3.4.5 Distribusi spasial dan temporal antara kawasan penelitian dengan genus karang dan famili ikan karang
Distribusi spasial genus karang dan famili ikan karang pada habitatnya kawasan penelitian dianalisis dengan analisis koresponden Coresponden Analysis,
CA. Analisi tersebut didasarkan pada data baris I dan kolom J, dimana keduanya disajikan dalam bentuk tabel kontigensi antara misalnya: genus karang x modalitas
karakteristik kawasan penelitian. Matriks data disusun dengan menggunakan perangkat lunak. Ms.Excel. Data
matriks dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak MVSP versi 3.1 Multi Variate Statistical Package
dan statistica versi 6.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Pulau Weh dan Pulau Aceh
Pulau Weh terletak di ujung barat pulau Sumatra memiliki luas wilayah 153 km
2
atau 15.300 ha. Dilihat dari letak geografis, Pulau Weh terletak antara 05 -
46
’
28
”
-05 54
’
28
”
LU dan 95 13
’
02
”
-95 22’36
”
Kecamatan Pulo Aceh dengan pusat pemerintahan di Lampuyang terdiri dari 17 gampong desa dan 3 mukim dengan luas wilayah adalah 24,075 Km
BT. Berdasarkan letak geografis Indonesia wilayah kota Sabang berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu
Malaysia, Thailand dan India. Pulau Weh berada pada ketinggian rata-rata 28 meter diatas permukaan laut, berbatasan dengan Selat Malaka di utara dan timur,
Samudra Hindia di selatan dan barat. Pulau Weh dikenal dengan selogan Point of Zero Kilometer Republic of Indonesia
Titik Nol Kilometer Indonesia, ditandai dengan didirikan monumen untuk menandai dimulainya perhitungan jarak dan
luas teritorial Negara Republik Indonesia Bappeda Aceh 2005. Wilayah administrasi Kota Sabang terdiri atas 5 lima pulau yaitu Pulau Weh 153 km²,
Pulau Rubiah 0,357 km², Pulau Seulako 0,055 km², Pulau Klah 0,186 km² dan Pulau Rondo 0,650 km².
2
atau 24.075 Ha. Batas wilayah kecamatan di sebelah utara Selat Malaka, dan di
sebelah selatan, barat dan timur adalah Samudra Hindia. Pulau Aceh yang secara geografis terletak pada koordinat 5°40’-5°45 LU; 95°00’-95°10 BT. Secara
geografis, Pulau Aceh terletak di kawasan pantai barat Aceh yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia Bapeda Aceh 2005.
4.2 Kualitas Perairan Pulau Weh dan Pulau Aceh
Kondisi perairan baik secara fisik maupun kimiawi akan sangat menentukan ada tidaknya ekosistem terumbu karang, jika pun telah terbentuk faktor
lingkungan akan menyebabkan perubahan ekosistem terumbu karang. Setiap perubahan kondisi perairan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
ekosistem karang. Hasil pengambilan data kondisi fisik dan kimiawi pada titik penelitian dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini:
Tabel 3 Kualitas perairan pada setiap titik lokasi penelitian.
Stasiun Suhu
°C Salinitas ‰
Kecerahan Kedalaman
m
Anoi Itam 27.00
32.50 100
6-7 Ba Kopra
28.30 32.50
100 6-7
Batee Meurenon 29.00
32.50 100
6-7 Benteng
29.00 32.50
100 6-7
Beurawang 29.00
32.70 100
6-7 Canyon
28.00 32.50
100 6-7
Deudap 31.20
32.50 100
6-7 Gapang
29.00 32.30
100 6-7
Jaboi 28.30
33.00 100
6-7 Lamteng
28.00 32.60
100 6-7
Leun Balee 1 27.80
33.00 100
6-7 Lhoh
28.40 33.00
100 6-7
Lhok Weng 28.00
32.40 100
6-7 Lhong Angin 2
29.00 33.50
100 6-7
Paloh 28.00
33.50 100
6-7 Pasi Janeng 2
27.70 33.60
100 6-7
Pulau Klah 28.30
32.50 100
6-7 Reuteuk
28.40 33.70
100 6-7
Rubiah Channel 29.20
33.50 100
6-7 Rubiah Sea arden
29.00 32.50
100 6-7
Sumur Tiga 28.50
32.00 100
6-7 Ujong Seuke
27.80 32.30
100 6-7
Ujung Kareung 28.00
33.00 100
6-7 Ujung Seurawan
29.00 34.00
100 6-7
MAKSIMUM 30.20
34.00 100
6 MINIMUM
27.00 32.00
100 7
Perbedaan suhu pada masing-masing stasiun yang di ukur relatif kecil yaitu berkisar antara 27,00-30,20 °C. Suhu terendah diperoleh pada Anoi Itam dan suhu
tertinggi diperoleh pada stasiun Deudap. Kisaran suhu yang diperoleh dari keseluruhan stasiun yang diamati masih berada dalam kisaran suhu yang baik bagi
pertumbuhan biota karang. Menurut Nybakken 1997, terumbu karang dapat hidup subur pada perairan yang mempunyai kisaran suhu antara 23°C-25°C,
sedangkan suhu ekstrim yang masih dapat ditoleransi berkisar antara 36°C-40°C. Salinitas yang diperoleh pada semua stasiun penelitian berkisar antara 32-34
‰. Salinitas terendah diperoleh pada stasiun Sumur Tiga sedangkan salinitas lainnya relatif seragam. Kisaran salinitas yang diperoleh ini menunjukkan bahwa