Ikan Karang Study Spatial and Temporal of Coral Reef State and Reef Fish Community after Tsunami In Weh and Aceh Islands Waters

pH antara 8,2-8,5. perubahan pH air laut asam atau basa akan mempengaruhi pertumbuhan dan aktifitas biologis. Jika nilai pH rendah atau bersifat asam berarti kandungan oksigen rendah.

2.3 Ikan Karang

Indonesia merupakan salah satu kawasan yang memiliki jumlah ikan karang terkaya di dunia. Allen 1991 menyatakan bahwa terdapat 123 spesies yang termasuk famili Pomacentridae, yang sekarang diperbarui sebanyak 152 spesies yang merupakan total tertinggi di dunia. Allen et al. 1998 mencatat sebanyak 87 spesies ikan bidadari Pomacentridae dan ikan kupu-kupu Chaetodontidae yang terdapat di Indonesia, yang juga merupakan jumlah tertinggi di dunia. Komunitas ikan karang merupakan salah satu komponen utama dalam ekosistem terumbu karang karena didapatkan dalam jumlah banyak dan menyolok. Karena jumlahnya yang besar dan mengisi seluruh daerah di terumbu, maka terlihat dengan jelas bahwa mereka merupakan penyokong hubungan yang ada di dalam ekosistem terumbu karang. Salah satu sebab tingginya keragaman spesies di terumbu karang adalah variasi habitat terumbu yang terdiri dari karang, daerah berpasir, teluk dan celah, daerah alga dan juga daerah yang dangkal serta zona-zona yang ebrbeda yang melintasi karang Nyabakken 1997. Secara komersial, ikan-ikan karang memegang peranan penting dalam sektor perikanan dan pariwisata English et al. 1997. Ikan karang merupakan jenis ikan yang umumnya menetap atau relatif tidak berpindah tempat dan pergerakannya relatif mudah di jangkau. Jenis substrat yang biasanya dijadikan habitat antara lain karang hidup, karang mati, pecahan karang dan karang lunak Suharti 2005. Berdasarkan tingkah lakunya, ikan karang ada yang hidup secara individual atau ditemukan menyendiri contohnya ikan lepu ayam Pterios sp., mengelompok 3-10 ekor contohnya ikan kambuna Platax sp. dan dalam bentuk gerombolan contohnya ikan ekor kuning Caesio sp.. Kelompok ikan karang terdiri dari: a jenis ikan yang hidup menetap di karang; b ikan yang minimal menggunakan wilayah terumbu karang sebagai habitatnya; c jenis ikan yang hanya berada di terumbu karang pada sebagian siklus hidupnya, misalnya saat juvenil dan pada saat dewasa baru keluar dari terumbu Nybakken 1997. Selain kecenderungan tersebut, ikan karang juga mempunyai sifat teritorial, mereka akan menentukan wilayah kekuasaannya sehingga jika mereka diusik oleh penyelam, beberapa saat kemudian akan datang kembali ke wilayah tersebut. Contohnya pada jenis ikan betok laut Pomacentrus sp., ikan giru Amphiprion sp. dan ikan kepe-kepe Chaetodon sp., sedangkan yang bersifat migratori atau senantiasa berpindah ekosistem antara lain ikan hiu Carcharinus sp. Nybakken 1997. Sekitar 30 sampai 100 spesies dari beberapa famili ikan karang yang banyak mendominasi, diantaranya adalah Pomacentridae ikan betok laut, Chaetodontidae ikan kepe-kepe, Acanthuridae ikan pakol, Scaridae ikan kakatua, Apogonidae ikan serinding, Gobiidae ikan gobi dan Serranidae ikan kerapu. Umumnya ikan-ikan karang ini mudah ditandai dari warna, corak dan struktur badannya yang berbeda, sehingga memudahkan dalam pengamatan jenis dan tingkah laku ikan-ikan karang. Keberadaan ikan karang pada suatu daerah terumbu karang secara langsung dipengaruhi oleh kesehatan terumbu atau persentase penututupan karang hidup yang berhubungan dengan ketersediaan makanan, tempat berlindung dan tempat memijah bagi ikan Sukarno et al. 1983. Distribusi dan kelimpahan komunitas ikan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor biologi dan fisik seperti gelombang, sedimen, kedalaman, perairan kompleksitas topografi dari substrat terumbu karang Galzin et al. 1994; Chabanet et al. 1997. Hampir seluruh ikan yang hidup di terumbu karang mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap ekosistem karang, baik dalam hal perlindungan maupun makanan. Oleh karenannya jumlah individu, jumlah spesies dan komposisi jenisnya sangat dipengaruhi oleh kondisi setempat. Telah banyak penelitian yang membuktikan adanya korelasi positif antara kompleksitas topografi terumbu karang dengan distribusi dan kelimpahan ikan-ikannya. Oleh karena itu pengamatan ikan karang ini senantiasa dilakukan bersamaan dengan pendataan bentuk pertumbuhan terumbu karang. 3 BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian