman kelapa sawit belum menghasilkan antara 1 700-2 500 mm tahun
-1
dengan rata-rata 142-208 mm bulan
-1
Wigena et al. 2009. Jumlah curah hujan rata-rata yang tercatat pada penelitian yang dilaksanakan ini adalah 279.3 mm bulan
-1
sehingga pelaksanaan aplikasi pemupukan dalam penelitian ini tidak mengalami kendala keterbatasan air dalam lingkungannya.
Dinamika Hara Tanah
Dinamika hara menunjukkan pergerakan kadar hara di dalam tanah. Pergerakan hara total N, P dan K diamati pada perlakuan dosis pupuk NPK
majemuk 1.3 kg tanaman
-1
dan pupuk organik 45 kg tanaman
-1
pada akhir penelitian. Dinamika hara yang diamati mulai dari kedalaman 0-20 cm, 20-40 cm
dan 40-60 cm di piringan pohon serta dibandingkan dengan perlakuan kontrol dipengaruhi oleh tekstur tanah.
Gambar 1. Dinamika pergerakan hara N, P dan K dalam tanah di piringan pohon Grafik a: Kadar N, P dan K perlakuan kontrol,grafik b :
Kadar N, P dan K perlakuan dosis optimum
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kadar hara total P, K terakumulasi di permukaan tanah 0-20 cm kemudian terjadi penurunan kadar hara
dengan bertambahnya kedalaman tanah Gambar 1, berbeda dengan hara N. Kadar hara N, P dan K dosis optimum pada akhir penelitian secara umum lebih
tinggi dibandingkan kontrol, namun pada unsur N terjadi pergerakan hara sampai kedalaman 40-60 cm. Hal ini diduga terjadi pergerakan yang cepat terutama unsur
N dalam tanah. Havlin et al. 2005 menyatakan bahwa nitrogen bersifat mobil di dalam tanah dan tidak terjerap dalam kompleks jerapan tanah. Berbeda dengan
kadar P dan K pada kedalaman 20-40 dan 40-60 cm relatif sama. Hal ini diduga karena mobilitas unsur hara P dan K yang sangat lambat. Penelitian Havlin et al.
a b
a b
b a