Kerapatan stomata per daun. Pengamatan dilakukan sebanyak dua kali
Ortogonal untuk menelusuri pola respons dari suatu faktor yang diteliti bertaraf kuantitatif kemudian dilanjutkan dengan uji regresi untuk menentukan dosis
optimum Mattjik dan Sumertajaya 2006. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SAS Statistical Analysis Sistem dan microsoft excel.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum
Lahan penelitian memiliki topografi datar hingga bergelombang. Analisis tanah awal sebelum perlakuan percobaan dapat dilihat pada Lampiran 1. Tanah
pada lahan percobaan ini bertekstur liat berdebu baik pada daerah gawangan maupun piringan. Reaksi tanah tergolong masam dengan pH H
2
O 4.5-5.0, kandungan N total sedang 0.17-0.19, P Bray 1 sedang 7.6-8.8 ppm dan K
rendah 0.15-0.35 me 100g
-1
. Kapasitas tukar kation tanah tergolong sedang 21.59-25.98 me100g, C-organik 1.75-2.00. Areal percobaan berada pada
ketinggian ± 115 m dpl dengan kondisi gawangan ditumbuhi gulma jenis lunak dengan ketinggian gulma tidak lebih dari 20 cm.
Hasil analisis pupuk organik menunjukkan pH 7.50 dengan kadar C- organik 18.27, N-total 0.60, P
2
O
5
0.98, K
2
O 0.39 dan hara-hara mikro Cu dan B serta KTK me 100 g1 dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil analisis pupuk
NPK majemuk yang digunakan dalam penelitian terkandung N 12.72, P
2
O
5
14.17, K
2
O 17.12. Curah hujan rata-rata di areal penelitian yaitu 279.3 mm bulan
-1
, tertinggi pada bulan Januari 2014 dan terendah pada bulan September 2013 masing-masing
606 mm dan 60 mm. Hari hujan berkisar antara 3-24 hari dengan rata-rata 16 hari,
suhu bulanan berkisar antara 27.0-31.1
o
C dengan rata-rata 28.8
o
C, kelembaban udara berkisar antara 66-86 dengan rata-rata 77.3 bulan
-1
Data iklim Kebun penelitian IPB-Cargill Bogor.
Tanggap Morfologi
Pemberian pupuk organik dan NPK majemuk berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan lingkar batang, namun tidak berpengaruh nyata terhadap
jumlah pelepah, panjang pelepah, luas daun dan persentase berbunga. Tinggi Tanaman
Respons peubah tinggi tanaman TBM kelapa sawit terhadap perlakuan pupuk organik dan NPK majemuk dapat dilihat pada Tabel 1. Perlakuan pupuk
organik berpengaruh nyata secara kuadratik pada 8 BSP sedangkan pada 10-12 BSP berpengaruh nyata secara linier. Perlakuan pupuk NPK majemuk
berpengaruh nyata secara kuadratik pada 11 BSP dan berpengaruh sangat nyata pada 12 BSP. Interaksi perlakuan pupuk organik dan NPK majemuk berpengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 8 BSP dengan persamaan regresi