Rumusan Masalah Study Spatial and Temporal of Coral Reef State and Reef Fish Community after Tsunami In Weh and Aceh Islands Waters

kelimpahan ikan karang jauh lebih besar dibandingkan pada penelitian bulan April 2005, terlepas dari kerusakan parah terumbu karang akibat perikanan yang merusak dan tingginya sedimentasi setelah tsunami, jumlah rata-rata juvenil yang ditemukan 8,0 juvenilm 2 pada terumbu yang rusak di Pulau Aceh besarnya hampir dua kali lipat dari di Pulau Weh 4,9 juvenilm 2 Spesies di ekosistem terumbu karang yang bisa dipakai sebagai bioindikator adalah ikan karang Tanner et al. 1994; Markert et al. 2003 karena keberadaan ikan- ikan karang sangat tergantung pada kesehatan terumbu karang yang salah satunya ditunjukkan oleh persentase penutupan karang hidup Houringan 1989; Ohman 1998; Lowe-McConnel 1987. Selain itu, ikan karang hidup berasosiasi dengan aneka bentuk dan jenis karang sebagai tempat tinggal, perlindungan dan mencari makan Nybakken 1997; Barnes 1987; Sale 1991. Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat menjadi bioindikator kesehatan ekosistem terumbu karang bila ditinjau dari tingkat pemulihannya di perairan Sabang dan Pulau Aceh. , menunjukkan tingginya tingkat pemulihan terumbu karang di pulau-pulau tersebut Ardiwijaya et al. 2007.

1.2 Rumusan Masalah

Gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Aceh telah mengakibatkan kerusakan terhadap ekosistem terumbu karang. Karang merupakan spesies yang unik yaitu memiliki kemampuan untuk pulih secara alami. Pemulihan ini sangat dipengaruhi oleh kualitas perairan dan kondisi lingkungan. Pengamatan secara periodik terhadap struktur komunitas ekosistem terumbu karang yang mengalami kerusakan bencana alam ataupun yang disebabkan oleh manusia sangat perlu dilakukan dalam pengelolaan terumbu karang. Pengamatan terhadap persentase karang keras dan rekrutmen karang bisa dilihat sejauh mana kemampuannya untuk pulih secara alami. Pemulihan terumbu karang ditandai dengan peningkatan jumlah dan keanekaragaman terumbu karang melalui pertumbuhan koloni karang baru. Pertumbuhan koloni karang muda akan menggantikan populasi yang hilang akibat gangguan dan kerusakan dan bahkan menambah luas areal penutupan karang keras sehingga terjadi keseimbangan antara kematian dan kehadiran karang baru di dalam ekosistem terumbu karang. Hasil monitoring tahun 2006 dan 2007 menunjukkan wilayah perairan Pulau Weh memiliki tutupan karang dan kelimpahan ikan karang yang lebih baik dibandingkan dengan wilayah Pulau aceh. Daerah terumbu karang Pulau Aceh yang tergolong dalam kondisi ekologis buruk menunjukkan bahwa daerah tersebut telah mengalami berbagai macam tekanan yang sulit menjalani pemulihan. Namun dengan mulai berkurangnya penangkapan ikan yang merusak sejak tahun 2005, terumbu karang Pulau Aceh mulai menunjukkan pemulihan diawali dengan tingginya rekruitmen karang dan meningkatnya kelimpahan ikan karnivora Ardiwijaya et al. 2007. Terdapat asosiasi yang erat antara ikan karang dengan habitatnya. Ikan-ikan yang hidup di terumbu karang memiliki kepentingan dan preferensi di ekosistem terumbu tersebut. Kondisi terumbu karang dapat mempengaruhi jenis, kelimpahan dan struktur komunitas ikan karang yang berasosiasi dengannya. Objek penelitian ini lebih ditekankan terhadap potensi pemulihan persentase karang keras dan persentase rekrutmen karang serta komunitas ikan karang pasca tsunami pada setiap kawasan penelitian untuk dapat menambahkan informasi terkini terhadap kondisi terumbu karang dan komunitas ikan karang di Pulau Weh dan Pulau Aceh.

1.3 Kerangka Pemikiran