biologis biological films yang biasanya terdiri dari diatom dan bakteri Richmond 1997.
Pemilihan tempat oleh larva planula karang kemungkinan dengan dasar signal kimia yang mempengaruhi reseptor yang terletak di permukaan bagian luar
larva karang. Planula karang kemudian akan bereaksi dengan lapisan biologis, dan untuk spesies karang Agaricia sp., ditemukan adanya signal kimia spesies spesifik
dari CCA crustose coraline algae dengan spesies tertentu Richmond 1997. 2.1.4 Bentuk Pertumbuhan Karang
Menurut Supriharyono 2000, dikenal beberapa macam bentuk umum pertumbuhan karang, diantaranya globose, ramose, branching, digitate plate,
compound plate, fragile branching, encrusting, plate, foliate dan micro atoll. Bentuk-bentuk ini dipengaruhi oleh beberapa faktor alam terutama oleh level
cahaya dan tekanan gelombang. Menurut Supriharyono 2000, ada empat faktor lingkungan yang mempengaruhi bentuk pertumbuhan karang, yaitu :
1. Cahaya . Ada kecenderungan bahwa semakin banyak cahaya, maka rasio luas
permukaan dengan volume karang akan semakin menurun;
2. Tekanan hidrodinamis . Tekanan hidrodinamis, seperti gelombang atau arus
akan memberikan pengaruh terhadap bentuk pertumbuhan karang. Ada kecenderungan bahwa semakin besar tekanan hidrodinamis, bentuk karang lebih
mengarah ke bentuk encrusting. Sebagai contoh, peristiwa ini dapat dilihat dari perbandingan bentuk karang masif, Porites lutea, yang tumbuh di Pantura Jawa,
seperti Jepara dengan yang berasal dari Teluk Penyu, Cilacap. Karang yang tumbuh di Cilacap cenderung berbentuk encrusting sedangkan di Jepara berbentuk
glabose;
3. Sedimen . Seperti diutarakan sebelumnya bahwa sedimen dapat mempengaruhi
pertumbuhan karang. Namun disamping itu sedimen juga diketahui menentukan pertumbuhan karang. Ada kecenderungan bahwa karang yang tumbuh atau
teradaptasi di perairan yang sedimennya tinggi, berbentuk foliate, branching atau ramose. Sedangkan di perairan jernih dengan sedimentasi yang rendah lebih
banyak dihuni oleh karang yang berbentuk piring plate dan digitate plate;
4. Subareal eksposure . Subareal yang dimaksud adalah daerah-daerah yang pada
saat-saat tertentu, ketika saat surut yang rendah sekali menyebabkan banyak karang yang mencuat ke permukaan air. Kondisi seperti ini biasanya cukup lama
sehingga dapat menyebabkan beberapa karang tidak dapat bertahan. Berkaitan dengan hal ini ada kecenderungan bahwa semakin tinggi level eksposure, semakin
banyak jenis karang yang berbentuk globose dan encrusting. Selain itu ciri spesifik adanya subaerial eksposure adalah banyaknya karang yang berbentuk
micro atoll .
Gambar 6 Bentuk-bentuk pertumbuhan karang berdasarkan responnya terhadap tekanan lingkungan Supriharyono 2000.
Bentuk koloni secara umum : 1. Globose
6. Fragile branching 2. Ramose
7. Encrusting 3. Branching
8. Plate 4. Digitate plate
9. Foliate
5. Compound plate 10. Micro atoll
2.2 Faktor Pembatas Terumbu Karang 1. Suhu